30 August 2012

Penjelasan Resolusi DVR

Definisi resolusi pada DVR adalah dimensi gambar yang ditangkap oleh kamera cctv dan diproses oleh DVR, baik itu proses displaying maupun record. Proses displaying adalah menampilkan gambar yang ditangkap oleh kamera cctv ke output berupa monitor. Sedangkan recording adalah menyimpan hasil tangkapan kamera cctv ke tempat penyimpanan berupa hard disk.
Dimensi gambar hasil tangkapan cctv tersebut berupa lebar x panjang. Ada 3 macam tipe resolusi yang digunakan pada DVR yaitu:
  1. CIF (360 x 288).
  2. Half D1 (720 x 288).
  3. D1 (720 x 576).
Resolusi paling tinggi adalah D1. Kebanyakan installer menggunakan resolusi CIF. Alasannya selain lebih sedikit memakan ruang hard disk, juga frame rate yang digunakan lebih cepat, baik itu saat playback ataupun streaming via jaringan.
resolusi dvr 1




DVR sebenarnya membagi 2 proses display, yaitu live view dan playback. Melihat kamera secara langsung merupakan proses live view. User melihat apa yang sedang terjadi saat itu juga. Sedangkan proses playback, user melihat hasil rekaman kamera. DVR menggunakan resolusi yang berbeda antara live view dan playback.

Resolusi live view diset pada resolusi tetap, yaitu D1 (720 x 576). Resolusi playback tergantung pemilihan resolusi parameter record. Ada 3 pilihan resolusi record yaitu: CIF (360 x 288), Half D1 (720 x 288), dan D1 (720 x 576). Standar resolusi yang digunakan untuk record adalah CIF. Ini bisa dilihat dari spek frame rate yang dicantumkan oleh pabrik yang disandarkan pada resolusi CIF. Dimana hasil record akan semakin patah-patah (pergerakannya tidak mulus) saat resolusi record diubah ke D1. Padahal di spek (bahkan di tipe) disebutkan kalau DVR tersebut mampu merekam dengan frame rate real time.

Memang benar ada korelasi langsung antara resolusi dengan frame rate. Semakin rendah resolusi maka semakin tinggi frame rate, dan semakin mulus pergerakan objek pada DVR. Jika diinginkan hasil gambar dengan kualitas yang baik (tidak terlalu pecah saat di zoom), maka D1 menjadi pilihan, tetapi jangan lupa frame rate akan semakin turun yang imbasnya pergerakan objek akan semakin patah-patah.

Ada 2 istilah yang merujuk pada frame rate, yaitu RTD dan RTR.
RTD adalah Real Time Display. Hampir semua DVR standalone sudah RTD. RTD ini merujuk ke display live view. Pada DVR PC Based (DVR Card), fitur RTD termasuk spek istimewa, karena rata-rata tampilan live viewnya tidak sekencang DVR standalone (baca: live viewnya patah-patah).
RTR adalah Real Time Recording. RTR merujuk ke display playback yang real time, atau dengan kata lain frame rate recordnya tinggi (min. 25 fps).

Hitungan sederhana korelasi antara resolusi dan frame rate adalah sebagai berikut: Resolusi D1 adalah 720 x 576.
Resolusi CIF adalah 360 x 288.
D1 = 4 x CIF.
Maka pengaruh terhadap frame rate simpelnya adalah total maksimum frame rate dibagi 4.

resolusi dvr 2

Contoh perhitungan:
DVR 16 channel real time mempunyai frame rate recording maksimum 400 fps.
Frame rate masing-masing channel  = 400 / 16 = 25 fps.
Frame rate 25 fps ini diset oleh pabrik pada resolusi CIF. Maka jika diubah ke D1, frame rate 1 channel = 25 / 4 = 7,25 fps.
Kesimpulan:
  1. DVR menggunakan 2 resolusi berbeda untuk live view dan playback (record).
  2. Resolusi live view diset tetap dengan resolusi D1. Playback tergantung settingan parameter record.
  3. Resolusi D1 = 4 kali resolusi CIF.
  4. Semakin tinggi resolusi maka semakin rendah frame rate dan sebaliknya. Frame rendah mengakibatkan pergerakan objek patah-patah.
  5. Spek real time pada semua DVR adalah pada resolusi CIF, jika diubah resolusi ke D1 maka frame rate maksimum per channel adalah maksimum frame rate per channel dibagi 4.
Sekian postingan kali ini, jika ada pertanyaan silahkan isi kolom komentar.

3 komentar:

agungudik said...

Saya pakai DVR merk Avtech (seri lupa), dengan kamera yang pas2x-an (seharga 300 ribuan).
Apabila dibandingkan dengan punya temen saya yg pake KrisView dan kamera Sony, kok hasilnya jauh beda ya (baik di Live View maupun di Play back)? Punya temen saya, gambar lebih jernih.
Pertanyaannya:
1. Apakah ini disebabkan oleh perbedaan kamera? atau DVR nya?
2. Kalau kamera saya ganti yg bagus, apakah dapat membantu untuk peningkatan hasil gambarnya ?

admin said...

Mas Agung,
Berikut jawabannya:
1. Berdasarkan pengalaman saya penyebabnya bisa dari ke-2 nya.
2. Penggantina kamera harus disesuaikan dengan resolusi rekaman DVR. Jika menggunakan CIF, penggunaan kamera ber-TVL tinggi akan mubazir. Sebagai gambaran, resolusi rekaman DVR D1, maksimal TVL kamera yang dapat direkam adalah kurang lebih 540 TVL. Jadi jika menggunakan kamera TVL tinggi katakanlah 700, sisanya akan dibuang.
Oiya satu lagi. Brand memang sangat menentukan. Saya pernah membandingkan kamera china dengan branded kamera. Hasilnya kamera china memang di bawah branded kamera.
Hasil percobaan belum sempet saya posting disini. Insya Allah kalau ada waktu luang perbandingannya akan saya paparkan.

Anonymous said...

My sis informed me about your site and how nice it is. She’s proper,
I'm really impressed with the writing and slick design. It seems to me you’re simply scratching the floor in terms of what you can accomplish, but you’re off to an amazing begin!

Visit my web page - having trouble getting pregnant the third time

Post a Comment

Maaf jika ada pertanyaan yang tidak saya jawab, dikarenakan kesibukan penulis yang tidak memungkinkan untuk selalu online. Dan mohon maaf untuk iklan dengan terpaksa saya hapus.