Showing posts with label dvr internet. Show all posts
Showing posts with label dvr internet. Show all posts

25 April 2021

Cara Setting No IP di Modem Huawei HG8245h Untuk CCTV

Settingan DDNS No IP di modem Huawei HG8245h seharusnya sama mudahnya dengan modem lainnya. Entah kenapa Huawei memperumitnya semenjak awal digunakan sebagai modem seribu umat Indihome. Dulu Host address sebagai updaternya harus menggunakan dyndns-custom, sekarang sudah menggunakan updater No IP sendiri. Banyak perubahan menu settingan pada software upgrade terbarunya. Berikut versi softwarenya.


Pastikan sudah mempunyai akun No IP dan menambahkan domain name nya DISINI. Lebih jelasnya bisa dilihat dipostingan INI. Berikut domain name yang saya gunakan. Oiya catat domain name yang sudah ditambahkan di dashboard No IP untuk diinput di modem Huawei HG8245h.



Langkah selanjutnya, login ke modem Huawei HG8245h dengan IP Address 192.168.100.1. Seperti biasa username telecomadmin dan password admintelecom. Klik menu berikut NETWORK APPLICATION > DDNS CONFIGURATION. Isi dan sesuaikan dengan domain name dan akun No IP anda. Lebih jelasnya bisa dilihat gambar di bawah.


Setelah diisi dan disesuaikan dengan akun anda, klik Apply. Perhatikan DDNS SERVICE STATE, RUN STATE nya akan dalam kondisi DOWN. Jangan khawatir, TUNGGU MINIMAL 2 MENIT, dan REFRESH browser anda, run state nya akan berubah ke UP setelah 2 menit. 

Satu catatan: domain name gratis dari No IP kadaluwarsa dalam 1 bulan. Setelah nya harus dibuat lagi (di add) secara manual di website nya.

Masih ada yang kurang jelas? Komen di bawah ya ....

05 March 2020

Access Internet 3 DVR Menggunakan 1 Hostname DDNS

Pertanyaan yang kerapkali muncul adalah bagaimana jika kita akan meng-access 3 DVR di satu lokasi. Apakah kita perlu membuat 3 hostname berbeda di DynDNS atau No-IP ataukah cukup dengan satu hostname saja? Sekadar penyegaran, maka yang disebut hostname adalah nama yang kita buat di DynDNS (atau layanan DDNS lainnya), seperti: dvrkantor.mine.nu,  dvr.dvrdns.org dan sebagainya.  

Setelah memahami apa itu WAN IP dan mengapa diperlukan DDNS, maka point terpenting dalam access DVR ini sebenarnya adalah Port. Ya, Port. Sebab Port inilah yang "dilihat" oleh aplikasi remote DVR. Apa itu Port? Wah, kalau pertanyaannya seperti ini, terus terang kami agak nervous dalam menjawabnya. Bagi kami yang terbilang awam, maka Port adalah alamat virtual (semu) yang hampir dapat diisikan dengan angka berapa saja (kecuali angka yang dikhususkan untuk aplikasi tertentu). Isian Port ini terdapat pada menu Network Setting setiap DVR, baik jenis Standalone maupun PC Base. Perbedaannya, pada DVR Standalone umumnya hanya diminta satu isian Port saja (misalnya 5445 dan lainnya), sedangkan pada PC Base ada yang sampai 4 (empat) isian Port, misalnya: 9001, 9002, 9003 dan 9004. Berapapun banyaknya isian Port, namun yang jelas semua alamat Port ini harus dimasukkan ke dalam list Virtual Server pada modem ADSL. Perhatikanlah contoh diagram di bawah ini.


Diagram di atas memperlihatkan bagaimana 3 DVR di satu lokasi akan di-access oleh laptop/PC di lokasi lain. Syarat utama agar tiga DVR ini dapat di-access adalah:

1. Kita harus membuat dulu satu account di DynDNS ataupun No-IP, sehingga nantinya kita memiliki parameter:
    - Hostname : mis. dvrkantor.dvrdns.org atau dvrkita.no-ip.org atau nama lainnya terserah kita.
    - Username : yaitu nama login kita  (mis. di layanan no-ip).
    - Password  : yaitu password login kita di layanan tersebut. 

Catat: tiga parameter inilah yang diperlukan saat kita bermain-main dengan settingan DDNS (Dynamic DNS)!

2. Setelah itu kita masukkan parameter di atas ke dalam salah satu diantara dua pilihan ini:
    2.1 Menu Network pada salah satu DVR (tidak perlu semuanya). Contoh isiannya seperti ini
     2.2  Menu Dynamic DNS pada modem ADSL Speedy kita.

3. IP Address dan Port yang harus dibuat berbeda antar DVR (lihat diagram).

Langkah selanjutnya adalah memasukkan IP Address dan Port setiap DVR ke dalam menu Virtual Server yang ada pada modem ADSL (contohnya TP-Link TD-8840). Caranya: masuklah ke menu Advanced Setup --> pilih NAT --> Virtual Server, lalu klik Add. Contohnya sebagai berikut:





Jika masing-masing sudah di-Save/Apply dengan benar, maka kita akan memperoleh daftar Virtual Server lengkap seperti ini:


4. Lakukanlah verifikasi open port dari PC/laptop yang berada dalam satu jaringan lokal. Caranya : masuklah ke situs http://canyouseeme.org. Pastikan semua DVR sudah dalam keadaan on dan tersambung semua dengan ADSL modem. Pada kolom What Port isikanlah 5445 dan lihatlah apakah Success atau Error. Demikian juga untuk Port 5446 dan 5447.

