Showing posts with label Jaringan CCTV (Dasar). Show all posts
Showing posts with label Jaringan CCTV (Dasar). Show all posts

03 May 2023

Penjelasan Mode Wifi Router Dan Access Point Pada TP Link Archer AX10 Pada Instalasi CCTV IP Camera

topologi ip camera dengan wifi router tp link

Berawal dari Pemasangan IP Camera di Bandung, dimana kabel UTP CAT 6 sudah selesai penarikannya. Maka muncul peranyaan tentang Penjelasan Mode Wifi Router Dan Access Point Pada TP Link Archer AX10 Pada Instalasi CCTV IP Camera. Lokasi pemasangan berupa kantor dengan 4 lantai. Device tiap lantai diluar IP Camera dan NVR hanya ada:

  1. Wifi Router TP Link Archer AX10/AX1500 1x
  2. PoE Switch Dahua 8 Port 1x.
Kecuali lantai 3 terlihat seperti pada gambar diatas. Dari tiap lantai ada satu tarikan UP LINK ke lantai 3. Lantai 3 inilah pusat dan tempatnya internet masuk. Karena IP Camera agar bisa online dan bisa diakses via internet maka segment IP Address harus sama dengan ONT/Modem Internet.

wifi router tp link archer ax10



Adapun topologi dasar instalasi IP Camera dengan wifi Router TP Link Archer AX10 adalah sebagai berikut.

mode wifi router tp link AX10

Pada MODE WIFI ROUTER, TP Link Archer AX10 berfungsi sekaligus sebagai gateway untuk peralatan/device yang terkoneksi via wifi dan port LAN1 s/d LAN4. Pada MODE WIFI ROUTER ini TP Link AX10 mempunyai 2 SEGMENT IP Address yaitu segment 192.168.1.xxx yang merupakan sumber internet dan segment 192.168.0.xxx. 

Mode ini cocok untuk memisahkan traffic device yang terhubung via wifi (contoh: hape) dengan IP Camera.

Bagaimana dengan MODE ACCESS POINT? Berikut gambar topologi dengan mode tsb.

mode access point tp link archer ax10 ax1500

Pada MODE ACCESS POINT, TP LINK AX10 "HANYA" meneruskan dan menambahkan konektivitas antar device jaringan melalui wifi. Gateway tetap diarahkan ke ONT/MODEM Internet.  Karenanya hanya ada SATU SEGMENT IP ADDRESS.

Mode Access Point ini sangat cocok digunakan jika PORT LAN1 s/d LAN4 pada wifi router akan digunakan untuk interkoneksi semua IP Camera dengan NVR dan tidak ada pemisahan traffik antara IP Camera dengan device yang terhubung melalui wifi.

Kesimpulan:
  1. Wifi Router TP Link Archer AX10 mempunyai 2 mode operasi, yaitu MODE WIFI ROUTER dan MODE ACCESS POINT.
  2. Mode Wifi Router berfungsi juga sebagai gateway internet untuk device yang terhubung via wifi.
  3. Mode Wifi Router bekerja pada 2 segment IP Address.
  4. Mode Access Point berfungsi untuk meneruskan dan menambahkan konektivitas jaringan melaui wifi dengan modem/ont internet sebagai gateway internet .
  5. Mode Access Point bekerja pada 1 segment IP Address yang sama dengan modem/ont internet.
  6. PORT LAN TP Link Archer AX10 sudah Gigabit, jadi tidak memerlukan tambahan switch gigabit.
  7. IP Default Wifi Router TP Link Archer AX10 adalah 192.168.1.1 atau 192.168.0.1, kalau masih belum konek coba 192.168.0.254.
  8. Untuk melakukan setup awal, harus melaui port LAN.

Mau tau harga Wifi Router TP Link AX10 nya? langsung saja klik sbb: 

Sekian, semoga bermanfaat. Untuk konsultasi, pemasangan, dan perbaikan/service IP Camera dan Jaringan Komputer langsung saja chat via whatsapp 0898 6495 447.



25 April 2021

Cara Setting No IP di Modem Huawei HG8245h Untuk CCTV

Settingan DDNS No IP di modem Huawei HG8245h seharusnya sama mudahnya dengan modem lainnya. Entah kenapa Huawei memperumitnya semenjak awal digunakan sebagai modem seribu umat Indihome. Dulu Host address sebagai updaternya harus menggunakan dyndns-custom, sekarang sudah menggunakan updater No IP sendiri. Banyak perubahan menu settingan pada software upgrade terbarunya. Berikut versi softwarenya.


