20 January 2021

Mengatasi Gangguan Camera (4)

Kembali pada persoalan camera gelap di malam hari. Camera dengan feature Day&Night bisa mengatasi hal ini ketimbang camera tanpa DNF (Day&Night Function), sekalipun ia memiliki parameter lux yang rendah. Beberapa vendor sering mengunggulkan parameter lux yang rendah ini, padahal parameter ini "ibarat buah simalakama". Lux rendah memang diperlukan pada malam hari, namun pada siang hari camera akan silau. Untuk itulah parameter D&N kita libatkan, sebab camera jenis ini memiliki rentang pengaturan cahaya yang sangat baik. 

Setelah mendapatkan camera D&N, maka selanjutnya kita lihat kembali parameter lain yang terlibat. Ada lagi yang disebut TDN (True Day Night). Sekalipun tidak pernah diuraikan secara rinci oleh pabrik, tampaknya untuk malam hari camera ini lebih baik ketimbang hanya D&N saja. Parameter lainnya, yaitu ICR dan DSS. ICR (IR Cut-off Removable) dipilih apabila kita menghendaki penambahan lampu Infra Red yang terpisah untuk membantu penglihatan di malam hari. DSS tidak bisa melakukan itu, karena ia tidak merespon cahaya lampu infra red yang diarahkan ke dalam gelap.

Selanjutnya parameter SDNR (Super Dynamic Noise Reduction). Parameter inipun turut andil dalam memberikan citra di malam hari dalam hal kehalusan detail. Dengan parameter ini, gambar akan terlihat halus, tidak kasar sebagaimana dialami oleh camera yang "menderita" di malam hari. 

Jadi kesimpulan kami, untuk menangani camera gelap di malam hari setidaknya kita perlu mempertimbangkan salah satu paramater berikut: D&N Function (DNF), True Day Night (TDN) dan SDNR. Ilustrasi di bawah ini memperlihatkan, kendati cahaya malam hari relatif kecil, namun camera tanpa IR pun bisa bekerja sempurna (at least in our humble opinion!). 


Mengatasi Gangguan Camera (3)

Factory Plant Camera Installation: The Most Common Problems


Pada instalasi camera di pabrik dan plant, 2 (dua) masalah serius yang menghantui installer adalah:

1. Interferensi.
2. Gambar gelap di malam hari.

Mengatasi interferensi telah berlalu pembahasannya yang pada intinya lebih memerlukan seni ketimbang sains. Point penting dalam hal ini adalah mengenali penyebabnya dan melakukan "trial and error" berdasarkan basic knowledge yang "mumpuni". Inilah yang kami maksud dengan ungkapan more art than science, artinya kita tidak perlu analisa dengan teori yang rumit-rumit, sehingga menyebabkan over analisa (walau kadangkala kamipun melakukannya tanpa sadar!). Untuk interferensi kami cukupkan sementara sampai di sini.

Sekarang, bagaimana mengatasi gambar gelap di malam hari? Wow, ini malah lebih artistik lagi! Beberapa parameter yang tertera dalam spesifikasi camera ternyata bisa "berjatuhan" di lapangan. Hal ini disebabkan survey lokasi kebanyakan dilakukan pada siang hari, sehingga kita tidak mengetahui persis bagaimana kondisi medan di malam hari. Pada beberapa tempat, perbedaan kondisi ini cukup membuat heran para pemula. Rekaman DVR memperlihatkan adanya perbedaan yang kontras antara hasil gambar di siang hari dan malam hari. Inilah yang menjadi topik bahasan kami kali ini.