5. Jika semua Port telah Success, maka seharusnya kita bisa langsung meng-access setiap DVR, baik satu per satu maupun secara simultan, yaitu sebagai berikut:
- Untuk DVR1 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5445
- Untuk DVR2 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5446
- Untuk DVR3 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5447

Untuk jumlah DVR yang lebih banyak, maka kita hanya perlu membedakan Port-nya saja dengan membuat konfigurasi virtual server seperti di atas. Kabar baiknya adalah kita bisa meng-access semua DVR secara simultan tak ubahnya seperti membuka beberapa situs di internet sekaligus. Namun kabar buruknya adalah, access DVR yang jor-joran seperti ini jelas akan memboroskan bandwidth. Jadi jangan heran jika gerakannya akan sangat lambat. Tetapi hanya untuk sekadar mencoba, bolehlah!

Terakhir, teknik ini bisa diterapkan sekalipun ketiga DVR tersebut berasal dari merk berbeda, bahkan jika salah satunya adalah DVR PC Base. Dengan demikian kita bisa melakukan test (semacam benchmarking) untuk mengetahui DVR mana yang gesit dan mana yang lelet.  DVR yang smart adalah DVR yang sukses dalam memanfaatkan keterbatasan bandwidth, bukan DVR dengan feature melimpah, namun tidak berdaya saat menghadapi bandwidth kecil. 

Penutup
Sebetulnya yang lebih "aman" adalah memasukkan settingan hostname, user dan password ini ke dalam menu DDNS pada ADSL modem, sehingga kali ini modem ADSL-lah yang meng-update ke DynDNS atau No-IP, bukan DVR. Penjelasan mengenai hal ini ada di sini.

27 April 2019

Settingan DVR ke Internet via 3G, layak kah?

Settingan DVR ke internet menggunakan koneksi internet 3G sebenarnya sama saja dengan settingan menggunakan koneksi internet speedy. Perbedaanya hanya pada konfigurasi koneksi provider 3G. Topologi yang pernah saya gunakan saat pengetesan adalah sbb (saya menggunakan sim card 3 dan flash telkomsel):
topologi 3G router

Hasil pengetesan:
  1. Pada DIR-412 terlihat DNS yang digunakan selalu berubah-ubah antara primary dan secondary. Otomatis isian DNS pada DVR harus mengikuti DNS. Kesulitan terjadi saat DNS primary berubah. Hal ini bisa diatasi dengan mengatur tipe IP Address pada DHCP, sedangkan di router diatur supaya IP Address DVR sudah di-reserved (istilahnya dibooking) walaupun router restart/mati, istilah ini disebut juga dengan DHCP reserved setiap router biasanya ada fitur ini.
  2. Provider sangat membatasi port yang akan kita gunakan. Kadangkala hari ini kita berhasil membukanya besok bisa ditutup, terutama provider 3. Hal ini mungkin untuk mencegah user membuat server (ya kaya video server ini). Berbeda dengan telkomsel flash rata-rata port yang kita buka selalu sukses, tapi juga kadang ada kalanya diblok (tidak stabil).

Sedangkan berdasarkan Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, karakteristik jaringan GPRS dan 3G adalah sebagai berikut (saya copas dari makalahnya):
  1. Koneksi  GPRS  sangat  dipengaruhi  oleh penggunaan  komunikasi  suara  yang  dilakukan pada  suatu  BTS.  Komunikasi  data  (gprs) dilakukan  dengan  kanal  yang  sama  dengan komunikasi  suara  (telfon)  akibatnya  akan  terjadi tumpang tindih. 
    Komunikasi  suara  mendapatkan  prioritas  utama dalam  sebuah  koneksi  data.  Jadi  jika  komunikasi suara  sudah  mencapai  ambang  batas  maksimum BTS maka akses internet yang sed ang berlangsung akan  diputus  atau  tidak  mendapat  pasokan.
  2. Mengembang dan menciutnya jangkauan BTS Node-B karena naik/turunnya jumlah pemakai dalam suatu BTS yang dikenal sebagai  Cell Breathing.
  3. Apabila  jumlah  pemakai  meningkat  sampai melebihi  kapasitas  BTS,  maka  jangkauan  sinyal  3G dari BTS secara otomatis akan menyusut. Akibatnya
    akan  terjadi  blank  spot  di  tempat  yang  sebelumnya terjangkau oleh sinyal 3G tetapi letaknya paling jauh dari BTS. 
    Apabila  jumlah  pemakai  menurun  lagi  menjadi sesuai dengan kapasitas BTS, maka jangkauan sinyal 3G  dari  BTS  secara  otomatis  akan  kembali mengembang  dan  kembali  menjangkau  wilayah yang lebih luas.

Solusi: 
Supaya  mendapatkan  sinyal  3G  yang  stabil  maka ada beberapa upaya yang bisa dilakukan: 
  1. Lakukan akses internet  dengan berada selalu dekat BTS.
  2. Gunakan  antena  penguat  atau  booster  sinyal supaya “terlihat” dekat oleh BTS. 