Pastikan sudah mempunyai akun No IP dan menambahkan domain name nya DISINI. Lebih jelasnya bisa dilihat dipostingan INI. Berikut domain name yang saya gunakan. Oiya catat domain name yang sudah ditambahkan di dashboard No IP untuk diinput di modem Huawei HG8245h.



Langkah selanjutnya, login ke modem Huawei HG8245h dengan IP Address 192.168.100.1. Seperti biasa username telecomadmin dan password admintelecom. Klik menu berikut NETWORK APPLICATION > DDNS CONFIGURATION. Isi dan sesuaikan dengan domain name dan akun No IP anda. Lebih jelasnya bisa dilihat gambar di bawah.


Setelah diisi dan disesuaikan dengan akun anda, klik Apply. Perhatikan DDNS SERVICE STATE, RUN STATE nya akan dalam kondisi DOWN. Jangan khawatir, TUNGGU MINIMAL 2 MENIT, dan REFRESH browser anda, run state nya akan berubah ke UP setelah 2 menit. 

Satu catatan: domain name gratis dari No IP kadaluwarsa dalam 1 bulan. Setelah nya harus dibuat lagi (di add) secara manual di website nya.

Masih ada yang kurang jelas? Komen di bawah ya ....

09 February 2021

Setting IP Address IP Camera Baru Dahua DH-IPC-HFW1431S1P-S4

Dulu IP Camera Dahua menggunakan password default. 

Username default : admin 

Password default : admin

Nah, model terbaru tidak ada password default. Pun software ConfigTools tidak bisa digunakan untuk mensetting ip address dan username/password. Hanya bisa mendeteksi IP Address. Software ConfigTools bisa digunakan setelah IP Camera diinisialisasi via Browser Internet Explorer. Berikut parameter default pada IP Camera Dahua model terbaru:

IP Address default : 192.168.1.108

Username default : admin

Password : HARUS DISET DULU AFRF78

Sebelum melakukan settingan awal (Inisialisasi) WAJIB MENYEDIAKAN EMAIL untuk KEPERLUAN RESET PASSWORD. Selengkapnya silahkan disimak video berikut agar lebih jelas.


Jika ada pertanyaan silahkan dikomen saja, atau bisa whatsapp ke 0898 6495 447. Semoga bermanfaat dan stay tune untuk postingan baru lainnya.



18 April 2020

Seputar Access Lokal CCTV dan DVR


Seperti diketahui, satu DVR yang terhubung dengan jaringan lokal (LAN) dapat di-access dengan mengetikkan alamat lokalnya saja, misalnya http://192.168.1.80, bukan? Sampai di sini tidak ada masalah dan memang seperti itulah adanya. Namun, maukah kita agar alamat lokal tersebut sama dengan nama hostname via internet, katakanlah jadi http://tanyaalarm.no-ip.org ? Jika mau, kita bisa menempuh langkah ini:

1. Dari desktop Windows, klik-lah secara berurutan menu ini Start > Computer > C:\ > Windows > System32 > drivers > etc. Sampai di sini, kliklah pada file yang bernama 'hosts'. Pakailah editor Notepad untuk mengedit file ini.

2. Tambahkanlah alinea baru di paling bawah yang berisi alamat lokal DVR kita  berikut hostname yang kita inginkan. Contohnya bisa seperti ini: 


3. Setelah ditambahkan alinea baru tersebut, jangan lupa klik File > Save, kemudian tutup semua menu.

4. Selesai.

Kini, untuk meng-access DVR secara lokal (via LAN) kita bisa ketikkan http://tanyaalarm.no-ip.org saja pada browser. Jika perlu alamat ini di-bookmark saja biar mudahO,ya, kalau mau pakai dot com juga bisa, tinggal edit saja di notepadnya dengan dot com (biar lebih keren!). Tapi ingat, alamat ini hanya untuk access lokal saja, ya. Untuk access dari internet, kita tetap perlu menambahkan nomor port di belakangnya, misalnya http://tanyaalarm.no-ip.org:5500. Selamat mencoba!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


17 April 2020

Solusi Camera CCTV Berembun, Coba Cara Ini!



