Showing posts with label Alarm. Show all posts
Showing posts with label Alarm. Show all posts

22 September 2023

Begini Cara Pemasangan PIR Indoor Yang Benar

Cara Pemasangan PIR Indoor Yang Benar


Sekalipun topik ini sudah disampaikan beberapa waktu lalu, namun tidak ada salahnya jika kami ketengahkan lagi, sebab pertanyaaan seputar masalah ini masih sering diajukan. Tingginya angka False Alarm mengharuskan installer mencari solusi yang komprehensif ketimbang menyalahkan produk itu sendiri. Demikian pula halnya apabila sensor PIR dirasa kurang sensitif, maka perlu dicarikan pula solusinya, karena baik false alarm maupun missed alarm (tidak mendeteksi) keduanya sama-sama tidak bagus. Nah, tips berikut ini semoga berguna buat anda.

1. Pilihlah lokasi yang ideal
Lokasi ideal indoor PIR adalah di sudut ruangan dan mengarah ke dalam, bukan ke arah jendela. Keuntungan menempatkan PIR di sudut ruangan adalah perolehan coverage area yang optimal (mendekati 90 derajat). Selain itu pada posisi ini tidak diperlukan bracket tambahan, karena lekukan casing belakang PIR sendiri sudah membentuk sudut 90 derajat. Teknisi tinggal melubangi casing belakang PIR untuk disekrupkan ke tembok dengan menggunakan fischer (S6). Namun, sebelum dipasang usahakanlah agar PIR tidak "melihat" benda-benda ini:

- ventilasi udara (lubang angin),
- kaca jendela luar, 
- air conditioner (ac), kulkas (refrigerator) dan kipas angin,
- benda-benda yang bergelantungan di plafon, semisal display atau banner,
- monitor PC, tungku pemanas, kompor gas (jika dipasang ke arah di dapur),
- void lantai 2,
- tangga naik,
- kap mesin mobil,
- bagian atas lemari (lintasan tikus),
- tumpukan dus yang tinggi.

2. Perhatikan ketinggian
Percayalah, PIR dengan ketinggian yang benar akan memberikan performa walk test maksimum. Perhatikanlah ketinggian yang direkomendasikan oleh pihak factory. Kalau perlu ukurlah ketinggian ini dengan meteran. Ketinggian ini diukur dari bagian tengah PIR (as) terhadap lantai. Seperti diketahui, pada umumnya di bagian tengah inilah terletak "mata" PIR yang disebut dengan pyro sensor.




3. Jangan menekuk atau menundukkan PIR
Kebiasaan ini sering dijumpai pada instalasi PIR, baik indoor ataupun outdoor. Padahal posisi PIR yang benar adalah rata dengan tembok (flat) atau sejajar dengan lantai, bukan ditundukkan ke arah lantai. Aneh, ya?

4. Berilah jeda saat walk test
Lakukanlah walk test dengan cara memotong pola deteksi PIR, bukan berjalan ke arah PIR. Berilah jeda waktu sekitar 5 - 10 detik sebelum melakukan walk test berikutnya. Lakukanlah walk test ini dengan cara berjalan normal (zig-zag), bukan dengan cara melambai-lambaikan tangan (seperti banyak dilakukan oleh teknisi ataupun customer). Lambaian tangan belum cukup kuat untuk membuat PIR mendeteksi, karena saat itu orang dalam keadaan diam (tidak berjalan). Sampaikanlah hal ini kepada customer, supaya mereka mengerti, sehingga bisa melakukan walk test sendiri dengan benar.

5. Pastikan tegangan PIR benar
Jika perlu ukur kembali tegangan PIR dan pastikan nilainya berada pada range 10V - 14VDC. Tegangan yang ngedrop merupakan salah satu penyebab false alarm yang terkadang luput dari analisa.