Kesimpulan:
Koneksi internet menggunakan 3G sangat tergantung banyak faktor, terutama faktor pengguna pada satu BTS. Hal inilah yang tidak dapat dikontrol, karena seolah-olah kita sedang menggunakan jalur data secara bersama-sama. Berbeda dengan koneksi internet via kabel, jalur data benar-benar kita gunakan secara ekslusif. Berdasarkan paparan di atas tetap koneksi internet kabel lebih unggul dibanding dengan non kabel.

Mungkin ada pengalaman pembaca yang berbeda dengan paparan diatas. Silahkan dishare di kolom komentar.
Semoga bermanfaat…

26 April 2019

Membuat Hostname di 3322.net

3322.net homepage

Setelah sebelumnya saya membuat postingan tentang membuat hostname di dlinkddns.com dan no-ip.com. Pada postingan kali ini saya akan memberikan cara membuat hostname di
www.3322.net.
Jangan kaget, website www.3322.net berasal dari negeri china sehingga semua menunya berhuruf kanji. Sengaja saya membuat postingan ini karena ada beberapa DVR produk taiwan atau china yang support DDNS ini. Dan saya sudah mencoba kehandalannya, ternyata lumayan bagus juga.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membuat hostname di 3322.org, yaitu:
  1. Harus menggunakan browser Google Chrome, supaya mudah untuk translatenya (Chrome mempunyai auto translate seluruh web page).
  2. Pastikan DVR atau router support DDNS 3322.
  3. Buat terlebih dulu email untuk syarat registrasi.

Berikut langkah-langkahnya:
  1. Jalankan Google Chrome dan ketikan address sbb: http://www.3322.net/accounts/signin/.
    sign in 3322.net
  2. Klik link Sign up now.
    sign up 3322.net
    Isi dan sesuaikan isian teks box diatas sesuai dengan keperluan, dan klik tombol Registered acco. Perhatikan hal-hal sbb:
    • Akan ada tanda checklist berwarna hijau yang menandakan data isian yang bersangkutan valid yang artinya data bisa diproses ke langkah selanjutnya.
    • Untuk Mobile Number isi sama saja dengan contoh dibawahnya dalam hal ini: 13813888888.
    • Pastikan kotak disebelah kiri “I have read and accept the” sudah diberi tanda centang.
  3. Buka email yang anda gunakan saat proses registrasi. Klik link yang ada di dalamnya untuk aktivasi account (lihat gambar di bawah). Link tersebut akan kembali membuka page pada step ke-1. Isi Username dan Password dengan user account yang di buat pada step ke-2.
    email konfirmasi 3322.net
  4. Setelah login sukses, user akan dibawa langsung ke halaman penambahan hostname (lihat gambar di bawah). Klik tombol Now create your dynamic domain name.
    hostname list 3322.net
  5. Cukup isi kotak isian “Your domain name” dengan nama hostname yang diinginkan. Isian lainnya biarkan default saja klik tombol Create a dynam.
    new hostname 3322.net
  6. Jika sukses maka akan tampil web page sebagai berikut (lihat gambar di bawah). Hostname siap untuk digunakan.
    list hostname

    Maaf saya sembunyikan hostname-nya.
Sekian artikel kali ini. Jika ada pertanyaan atau saran silahkan sampaikan di kolom komentar.

Semoga bermanfaat…

25 April 2019

Settingan DVR ke Internet

Sengaja saya pecah ke beberapa artikel pengantar, topik mengenai Settingan DVR ke Internet, supaya pembaca lebih memahami apa yang sedang disetting dan tentunya tulisan inti dari Settingan DVR ke Internet lebih ringkas. Bagi pembaca yang belum menyimak artikel pengantar tersebut, silahkan baca di link berikut:

Baik, saya lanjut kembali. Settingan DVR ke Internet terbagi menjadi 2 langkah yaitu:
  1. Settingan parameter jaringan DVR.
  2. Settingan parameter di modem ADSL/router.

Ada baiknya saya mulai dengan gambar topologi sistem yang akan disetting. Saya asumsikan topologi yang disetting adalah topologi basic yang sering ditemui di lapangan. Pada contoh gambar di bawah, modem yang digunakan adalah modem 1 port. Dan saat melakukan penyetingan harus ditambahkan hub/switch untuk kemudahan konfigurasi port . Jika setting sudah selesai hub/switch bisa di lepas dari sistem.
topologi basic dvr

Settingan parameter jaringan di DVR

Ada 2 parameter jaringan yang harus diatur pada DVR. Yaitu IP Address dan Port DVR. IP Address DVR harus diset static bukan DHCP. Port simpelnya diset default (tidak diubah), atau diubahpun tidak mengapa. Sedangkan parameter selain IP Address dan Port, jika ditemukan dibiarkan default saja.

Tipikal menu settingan jaringan di DVR adalah seperti ini:

menu network dvr 1

Atau seperti ini:

menu network dvr 2

Masih banyak variasi menu network pada DVR. Menu setup jaringan pada DVR dapat ditemukan berdiri sendiri, ataupun merupakan submenu dari menu sytem, atau hardware, tergantung dari DVR yang digunakan.

Dari contoh topologi di atas maka pengaturan parameter jaringan DVR adalah sbb:

IP Address  :  192.168.1.2
Subnet mask  :  255.255.255.0
Gateway  : 192.168.1.1
DNS  : 8.8.8.8 atau bisa di isi 208.67.222.222
Port  :  simpelnya biarkan default atau diubahpun tidak mengapa.
Note:
Untuk settingan port bisa ditemukan di submenu PORT, atau, HTTP Setup, atau MONITORING SERVER, atau langsung berdampingan dengan IP Address, dan masih banyak lagi. Menu port ini akan selalu di bawah menu network.