Sebelum menganalisa lebih jauh, marilah kita uraikan kembali masalah ini. Intinya, untuk aplikasi outdoor semua camera CCTV tetap memerlukan cahaya yang memadai pada malam hari, tak terkecuali infra red camera (IR Cam). Mengapa demikian? Infra red camera tetap memiliki daya jangkau yang terbatas. Silakan buktikan sendiri, kalau mau. Jadi, untuk lokasi outdoor yang gelap total, maka jarak pandang IR camerapun terbatas pula. Hal ini disebabkan infra red yang terserap oleh objek di sekitarnya (terutama pepohonan, rumput dan tanah). Nah, dari sinilah faktor desain kembali memegang peranan (penting). Sampai seberapa perlukah kita memakai infra red camera? Ataukah lampu di lokasi yang ditambah? Dua pertanyaan ini harus dimunculkan, agar antisipasinya bisa dilakukan di awal penawaran, bukan setelah camera terpasang.


19 January 2021

Mengatasi Gangguan Camera (2)



Setelah jenis gangguan dikenali dengan cermat, maka kita dapat memulai troubleshooting kecil-kecilan. Seperti halnya pasukan yang akan terjun ke medan perang, ada baiknya jika kita menyiapkan seperangkat "senjata lengkap" berupa peralatan penunjang. Berikut ini adalah list peralatan penunjang yang sangat membantu dalam troubleshooting CCTV di lapangan.


1. Camera Standar atau Dome yang cukup baik sebagai referensi. Usahakan camera cadangan ini memiliki salah satu feature berikut: TDN (True Day&Night), DNF (Day&Night Function) atau SDNR (Super Dynamic Noise Reduction).

2. Fixed lens dengan F Stop 1.6 atau 2.0 (milimeter bebas).

3. Power supply 2A (Switching).

4. Battery 12V/4AH (lengkap dengan clip dan jack DC). 

5. ST-BT01Q atau sejenisnya.

6. Multimeter Digital.

7. Ground Loop Isolator GL001 (sebaiknya 2 buah).

Daftar di atas telah mencukupi untuk satu kali troubleshooting. Sedangkan jika ingin lebih serius lagi, maka kita harus siapkan pula filter-filter tambahan seperti : Video Transformer Filter, High Frequency Blocker dan EMI Filter. Oleh karena kita belum mengetahui seberapa besar kekuatan musuh, maka makin lengkap peralatan penunjang, tentunya lebih baik.

Baiklah kita mulai dengan 2 contoh kasus yang sedang hangat saat ini, yaitu gambar bergaris (kasus elevator camera) dan redup-terang (kasus di ruang khasanah/vault).

1. Elevator Camera Problem

Gejala (symptom): Saat lift diam gambar bagus, tetapi saat lift bergerak gambar bergaris-garis.

Kemungkinan Penyebab
1. Induksi listrik pada kabel coaxial yang berdekatan dengan kabel power lift.
2. Koneksi kabel coaxial kurang baik.
3. Power supply lemah.

Alternatif Penanganan
1. Hubungkan output camera (ujung kabel coaxial di ruang mesin lift) langsung ke monitor. Lihat hasilnya. Jika bagus, maka masalahnya ada pada kabel ke monitor di control room.

2. Supply dulu camera dengan battery 12V/4AH, lalu amati gejalanya. Jika masalah hilang, maka dipastikan sumber gangguannya adalah dari power adaptor (karena saat memakai baterai, gambar bagus, bukan?). 

3. Selanjutnya: pisahkan sumber listrik untuk adaptor camera dengan power untuk lift. Kalau perlu, gantilah adaptor camera dengan yang lebih baik (jenis switching) atau pasanglah EMI filter pada jalur 220V yang diperuntukkan bagi adaptor camera.

4. Jika point 2 di atas masih bermasalah (gangguan belum hilang), cobalah tambahkan GL001 pada output camera, lalu amati gejalanya. Boleh juga dicoba dengan memasang GL001 di kedua ujung kabel : satu di output camera dan satu lagi di input monitor. 

5. Bila perlu, untuk sementara ganti camera dengan camera cadangan, lalu amati hasilnya. Jika gangguan hilang, maka sumber masalah ada pada camera.