6.  Pertimbangkanlah untuk menutup area penyebab false alarm
Teknik ini dinamakan masking dan umumnya diterapkan pada PIR outdoor. Dengan mempelajari pola deteksi PIR, kita bisa menutup beberapa area tertentu dengan stiker putih atau transaran yang telah disertakan oleh factory. Dengan demikian PIR tidak melihat benda-benda yang menyebabkan false alarm seperti yang telah disebutkan pada point 1.




7. Manfaatkanlah feature cross zone atau double knock
Feature ini sebetulnya dimiliki oleh panel alarm. Jika upaya di atas kurang efektif, maka pertimbangkanlah untuk meng-on-kan feature ini pada panel alarm.

Nah, sebelum mem-vonis PIR jelek dan sebagainya, ada baiknya kita memperhatikan dulu hal-hal di atas. Bagaimana? False Alarm? No way, bukan?


04 July 2013

Pertimbangan Saat Akan Membeli Alarm Rumah


Kali ini kami sajikan langkah demi langkah saat kita akan membeli alarm rumah. Berkonsultasilah dengan penjual seputar masalah ini, sehingga mereka bisa memberikan harga dan sistem yang terbaik bagi anda. Semoga bermanfaat.

Langkah 1: Mulailah dengan mengamati sekeliling rumah kita untuk menentukan ada berapa banyak jendela, pintu dan area luar yang perlu dilindungi. Tuliskanlah semuanya ke dalam satu catatan. 

Langkah 2: Tentukan lokasi yang pas untuk meletakkan panel control dan keypad. Tempat yang bisa dipakai untuk keypad umumnya adalah di ruang tidur, dekat pintu masuk, ruang kerja ataulokasi lain yang dianggap paling aman.

Langkah 3: Kira-kira seberapa jauhkahjendela dan pintu dari panel control. Ini akan memberikan gambaran berapa panjang kabel yang harus ditarik apabila sistem alarm memakai kabel. Jika memilih sistem wireless, maka hal ini menjadi gambaran apakah sensor bisa berkomunikasi dengan panel atau tidak. Perlu diingat: memasang sistem kabel di bangunan jadi adalah lebih sulit dan memerlukan skill tersendiri. Pelajarilah lebih lanjut mengenai perbedaan antara sistem kabel dengan wireless. 

Langkah 4: Tentukan apakah kita ingin memakai jasa alarm monitoring?  Jika ya, maka kita harus persiapkan biaya per bulanannya. Ada satu alternatif yang lebih murah, yaitu dengan memasang voice dialer  yang akan menghubungi  telepon pribadi atau nomor telepon lain jika terjadi alarm.

Langkah 5: Catatlah kebiasaan sehari-hari keluarga kita. Apakah ada yang sering bangun tengah malam untuk mencari cemilan atau pergi ke kamar mandi? Apakah ada hewan peliharaan yang dibiarkan berkeliaran dalam rumah? Apakah anda memiliki harta berharga yang membutuhkan peralatan keamanan lebih canggih, seperti camera CCTV?  Kondisi ini akan memengaruhi penempatan motion sensor -semisal PIR indoor-  dan sensor lain yang kita butuhkan, misalnya door contact di pintu-pintu penghubung antar ruangan.

Langkah 6: Tidak perduli kita memilih sistem kabel atau wireless, semua sistem  tersebut harus mampu memantau seluruh area di rumah. Setiap jendela, pintu dan perangkat lain yang berhubungan ke dalam sistem dianggap sebagai sebuah zone. Jumlah zone dalam satu sistem bervariasi antara satu merk dengan yang lain. Sebagai contoh, panel control wireless dengan kapasitas sampai dengan 28 zone, pada umumnya sudah lebih dari cukup untuk melindungi satu rumah tinggal. 

Langkah 7: Sadarilah bahwa jika kita memilih sistem kabel, maka teknisi (installer) harus menarik kabel dan mengebor beberapa lubang di dinding. Jika memilih sistem wireless, jangkauan transmisi harus cukup untuk menutupi seluruh tempat dan menjangkau sensor terjauh terjauh dari panel control. Ini adalah trade-off antara sistem kabel dengan wireless.