Settingan parameter di modem ADSL.

3 parameter yang harus diatur pada modem ADSL adalah:
  1. Range DHCP.
  2. Membuka Port DVR.
  3. Dynamic DNS.

Range DHCP.
Default range DHCP biasanya dari 192.168.1.2 s/d 192.168.1.255. Untuk menghindari konflik IP Address DVR maka range DHCP harus diubah ke 192.168.1.3 s/d 192.168.1.255. Range dimajukan ke 192.168.1.3 karena IP Address 192.168.1.2 sudah digunakan oleh DVR.
dhcp range

Membuka Port DVR (Opening Port).
Port Forwarding atau Virtual Server diset untuk membuka port jika ada device yang akan diakses dari luar, contohnya DVR. Ada 2 cara untuk membuka port, yaitu:

Melalui menu DMZ.
Biasanya menu DMZ ada di submenu ADVANCED –> NAT –> DMZ. Cukup isikan saja IP Address DVR, maka semua port yang ada di DVR akan langsung terbuka.
dmz for dvr

Melalui Port Forwarding atau Virtual Server.
Dengan port forwarding atau virtual server, port yang akan dibuka harus didefinisikan terlabih dahulu satu persatu. Jika DVR ada 3 port yang harus dibuka maka ke-3-nya harus ditambahkan ke definisi virtual server satu per satu secara manual.
Isian pada virtual server biasanya adalah: Nama aplikasi/device/server dalam hal ini sebut saja Video Server/DVR. Kemudian Start Port Number, End Port Number, Protocol, dan terakhir IP Address DVR. Contoh pengisian virtual server:
Server Name : DVR
Start Port Number : 5445
End Port Number : 5445
Protocol : TCP, UDP, atau pilih BOTH
IP Address : 192.168.1.2
Minimal harus ada 1 port pada setiap DVR. Karena banyak DVR yang memisahkan port untuk keperluan aksesing dari device yang berbeda. Misal:
Port 80 : Untuk aksesing DVR via browser Internet Explorer.
Port 10101 : Untuk aksesing DVR via softwar client.
Port 10102 : Untuk aksesing DVR via gadget Android.
Kurang lebih seperti itu. Konsepnya sama saja yaitu pembukaan port, yang berbeda cara pengisian saja antara satu modem dengan lainnya.

Gambar dibawah adalah salah satu contoh virtual server untuk membuka port 5445 yang digunakan oleh DVR CNB.
virtual server cnb

Jika port yang digunakan sudah di buka menggunakan DMZ ataupun virtual server, langkah berikutnya adalah melakukan pengetesan untuk mengetahui berhasil tidaknya port tersebut terbuka.

Tidak ada tools khusus, cukup buka website http://www.canyouseeme.org. Isikan port yang akan diperiksa, klik tombol Check, tunggu beberapa saat. Jika berhasil maka akan ada teks hijau Success!, jika belum berhasil akan keluar teks warna merah.
canyouseeme
Dynamic DNS.
Terakhir adalah setting parameter DDNS atau Dynamic DNS. Banyak tulisan saya yang membahas DDNS ini, silahkan dibaca kembali di blog saya.

Saya memilih mengisikan parameter DDNS di modem ADSL/router karena menurut saya updater yang paling ideal digunakan adalah modem ADSL/router. Updater DDNS di DVR hanya beberapa merk saja yang bisa diandalkan, hari ini konek besok entah. Updater di PC? memang lebih baik tetapi apa customer rela membeli seperangkat PC, atau katakanlah menggunakan yang sudah ada tetapi harus on 24 jam hanya untuk update? Tentu tidak.

Saya asumsikan pembaca sudah mempunyai hostname dari salah satu penyedia layanan free DDNS. Contoh kali ini saya menggunakan dlinkddns. Cari menu DDNS atau Dynamic DNS, biasanya ada di bawah menu Advanced Setup. Jika sudah ditemukan, kurang lebih parameter yang harus diisi seperti di bawah ini (gambar saya copas dari salah satu blog):
dlinkddns free

Untuk memeriksa apakah settingan DDNS sudah benar, atau hostname sudah menunjukan IP Address Publik yang benar lakukan step dibawah ini:
Klik Start -> Run, ketikan cmd. Akan tampil dialog box degnan background hitam (prompt dos). Pada prompt DOS tersebut ketikan sebagai berikut:
C:\Documents and Settings\user> ping bandung.dlinkddns.com
Pinging bandung.dlinkddns.com [125.166.187.130] with 32 bytes of data:
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Dan seterusnya…..
Indikator DDNS telah berfungsi dengan baik adalah:
a. Hasil ping akan reply seperti diatas.
b. IP Address dalam kurung setelah hostname (bandung.dlinkddns.com[125.166.187.130]) harus sama dengan IP Addres yang terbaca oleh web site http://canyouseeme.org.
DVR siap untuk diakses via internet ataupun gadget. Jika ada pertanyaan ataupun tambahan, silahkan saya tunggu dikolom komentar atau bisa email saya.

Sekian artikel kali ini.