Kendati rasanya sudah cukup lama menggeluti bidang CCTV, jujur saja masalah sepele ini masih meninggalkan misteri yang seolah tanpa akhir. Masalah ini baru disadari setelah kita menerima komplain dari client, mengapa camera secanggih ini masih bisa berembun, terutama saat hujan dan pagi hari? Well, jika dikaitkan dengan peristiwa embun, masalahnya bukan semata-mata terletak pada canggih dan mahalnya camera, melainkan lebih pada faktor alamiah. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sebagaimana mafhum, peristiwa embun sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan keseharian kita. Contohnya: tatkala mengendarai mobil saat hujan dengan penumpang penuh dan ac mobil ngadat, maka tak ayal embun akan menyelimuti seluruh kaca mobil. Demikian pula dengan air es yang dituangkan dalam gelas, maka setelah beberapa lama bagian luar gelas akan basah, bukan? Inilah yang dinamakan peristiwa pengembunan atau kondensasi. Menurut definisinya, embun adalah peristiwa perubahan wujud uap menjadi cair akibat adanya selisih suhu. Pada kasus mobil di atas, suhu di dalam mobil lebih hangat ketimbang di luar, sehingga terjadilah embun di bagian yang hangat, yaitu di dalam mobil. Sebaliknya, pada kasus air es di dalam gelas, embun terjadi di luar gelas, karena di luar gelas suhunya lebih hangat. Jadi, kesimpulannya embun terjadi pada bagian yang lebih hangat. Semakin besar perbedaan suhunya, maka terjadilah tetesan-tetesan air.

Kembali pada kasus camera, saat terjadi hujan, maka suhu di luar akan menjadi dingin, sementara suhu di dalam camera lebih hangat akibat dari kerja rangkaian elektronik. Oleh sebab itulah terjadi pengembunan (persis seperti pada kasus mobil di atas). Sebenarnya ini peristiwa lumrah, namun cukup mengganggu. Setiap factory memiliki cara masing-masing untuk mengantisipasi hal ini, misalnya dengan memasang pipa kapiler, memperbaiki material, mengurangi disipasi daya agar rangkaian tidak panas serta upaya lainnya. Akan tetapi adakalanya masalah ini masih menggelayuti sebagian produk walaupun skalanya tidak besar. Nah, jika mengalami masalah ini, cobalah untuk memasang silika gel di dalam camera. Silika gel seperti ini banyak ditemui pada kemasan kapsul obat, dus sepatu ataupun produk elektronik, dengan ciri khasnya yang berupa peringatan "Do not eat". Jika bisa membeli, belilah silika gel yang baru, lalu pasanglah di dalam camera dengan bantuan double tape. Silika gel tidak boleh lama-lama terekspos ke udara bebas, karena kemampuannya menyerap uap air akan berkurang. Ilustrasi pemasangannya bisa seperti gambar di bawah ini atau disesuaikan dengan bentuk camera lainnya. 


Tapi perlu diingat, pada sebagian casing produk weatherproof camera di sana tertulis "Do not open". Untuk camera jenis ini kita tidak disarankan untuk membukanya -karena bisa merusak garansi- kecuali jika camera tersebut memang sudah mengalami pengembunan dan kita bermaksud memasukkan silika gel ke dalamnya. Selamat mencoba!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


13 April 2020

Simple CCTV Application for Home Surveillance

Aplikasi CCTV untuk rumah tinggal bisa dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang lumayan canggih. Kendala utama aplikasi CCTV di rumah tinggal umumnya berkisar pada soal anggaran (budget). Itu pasti! Kendala kedua adalah soal fungsi yang biasanya tidak terlalu penting selain untuk mengamati "siapa sih di luar sana?". Oleh sebab itu banyak rumah tinggal cukup hanya memasang satu camera di depan yang mengarah ke pintu pagar. Sedangkan kendala ketiga adalah membanjirnya produk CCTV paket hemat, sehingga makin membingungkan owner dalam memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun kendala ke-4 adalah informasi produk yang simpang siur, ditambah dengan jarangya penjual (vendor) yang berani melakukan try before buy (coba sebelum beli).

Sebagai pembekalan, pada posting kali ini kami akan menjelaskan jenis konfigurasi CCTV sederhana untuk aplikasi di rumah tinggal. Sederhana di sini tidak identik dengan murah atau tidak canggih. Adakalanya kecanggihan satu sistem malah terletak pada kesederhanaan dan kemudahan dalam mengoperasikannya. Oleh sebab itu, peralatan elektronik dengan banyak tombol dan pengaturan pada umumnya kurang disukai oleh pemakainya (baca: user/customer). Bagaimana dengan anda? 