6. Selesaikan dulu masalah di titik ini (di ruang mesin lift) sebelum mengatasi masalah di Control Room (DVR).

7. Jika di ruang mesin lift tidak ada gangguan, namun saat tiba di control room gangguan kembali muncul, cobalah untuk tetap menggunakan dua buah GL001 yaitu: satu di output camera dan satu lagi di input DVR (yang ada di control room).

8. Jika masalah tak kunjung hilang juga, pertimbangkanlah untuk menggunakan teknik video balun.


2. Lighting Problem

Gejala (Symptom): saat lampu TL dinyalakan, gambar redup-terang berulang kali (gambar berdenyut).

Kemungkinan Penyebab: cahaya lampu berada pada titik ambang (threshold) electronic shutter lensa.

Alternatif Penanganan:
1. Pastikan power supply bekerja baik (gunakan ST-BT01Q).

2. Jika ada, tempatkan DIP switch FL (Flickerless) pada posisi ON pada standard / box camera .

3. Pilihlah lensa dengan F Stop besar (misalnya 2.0).

4. Jika masih mungkin, mainkan arah camera sampai gangguan hilang atau berkurang.

5. Ganti camera dengan camera cadangan, amati hasilnya.

Kasus-kasus seperti ini lebih banyak memerlukan trial and error yang cermat dan ketenangan dalam analisa, sebab antara satu kasus dengan lainnya berbeda. Dalam menangani kasus seperti ini, terkadang lebih diperlukan seni ketimbang sains. Maka, kami mengatakan bahwa mengatasi masalah pada camera it's more art than science.


Mengatasi Gangguan Camera (1)

                                           

Problematika camera kerap menjadi kecemasan installer (dan juga vendor!), yaitu ketika melihat hasil gambar di layar monitor yang tidak sesuai dengan harapan. Gambar silau, goyang dan bergaris merupakan ciri khas dari problematika camera. Saking sulitnya, seringkali untuk mengatasi problem itu dipakai cara coba-coba (trial and error). Penerapan teknik trial and error ini bukan tanpa alasan, mengingat sumber gangguan tidak bisa diketahui dengan pasti. Kita hanya bisa melihat gejala yang tampak pada hasil gambar, tanpa bisa memprediksi sebelumnya. Pada uraian kali ini kami mencoba mengelompokkan jenis gangguan tersebut dengan harapan penanganannya bisa dilakukan dengan cermat dan tepat.

Jenis Gangguan dan Penyebabnya

1. Gambar Silau (Whiting out)
Gambar silau umumnya terjadi saat camera melihat benda yang memantulkan cahaya. Contoh klasik dalam masalah ini adalah sinar matahari atau lampu yang jatuh di atas lantai maupun dinding berwarna putih. Demikian juga di paving block di halaman, atap mobil box dan ruangan  dengan lampu TL yang menyebar rata semisal factory outlet, studio foto, ruang QC di pabrik dan lainnya. Pada kondisi seperti ini, camera dengan F Stop rendah cenderung "gagal" dalam  menangkal cahaya kuat. Adakalanya saat camera ditundukkan ke bawah, gambar menjadi normal, tetapi sayang objek yang ditangkap tidak sesuai dengan keinginan user. 

2. Gambar Pudar (Faint)
Gambar pudar ditandai dengan melemahnya warna di semua tepi dari objek yang ditangkap. Penyebab utama biasanya dari kabel yang panjang atau kualitas kabel yang jelek serta power supply yang lemah (drop). Bisa juga dari sambungan connector yang kurang baik (sekalipun hal ini jarang dituding sebagai penyebab utama).

3. Gambar Bergelombang (Waving)
Gambar goyang umumnya disebabkan oleh interferensi dari frekuensi rendah, misalnya frekuensi listrik 220V/50Hz dari PLN atau genset.  Bisa juga disebabkan oleh faktor Ground Loop yang kerap terjadi pada instalasi kabel coaxial yang panjang.