Semoga bermanfaat…

24 April 2019

Membuat Hostname di dlinkddns.com

Setelah sebelumnya saya membuat postingan perihal pembuatan hostname di no-ip, postingan kali ini masih membahas hal serupa yaitu membuat hostname di dlinkddns.com.
Berbeda dengan no-ip, dlinkddns hanya menyediakan 1 hostname untuk 1 akun. Dan hostname tersebut hanya dapat digunakan pada produk-produk dlink. Dan perlu pembaca ketahui, dlinkddns.com sebenarnya masih layanan dari dyndns juga. Mungkin dlink membeli domain dlinkddns.com khusus untuk customernya. Karenanya jangan heran, jika email yang digunakan saat registrasi di linkddns.com ditolak coba cek lagi mungkin saja email tersebut sudah pernah digunakan untuk mendaftar di dyndns.

Berikut cara membuat hostname di dlinkddns.com.
  1. Buka website http://www.dlinkddns.com dan klik START untuk memulai registrasi.
  2. Isi data yang ditanyakan, beri tanda centang di Subscribe to our mailing list dan I agree to the Acceptable Use Policy Above. Klik Create Account.
    registrasi dlinkddns
  3. Akan ada konfirmasi pembuatan account ke email. Buka dulu email kita, dan klik link aktivasi supaya kita bisa login.
    email konfirmasi
  4. Setelah link tersebut di klik, akan ada notifikasi bahwa akun telah dikonfirmasi. Langsung login saja menggunakan user account yang telah dibuat pada poin sebelumnya. Untuk menambahkan host klik link Add host.
    add host
  5. Isi hostname dengan nama yang anda kehendaki, pada contoh kali ini saya beri nama bandung, sehingga hostname saya akan seperti ini –> bandung.dlinkddns.com. Jangan lupa isi New IP Address dengan Browser IP Address (lihat gambar). Klik Save.
    hostname list
Jangan lupa catat username, password, dan hostname untuk diisikan di modem ADSL/router atau di DVR.

Sekian artikel kali ini.

Semoga bermanfaat…

23 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Penjelasan Port [Pengantar 2]

Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang IP Address. Pada artikel kali ini masih berkutat pada pengantar Settingan DVR ke Internet, dan erat kaitannya dengan IP Address. Bagi pembaca yang belum membaca artikel sebelumnya bisa melihat di artikel terdahulu berjudul “Settingan DVR ke Internet – Konsep TCP/IP [Pengantar]”.
Bagi yang sering melakukan  Settingan DVR ke Internet, terutama pada menu networking mungkin tidak asing lagi dengan parameter IP Address dan Port.Port disini jika diartikan secara harfiah adalah gerbang atau pintu masuk atau jalan keluar masuk. Dan port yang dimaksud disini tentu saja port logical bukan port secara hardware/fisik seperti port USB, port BNC, dan port/colokan lainnya. Port logical ini digunakan dilingkungan jaringan komputer lokal (LAN) ataupun internet (WAN).
Software DVR (dan software jaringan lainnya) menggunakan port logical ini sebagai jalur transfer data untuk melakukan koneksi dengan komputer lain.