Sistem yang baik adalah sistem yang bisa memenuhi keinginan user, sekalipun tidak begitu canggih. Kami akan paparkan di sini sebagian dari peralatan sistem CCTV yang tidak begitu canggih tersebut. Panduan ini dianggap perlu untuk memperoleh pemahaman dasar, sehingga user dapat memilih sistem mana yang sesuai dengan kebutuhan dan anggarannya.

1. Switcher 


Jika memasang lebih dari satu camera, maka peralatan paling sederhana yang diperlukan adalah Switcher. Switcher hanya bisa menampilkan camera satu-satu secara bergiliran, baik dipilih secara manual ataupun auto. Pada mode auto, gambar akan berpindah dari satu channel ke channel lain dalam selang waktu tertentu, misalnya setiap 10 detik. Lamanya perpindahan ini disebut dwell time yang biasanya diatur dengan memutar knop di depan unit. Selain itu ada juga mode SPOT. Pada mode ini monitor hanya menampilkan satu channel saja (yang dipilih). Terakhir adalah mode BYPASS. Pada mode ini camera yang di-bypass tidak memperoleh giliran tampil di monitor. 






Kekurangan Switcher adalah user hanya bisa melihat satu camera saja dalam satu saat. Dengan kat alain, tidak bisa melihat semua camera dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu, switcher kurang pas diterapkan sebagai solusi keamanan, karena ada momen yang luput dari pengamatan. Saat menampilkan satu camera, maka camera lainnya tidak bisa dilihat.

2. Quad Unit

Kelemahan Switcher bisa diatasi dengan unit ini. "Quad" artinya empat. Oleh sebab itu unit ini memiliki 4 input. Kelebihannya adalah bisa menampilkan 4 camera sekaligus maupun satu per satu, sehingga bisa berfungsi juga sebagai Switcher. Pada beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan remote control, sehingga pengoperasiannya semakin mudah. Adapun istilah "Dual Page Quad" digunakan pada Quad yang memiliki input 8 channel. Dengan demikian diperoleh dua Quad, yaitu Quad A dan Quad B dalam satu perangkat. Ketimbang Switcher, Quad lebih cocok pada aplikasi CCTV untuk keamanan, karena bisa  menampilkan 4 camera sekaligus di layar monitor. Jadi user atau petugas keamanan bisa memantau semua lokasi sekaligus.



3. Multiplexer

Multiplexer bisa menampilkan channel yang lebih banyak, yaitu 8 atau 16 Channel. Untuk rumah tinggal, jumlah sebanyak itu sudah lebih dari cukup, sebab owner bisanya tidak mau "disibukkan" oleh urusan pengawasan seperti ini. Kelebihan multiplexer lebih terasa saat kita menghubungkannya dengan unit perekam (recording) yang pada masa lalu didominasi oleh video cassette recorder (VCR). Jika terhubung dengan Time Lapse Video Recorder, unit ini bisa menjalankan dua fungsi, yaitu menampilkan (Live) dan merekam (Record). Artinya saat owner memutar rekaman (playback), fungsi recording terus berjalan dan tidak terputus. Fungsi seperti ini dinamakan duplex. Ini tidak bisa dilakukan baik oleh Quad apalagi Switcher.

Instalasi multiplexer umumnya seperti ini:


Dengan semakin berkembangnya teknologi, lambat laun peran multiplexer digeser oleh kehadiran DVR, baik jenis Standalone DVR ataupun PC Base. Bisa dikatakan saat ini adalah era kejayaan DVR, karena semua fungsi switcher, quad dan multiplexer bisa dirangkum jadi satu. Selain itu yang paling menarik dari DVR adalah kemampuannya untuk merekam. DVR tidak memakai pita video, melainkan hard disk. Pada DVR, kejadian gambar yang rolling atau bergetar saat memutar rekaman  (playback) sudah tidak terjadi lagi. Inilah yang membuatnya populer saat ini.

Namun, pada beberapa instalasi kita masih memerlukan unit multiplexer, misalnya sebagai slave controller di ruang security (satpam). Hal ini dimungkinkan berkat adanya terminal loop through output yang ada di belakang unit. Dengan demikian kita bisa melakukan perluasan camera secara sambung menyambung (cascade).

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

05 March 2020

Access Internet 3 DVR Menggunakan 1 Hostname DDNS

Pertanyaan yang kerapkali muncul adalah bagaimana jika kita akan meng-access 3 DVR di satu lokasi. Apakah kita perlu membuat 3 hostname berbeda di DynDNS atau No-IP ataukah cukup dengan satu hostname saja? Sekadar penyegaran, maka yang disebut hostname adalah nama yang kita buat di DynDNS (atau layanan DDNS lainnya), seperti: dvrkantor.mine.nu,  dvr.dvrdns.org dan sebagainya.  