4. Gambar Bergaris
Gambar bergaris disebabkan oleh gangguan frekuensi tinggi seperti lokasi yang berdekatan dengan pemancar radio siaran, radio amatir dan CB (citizen band). Masing-masing gangguan memiliki ciri khas. Jika gangguannya terus menerus, maka dipastikan dari pemancar radio siaran, sedangkan apabila sesekali namun sering, maka gangguan tersebut berasal dari komunikasi radio amatir atau CB.

5. Gambar Meteorit
Istilah meteorit adalah istilah kami. Gejalanya mirip seperti meteor atau komet yang "menghiasi" layar monitor. Penyebabnya adalah induksi dari motor-motor listrik seperti bor, generator, dinamo mesin dan semisalnya. 

Nah, setelah mengetahu ada pada kelompok manakah masalah camera kita, kita bisa mulai melacaknya satu per satu mulai dari sana.



21 April 2020

Mengapa DVR Jadi Tidak Bisa Merekam? (Bagian 3)

Apapun yang terjadi, saran kami jika tidak terpaksa jangan memakai berbagai mode perekaman pada channel tertentu dengan dalih menghemat hard disk. Cara ini memang bisa dilakukan, tetapi akan berdampak negatif pada sistem. Memakai mode rekaman yang berbeda-beda di setiap Channel menyebabkan sistem cenderung tidak stabil (paparan untuk soal ini lumayan panjang, namun bagaimana dengan pengalaman Anda?). Selain itu, perhitungan mengenai durasi rekamanpun menjadi tidak bisa dilakukan, sebab variabelnya tidak menentu. Maka dari itu, jangan heran jika ada merk DVR yang malahan tidak bisa melakukan hal ini. Artinya, semua channel hanya bisa memakai mode rekaman yang sama, misalnya Continuous semuanya atau Schedule semuanya, tidak bisa dicampur. 


4.  Pastikanlah indikator rekaman benar-benar tampil pada display
Pesan ini terdengar lucu, tetapi tidak ada salahnya jika kami ingatkan kembali, sebab ini adalah indikator satu-satunya bahwa DVR kita telah melaksanakan fungsinya dengan benar. Indikator ini bisa berupa tulisan REC, bulatan merah, simbol orang (mode Motion) atau tanda jam (mode Schedule). Pastikan pula menu OSD (On Screen Display) untuk mode ini tidak dibuat Disable.

5. Waspadailah Overwrite
Seringkali kita tidak bisa memastikan kapan tepatnya rekaman kita mulai ditimpa dengan rekaman baru (overwrite) dan bagian mana saja dari hard disk yang masih tersisa. Hal ini dikarenakan karakteristik penghapusan pada DVR tidak sama persis dengan pita analog. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengamatan secara seksama kapan rekaman ini benar-benar habis. Gunakan utility Space Calculator dan sebagai pendekatan ambillah durasi 1 minggu dulu, lalu simpulkan hasilnya. Overwrite menyebabkan rekaman lama kita menjadi hilang dan tidak bisa kembali lagi. Oleh karena itu waspadilah hal ini dan kalau perlu buatlah pilihan ini menjadi Disable dulu, paling tidak sampai kita benar-benar memahami karakteristik DVR kita. Setelah itu tergantung pada keperluan, apakah akan di enable atau tidak.

6. Jangan Lupa Backuplah Program Setting
Jika performa DVR kita sudah memuaskan, maka jangan lupa untuk men-save setting programnya ke dalam flash disk melalui menu Backup Settings atau menu yang semisalnya. Jadi saat DVR kita ngadat dan kebetulan vendor berbaik hati untuk menggantinya dengan DVR baru yang sama tipenya, maka kita tidak perlu repot lagi men-setting ulang DVR baru ini dari awal. Cukup kita me-restore saja settingan yang sudah di-save tadi ke DVR pengganti melalui menu Restore Settings.

Sekian sekedar Tips dari kami. Sekali lagi, dengan menjalankan sebagian dari tips di atas ditambah anda yakin akan kualitas DVR anda, mengapa harus khawatir?