Ada 3 jenis port:
  1. Well-known port. Port yang sudah dan sering digunakan pada service yang sama. Range port ini berkisar antara 0 –1023. Contoh port ini adalah : port 80 pada layanan web, port 21 pada layanan FTP, port 23 pada layanan telnet, port 25 pada layanan SMTP (email), port 110 pada layanan POP3 (email), dll.
  2. Registered Port. Rangenya berkisar dari 1024 -  49151.
  3. Dynamically Assigned Port. Berkisar dari 1024 – 65536.
Lalu port mana yang bisa digunakan pada Settingan DVR ke Internet? Menurut pengalaman saya port yang paling aman digunakan adalah port yang rangenya di atas 1024 atau anda bisa saja menggunakan port default bawaan DVR, karena biasanya factory sudah mensetting di port yang tidak biasa, misal 5445, 8000, 10101, dsb.
Port berdasarkan arah data terbagi menjadi 2, yaitu port outgoing dan port incoming.
  1. Port disebut port outgoing jika arah permintaan data berasal dari jaringan internal (client) ke jaringan eksternal (server). Contohnya adalah saat kita surfing menggunakan browser firefox maka port yang digunakan adalah port outgoing di port 80. Browser firefox berlaku sebagai client, sedangkan server yang menyediakan website adalah web server. Port outgoing akan selalu dibuka, kalau ditutup ga akan ada yang jualan internet lagi dong.
  2. Port disebut port incoming jika arah permintaan data berasal dari jaringan eksternal (client) ke jaringan internal (server). Contoh yang paling konkrit adalah pada aplikasi DVR. Software client DVR berasal dari jaringan eksternal sedangkan DVR yang berlaku sebagai server video berada di jaringa internal. Nah terbuka atau tertutupnya port tergantung dari kebijakan penyedia internet. Untuk speedy semua port ditutup, tetapi kita dengan leluasa bisa membuka semua portnya. Fastnet yang menutup portnya  dari port 1 s/d port 1024. Satu lagi, kartu three yang menutup semua port incomingnya, cmiiw. Bisa dipahami kebijakan penutupan incoming port ini dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan internetnya, sebab jika line internet port incomingnya dibuka maka user bisa meletakan server dengan leluasa dan tentu saja ini mempengaruhi kinerja keseluruhan. Sekali lagi cmiiw.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa saat kita melakukan Settingan DVR ke Internet, maka kita telah membuat suatu server video dimana arah permintaan data berasal dari luar jaringan, yang artinya kita harus membuka port yang telah kita setting di DVR.
Bagaimana cara membuka port? Untuk membuka port bisa dilakukan di ADSL modem atau router, dengan satu catatan IP Address DVR harus satu segment dengan ADLS modem/router. Misal IP Address ADSL modem 192.168.1.1 maka IP Address DVR harus disegment 192.168.1.xxx, (xxx rangenya dari 2 – 254). Setelah itu cari saja sub menu Virtual Servers, atau Port Forwarding, atau bahkan pada tipe-tipe tertentu ada yang menamakannya Service di menu ADSL modem/router.
Disitu kita akan menemukan menu start port number dan end port number, jika yang dibuka adalah single port isi saja dengan nilai yang sama. Selain itu ada nama aplikasi dari port tsb, isi saja dengan nama DVR atau video server. Dan terakhir IP address DVR yang port-nya kita buka. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah. Pada menu router dengan merk lain kurang lebih sama.
port router tp-link
Submenu ini biasanya ada di bawah menu Advanced Setup –> NAT. Kita bisa menambahkan beberapa device yang portnya akan kita buka. Bisa saja dalam satu koneksi ada 3 DVR yang akan kita buka port-nya. Jika demikian halnya maka yang harus diperhatikan adalah IP Address dan port ke-3 DVR tersebut harus berbeda. Contoh:
  1. DVR 1, IP Address : 192.168.1.20 Port : 8000.
  2. DVR 2, IP Address : 192.168.1.21 Port : 8001.
  3. DVR 3, IP Address : 192.168.1.22 Port : 8002.
Sebenarnya ada langkah yang paling cepat untuk membuka port DVR. Cari menu DMZ dan isikan saja IP Address DVR, dan voila maka SEMUA port akan terbuka secara otomatis tanpa harus kita membuat definisnya satu per satu. Ada 2 kekurangan dari DMZ ini menurut saya:
  1. Dari sisi security sangat rentan, karena semua port dibuka. Ini berlaku terutama jika DVR yang digunakan adalah DVR PC Based.
  2. Kadang-kadang port tetap tertutup pada merk tertentu walaupun sudah kita masukan ke DMZ.
settingan dmz pada dlink
Pertanyaan terakhir adalah bagaimana kita mengetahui suatu port sudah terbuka atau tidak? Kita bisa menggunakan layanan gratis dari http://www.canyouseeme.org untuk memeriksanya. Cukup kunjungi situs tersebut dan isikan port yang kita maksud, klik Check. Insya Allah jika dinyatakan sukses maka 90% DVR sudah bisa diakses via internet. Jika disebutkan error seperti gambar di bawah, coba diperiksa lagi settingan open portnya.
canyouseeme
Sekian artikel kali ini. Tunggu kelanjutan artikel ini…
Semoga bermanfaat…

Settingan DVR ke Internet–Konsep TCP/IP [Pengantar]

Sebelum saya bahas cara-cara Settingan DVR ke Internet, terlebih dahulu saya ingin menjelaskan konsep TCP/IP dalam DVR. Saya pertegas dengan kalimat “dalam DVR” karena banyak dari teknisi ataupun technical support di bidang cctv yang backgroundnya bukan dari dunia TI (Teknologi Informasi). Jadi saya tidak akan membahas konsep TCP/IP secara mendalam, cukup yang sering saya alami saat men-setting DVR.
ip address

Apa itu TCP/IP? TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Singkatnya TCP/IP ini digunakan sebagai sistem addressing pada jaringan komputer. Penerapan dilapangan disebut dengan IP Address dan bersifat unik atau tidak boleh ada 2 IP Address yang sama dalam satu jaringan. Ada 2 cara pengalamatan:


  1. DHCP/Dynamic. Dengan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), pengalamatan IP Address dilakukan secara otomatis, dan akan ada 1 server yang berlaku sebagai penyedia IP Address. DHCP sering digunakan pada hotspot/wifi area yang memungkinkan pengguna laptop bisa terkoneksi ke internet tanpa harus mengetahui kondisi jaringan. Biasanya, yang berlaku sebagai server adalah modem ADSL, tapi jangan menggunakan DHCP saat melakukan Settingan DVR ke Internet. Dynamic disini menunjukan bahwa IP Address dimungkinkan berubah jika device yang bersangkutan (laptop, DVR, dll) mengalami shutdown atau restart.
  2. Static. Pengalamatan mode ini dilakukan secara manual. IP Address device tidak akan berubah walaupun mengalami shutdown atau restart.
Lalu seperti apa sih IP Address itu? Selain terbagi menjadi 2 cara, IP Address juga terbagi menjadi 2 tipe dan 5 kelas. Untuk tipe yaitu:
  1. Tipe Private. IP Address tipe ini digunakan pada jaringan lokal atau LAN (Local Area Network).
  2. Tipe Publik. IP Address ini digunakan pada jaringan internet atau disebut juga WAN (Wide Area Network).
IP Address formatnya terdiri atas 4 segment, dan disetiap segment terdiri atas 3 digit yang range-nya berawal dari 0-255. Adapun kelas IP Address yang akan saya jelaskan disini hanya 3 kelas IP Address Private, karena pada Settingan DVR ke Internet kelas ini lah yang akan sering kita gunakan, bahkan dilapangan seseringnya saya hanya menemukan 2 kelas yaitu kelas C dan A. IP Address private yang dimaksud adalah :
  1. IP Address kelas A. Rangenya: 10.0.0.0 –10.255.255.255 dengan subnet: 255.0.0.0
  2. IP Address kelas B. Rangenya: 172.16.0.0 –172.31.255.255 dengan subnet 255.255.0.0
  3. IP Address kelas C. Rangenya: 192.168.0.0 – 192.168.255.255 dengan subnet 255.255.255.0
Oiya jangan gunakan IP Address paling awal dan paling akhir dari tiap kelas, misal pada kelas A jangan gunakan IP Address 10.0.0.0 tapi gunakan 10.0.0.1.
Terakhir, apa itu IP Address Publik? IP Address Publik adalah IP Address yang diberikan oleh penyedia layanan internet kepada kita sebagai customer atau pengguna. Kita tidak usah repot memikirkan kelas tipe ini. Umumnya IP Address Publik diberikan secara dinamis pada paket-paket standar. Ada juga yang memberikan IP Address Publik statis dan tentu juga dengan paket premium. Satu hal yang harus diantisipasi pada sistem DVR adalah IP Publik dinamis yang selalu berubah, kenapa? Baca uraiannya pada artikel saya yang berjudul “Apa itu DDNS (Dynamic Domain Name System)?”.
Sekian artikel kali ini. Tunggu artikel berikutnya masih pada topik yang sama.
Semoga bermanfaat…