Langkah 8: Sangat penting pula untuk melengkapi sistem keamanan rumah dengan sensor tambahan, seperti detector CO (carbon monoxide) di sekitar area garasi, detector kebocoran gas elpiji di dapur, detector luapan air (flood detector) di area basah dan semisalnya. Pertimbangkan pula untuk memasang satu atau beberapa tombol panic, selain panic button yang ada pada remote control sistem wireless. 

Langkah 9: Sistem alarm rumah harus user-friendly. Salah satunya cirinya adalah saat penggantian atau pembuatan PIN dapat dilakukan dengan mudah dan prosedurnya sederhana. Singkatnya, semua anggota keluarga yang dewasa dapat belajar cara mengoperasikan sistem, tanpa ada kesan ribet.

Langkah 10: Pastikan kembali soal garansi, apakah meliputi instalasi kabel ataukah hanya produknya saja. Pastikan pula apakah barang yang rusak dalam masa garansi akan diganti baru atau diperbaiki. Masa garansi yang wajar -misalkan 2 tahun- lebih layak dipertimbangkan ketimbang yang lama, tetapi penjualnya sulit dihubungi, teknisinya tidak kunjung datang atau produknya sering rewel. 

05 May 2012

Beberapa Accessories Alarm yang Berguna


Pengantar
Kali ini kami akan membahas tentang accesories Alarm yang juga tak kalah bergunanya. Mengapa demikian? Sebab tanpa disadari beberapa diantara accessories tersebut justru diperlukan saat situasi darurat. Bak pepatah sedia payung sebelum hujan, maka pada posting kali ini kami akan membahas bagaimana aplikasi dari peralatan tersebut dan sampai seberapa jauhkah efektivitasnya? 



1. Voice Dialer
Jika anda sudah memasang sistem alarm di rumah, tapi belum bisa menghubungi nomor telepon saat terjadi alarm, maka accessories inilah yang pertama kali kami rekomendasikan. Apa sebab? Sebab, unit inilah satu-satunya penghubung anda dengan orang lain, entah itu tetangga, kerabat, teman atau siapa saja. Saat terjadi alarm, maka unit ini akan memutar nomor telepon yang sudah diprogram di dalam memorinya. Pada umumnya, sebanyak 4 - 6 nomor telepon bisa dihubungi secara berurutan, sambil mengeluarkan pesan yang sudah anda rekam sendiri sebelumnya. Isi rekaman mestilah jelas dengan menyebut nama dan alamat. Walau kerabatpun tahu bahwa itu suara kita, tidak ada salahnya jika kita menyebut identitas dan alamat pada awal rekaman. Kendati demikian, kami tidak menyarankan agar unit ini diprogram ke nomor polisi, sebab urusannya nanti bisa berbeda. Unit ini bisa dihubungkan langsung dengan kabel telepon di rumah kita atau di belakang extension PABX. Jika dipasang pada extension PABX, pastikan extension ini tidak diblokir untuk mendial ponsel dengan awalan 0 .

2. GSM Line Backup
Masih berkaitan dengan fungsi dialer, maka accessories ini perlu pula tersedia sebagai sarana backup seandainya terjadi sesuatu pada saluran telepon kita. Saat ini komunikasi GSM sudah demikian penting dan hampir bisa menggantikan peran telepon kabel. Oleh karena itu unit ini bisa diandalkan sebagai line cadangan untuk voice dialer saat terjadi alarm apabila line telepon di rumah kita sedang down. Sejatinya unit ini sering disebut dengan GSM Fixed Wireless Terminal (GSM FWT). Jika sebuah kartu GSM yang masih aktif dimasukkan ke dalam unit ini, maka kita akan memiliki telepon layaknya telepon kabel  dan bisa dipakai bertelepon ria. Apabila hanya dipakai untuk percakapan saja, unit ini terbilang costly. Namun, saat-saat situasi genting (misalkan telkom mengalami gangguan), maka unit ini sangat berguna. Unit ini diperlukan pula di daerah-daerah yang belum terjangkau saluran telepon kabel.