22 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Topologi [Pengantar 3]

Wuih, baru bisa posting sekarang. Maklum laptop harus diinstal ulang, gara-gara battere nge-drop, alih-alih hibernasi malah keburu mati. Pas on,… blue screen. Korban… 1 partisi data hilang semua, termasuk data blog ini.
Baik saya lanjut lagi topik mengenai Settingan DVR ke Internet. Dan seperti biasa saya akan membahas topologi ini dari sudut pandang aplikasi cctv supaya lebih mudah dimengerti. Kali ini saya akan membahas topologi, karena pemahaman akan topologi mutlak diperlukan saat akan melakukan port forwarding (baca artikel saya tentang port di “Settingan DVR ke Internet–Penjelasan Port [Pengantar 2]”). 

Apa itu topologi? Topologi adalah bagaimana cara device jaringan komputer saling terhubung satu sama lainnya. Di dalamnya termasuk modem ADSL, router, hub/switch, dan DVR.
Ada beberapa macam topologi, yaitu:
  1. Topologi Star/Bintang.
  2. Topologi Bus.
  3. Topologi Ring.
  4. Topologi Mesh.
  5. Topologi Tree.


Saya hanya akan membahas topologi star, karena topologi yang digunakan pada sistem DVR relatif sangat sederhana dan biasanya termasuk pada topolgi star. Topologi star adalah topologi dimana setiap device jaringan terkoneksi melalui konsentrator. Konsentrator ini bisa berupa hub, switch, atau modem ADSL multiport. Kenapa disebut topolagi star, karena interkoneksi antara device jaringan terhadap konsentrator mirip dengan bintang.

Berikut topologi basic star pada DVR.
topologi basic star dvr

Adapun topologi yang pernah saya jumpai pada instalasi DVR selain topologi basic di atas adalah sbb:
topologi DVR with hotspot
Pada topologi di atas jaringan hotspot terisolasi dengan jaringan lokal DVR, sehingga lebih secure jika ada yang berusaha menyusup via hotspot. Baik modem ADSL dan router wifi bertindak sebagai server DHCP sehingga IP Address jaringan DVR dan IP Address device pada hotspot bisa berbeda segment.
topologi DVR with hotspot bridge
Pada topologi di atas, modem ADSL diset pada mode bridge. Pada mode bridge, modem ADSL hanya akan terkoneksi jika ada yang “men-dial”. Umumnya device yang men-dial adalah PC atau laptop, tetapi pada topologi diatas yang men-dial adalah router wifi, sehingga pengisian account speedy dilakukan di router wifi. Topologi di atas diterapkan jika user menginginkan koneksi ke DVR via wifi bukan kabel, lebih praktis bukan?

Sebenarnya masih ada beberapa variasi topologi pada aplikasi sistem cctv. Saya rasa dengan contoh di atas sudah cukup mewakili. Jika ada pertanyaan mengenai topologi ini silahkan bertanya di kolom komentar atau langsung via email.

Nantikan artikel kelanjutan dari topik ini.

Semoga bermanfaat…

21 April 2019

Beda Settingan DNS dan DDNS DVR Pada Menu Network

Tadi pagi ada ada salah satu customer yang menanyakan alternatif pengganti selain DynDNS. Saya jelaskan seperti yang telah saya tulis di artikel “Mengatasi DDNS DynDNS Yang Tidak Gratis Lagi”. Rupanya beliau masih bingung dengan istilah DDNS dan DNS, karena ada pertanyaan seperti ini “Kalo DynDNS saya ubah ke change-ip, apa DNS yang settingannya di bawah IP Address harus saya ubah?”. Saya jawab saja, “Bapak tidak usah mengubah apapun di settingan IP Address tersebut cukup mengganti DDNS-nya saja”. Dari kalimat itu akhirnya saya putuskan untuk menulis artikel ini, mungkin saja ada rekan pembaca yang mempunyai problem yang sama.
Secara fungsi antara DNS dan DDNS adalah sama! Bedanya DDNS melibatkan interaksi server user dalam hal ini DVR untuk memberitahukan IP Address Publik yang berubah. Interaksi user ini berupa pengisian parameter DDNS yang terdiri atas:
  1. Nama hostname.
  2. Nama user account pada penyedia DDNS misal DynDNS, No-IP, dll.
  3. Password account.