Ada beberapa pengalaman menarik seputar penggunaan alat ini, khususnya pada produk keluaran awal. Faktor panas dan kehandalan dari sirkuit communicator module menjadi isu utama, terlebih lagi pada saat sinyal kurang kuat. Akibatnya sudah bisa diduga, yaitu unit kerap mengalami 'hang'. Walaupun mengatasinya cukup mudah (cabut power supply dan menancapkannya kembali), namun tak urung hal ini cukup merepotkan pemakai. Solusi yang paling baik adalah dengan menempatkan unit ini sebebas mungkin, agar tangkapan sinyalnya maksimal. Pada beberapa tipe ada yang menggunakan vertical whip antenna (antenna pecut) dengan kabel cukup panjang, sehingga kita tinggal mengatur letak antenna saja setinggi mungkin.

Kini, berita bagusnya adalah masalah klasik ini sudah bisa diatasi pada produk keluaran terbaru. Layout komponen lebih ringkas dan kualitas communicator module sudah diperbaiki secara signifikan. Selain GSM, tersedia pula unit yang memakai kartu CDMA.



3. Money Trap
Sesuai dengan namanya, maka accessories ini layak dipertimbangkan untuk dipasang di laci meja dimana anda biasa menyimpan uang. Taruhlah di dalamnya beberapa lembar uang pecahan terbesar. Dengan menyambungkan alat ini ke input autodialer atau GSM FWT di atas, maka untuk selanjutnya bisa kita tebak sendiri, bukan?




4. Remote Control
Kendati samasekali bukan barang aneh, namun kehadiran remote control (keyfob) bisa sedikit menambah kenyamanan dalam mengoperasikan sistem alarm di rumah anda. Selain berfungsi menghidupmatikan sistem, remote control bisa dipakai sebagai pemicu siren pada saat diperlukan. Namun, apabila bunyi siren dirasakan beresiko, kita bisa menggunakan remote ini sebagai pemicu autodialer atau zone yang diprogram sebagai silent panic.  Saat terjadi sesuatu, kita dapat menekan salah satu tombol pada remote control ini, tanpa membunyikan siren. Pada saat bersamaan, autodialer akan menghubungi kerabat dekat atau tetangga kita. Jika anda adalah pelanggan CMS, maka sinyal panic ini sudah terbaca oleh operator, sehingga ia bisa menentukan langkah apa saja yang mesti diambil sesuai dengan prosedur standar.


5. LED Indicator
Accessories ini berguna untuk mengetahui apakah sistem alarm kita sudah aktif atau belum pada saat alarm dioperasikan via remote control. Mintalah teknisi untuk memasang unit ini, baik di dalam box plastik ataupun di dalam kotak siren, sehingga mudah terlihat. Dengan adanya indicator ini kita yakin sepenuhnya bahwa sistem alarm sudah aktif, sehingga aman saat pergi meninggalkan rumah.







6. No Activity Arming
Sejatinya ini bukanlah accessories, melainkan fitur yang terdapat pada panel alarm. Jika karyawan kita termasuk pelupa atau bahkan malas untuk menghidupkan alarm saat tutup toko, maka gunakanlah fitur ini. Pasanglah sebuah sensor magnetic contact pada pintu yang selalu terbuka dan hanya ditutup saat pulang (toko tutup). Programlah sensor ini sebagai delay zone dan isilah berapa lama sistem alarm harus aktif setelah pintu ini ditutup, misalkan diisi 015 (15 menit). Maka, setelah 15 menit pintu toko ditutup, sistem alarm akan aktif sendiri secara otomatis. Pintu yang dimaksud tidak mesti pintu depan saja. Kita bisa memanfaatkan sebarang pintu lainnya asalkan tetap terbuka selama jam toko. Sederhana, bukan? Fitur ini menarik, karena bisa membuat sistem alarm menjadi nyaman digunakan.