Baik DNS dan DDNS berfungsi untuk meresolve dari hostname ke IP address (uraian tentang resoving ini bisa dibaca di artikel “Apa itu DDNS (Dynamic Domain Name System)?”.
Setiap permintaan resolving address dari software (browser atau software client DVR) AKAN SELALU melalui server DNS. Begitu juga dengan hostname yang terdapat di DDNS. Karenanya syarat suatu device jaringan (dalam hal ini DVR ataupun PC) agar dapat terhubung ke internet adalah diisinya IP address gateway internet DAN IP address DNS. Jika salah satu saja dikosongkan maka device tersebut tidak akan dapat terhubung ke internet.
Berikut alur resolving address:
Browser Firefox ----> Facebook.com, Yahoo, dll -----> DNS------> Web Server Facebook dll.
Software Client DVR ------> xxx.dvrdns.org (contoh) -------> DNS ------> DDNS -----> DVR.
Ilustrasi diatas hanya opini saya saja.
Jadi simpelnya pada menu networking DDNS, isi sesuai dengan hostname yang telah dibuat di website penyedia layanan DDNS gratis, titik.
net ddns
Sedangkan pada menu network IP address DNS isi saja dengan IP address DNS telkom atau DNS lainnya. Saya selalu mengisi DNS ini dengan DNS google yaitu 8.8.8.8 atau OpenDNS 208.67.222.222.
net dns
Kesimpulan:
Jangan bingung dan tertukar antara parameter DNS dan DDNS. Isian DDNS pada DVR digunakan untuk keperluan proses update IP address publik yang selalu berubah-ubah. Sedangkan isian DNS digunakan supaya DVR dapat terhubung ke internet.
Pertanyaan terakhir adalah, IP address DNS mana sja yang dapat saya isikan selain IP address Google dan OpenDNS? Berikut daftar DNS yang bisa digunakan, dan saya infokan juga pemilihan DNS ini berpengaruh terhadap speed koneksi internet jadi gunakan yang sudah pasti saja.

DNS Server di Indonesia

Server DNS indosat.net.id termasuk DNS Indosat IM2
  • 202.155.0.10
  • 202.155.0.15
  • 202.155.0.20
  • 202.155.0.25
  • 202.155.46.66
  • 202.155.46.77
  • 202.155.30.227
DNS Telkom.net.id Telkom Speedy
  • 202.134.2.5
  • 203.130.196.5
  • 202.134.0.155
  • 202.134.1.10
  • 202.134.0.62
  • 202.159.32.2
  • 202.159.33.2
  • 202.155.30.227
DNS AWARI (Asosiasi Warnet Indonesia)
  • 203.34.118.10
  • 203.34.118.12
DNS sat.net.id
  • 202.149.82.25
  • 202.149.82.29
DNS cbn.net.id
  • 202.158.40.1
  • 202.158.20.1
  • 202.158.3.7
  • 202.158.3.6
Singnet Singapore
  • 165.21.100.88
  • 165.21.83.88
DNS indo.net.id
  • 202.159.32.2
  • 202.159.33.2
DNS itb.ac.id
  • 202.249.24.65
  • 167.205.23.1
  • 167.205.22.123
  • 167.205.30.114
DNS ukdw.ac.id
  • 222.124.22.18

Daftar DNS Luar indonesia

DNS Open DNS
  • 208.67.222.222
  • 208.67.220.220
DNS ScrubIt
  • 67.138.54.100
  • 207.225.209.66
DNS DNSadvantage
  • 156.154.70.1
  • 156.154.71.1
DNS vnsc-pri.sys.gtei.net
  • 4.2.2.1
  • 4.2.2.2
  • 4.2.2.3
  • 4.2.2.4
  • 4.2.2.5
  • 4.2.2.6
Verizon (Reston, VA, US)
  • 151.197.0.38
  • 151.197.0.39
  • 151.202.0.84
  • 151.202.0.85
  • 151.202.0.85
  • 151.203.0.84
  • 151.203.0.85
  • 199.45.32.37
  • 199.45.32.38
  • 199.45.32.40
  • 199.45.32.43
GTE (Irving, TX, US)
  • 192.76.85.133
  • 206.124.64.1
One Connect IP (Albuquerque, NM, US)
  • 67.138.54.100
OpenDNS (San Francisco, CA, US)
  • 208.67.222.222
  • 208.67.220.220
Exetel (Sydney, AU)
  • 220.233.167.31
VRx Network Services (New York, NY, US)
  • 199.166.31.3
SpeakEasy (Seattle, WA, US)
  • 66.93.87.2
  • 216.231.41.2
  • 216.254.95.2
  • 64.81.45.2
  • 64.81.111.2
  • 64.81.127.2
  • 64.81.79.2
  • 64.81.159.2
  • 66.92.64.2
  • 66.92.224.2
  • 66.92.159.2
  • 64.81.79.2
  • 64.81.159.2
  • 64.81.127.2
  • 64.81.45.2
  • 216.27.175.2
Sprintlink (Overland Park, KS, US)
  • 199.2.252.10
  • 204.97.212.10
  • 204.117.214.10
Cisco (San Jose, CA, US)
  • 64.102.255.44
  • 128.107.241.185
Sekian artikel kali ini.
Semoga bermanfaat…