Setelah memahami apa itu WAN IP dan mengapa diperlukan DDNS, maka point terpenting dalam access DVR ini sebenarnya adalah Port. Ya, Port. Sebab Port inilah yang "dilihat" oleh aplikasi remote DVR. Apa itu Port? Wah, kalau pertanyaannya seperti ini, terus terang kami agak nervous dalam menjawabnya. Bagi kami yang terbilang awam, maka Port adalah alamat virtual (semu) yang hampir dapat diisikan dengan angka berapa saja (kecuali angka yang dikhususkan untuk aplikasi tertentu). Isian Port ini terdapat pada menu Network Setting setiap DVR, baik jenis Standalone maupun PC Base. Perbedaannya, pada DVR Standalone umumnya hanya diminta satu isian Port saja (misalnya 5445 dan lainnya), sedangkan pada PC Base ada yang sampai 4 (empat) isian Port, misalnya: 9001, 9002, 9003 dan 9004. Berapapun banyaknya isian Port, namun yang jelas semua alamat Port ini harus dimasukkan ke dalam list Virtual Server pada modem ADSL. Perhatikanlah contoh diagram di bawah ini.


Diagram di atas memperlihatkan bagaimana 3 DVR di satu lokasi akan di-access oleh laptop/PC di lokasi lain. Syarat utama agar tiga DVR ini dapat di-access adalah:

1. Kita harus membuat dulu satu account di DynDNS ataupun No-IP, sehingga nantinya kita memiliki parameter:
    - Hostname : mis. dvrkantor.dvrdns.org atau dvrkita.no-ip.org atau nama lainnya terserah kita.
    - Username : yaitu nama login kita  (mis. di layanan no-ip).
    - Password  : yaitu password login kita di layanan tersebut. 

Catat: tiga parameter inilah yang diperlukan saat kita bermain-main dengan settingan DDNS (Dynamic DNS)!

2. Setelah itu kita masukkan parameter di atas ke dalam salah satu diantara dua pilihan ini:
    2.1 Menu Network pada salah satu DVR (tidak perlu semuanya). Contoh isiannya seperti ini
     2.2  Menu Dynamic DNS pada modem ADSL Speedy kita.

3. IP Address dan Port yang harus dibuat berbeda antar DVR (lihat diagram).

Langkah selanjutnya adalah memasukkan IP Address dan Port setiap DVR ke dalam menu Virtual Server yang ada pada modem ADSL (contohnya TP-Link TD-8840). Caranya: masuklah ke menu Advanced Setup --> pilih NAT --> Virtual Server, lalu klik Add. Contohnya sebagai berikut:





Jika masing-masing sudah di-Save/Apply dengan benar, maka kita akan memperoleh daftar Virtual Server lengkap seperti ini:


4. Lakukanlah verifikasi open port dari PC/laptop yang berada dalam satu jaringan lokal. Caranya : masuklah ke situs http://canyouseeme.org. Pastikan semua DVR sudah dalam keadaan on dan tersambung semua dengan ADSL modem. Pada kolom What Port isikanlah 5445 dan lihatlah apakah Success atau Error. Demikian juga untuk Port 5446 dan 5447.

5. Jika semua Port telah Success, maka seharusnya kita bisa langsung meng-access setiap DVR, baik satu per satu maupun secara simultan, yaitu sebagai berikut:
- Untuk DVR1 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5445
- Untuk DVR2 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5446
- Untuk DVR3 --> http://dvrkantor.dvrdns.org:5447

Untuk jumlah DVR yang lebih banyak, maka kita hanya perlu membedakan Port-nya saja dengan membuat konfigurasi virtual server seperti di atas. Kabar baiknya adalah kita bisa meng-access semua DVR secara simultan tak ubahnya seperti membuka beberapa situs di internet sekaligus. Namun kabar buruknya adalah, access DVR yang jor-joran seperti ini jelas akan memboroskan bandwidth. Jadi jangan heran jika gerakannya akan sangat lambat. Tetapi hanya untuk sekadar mencoba, bolehlah!

Terakhir, teknik ini bisa diterapkan sekalipun ketiga DVR tersebut berasal dari merk berbeda, bahkan jika salah satunya adalah DVR PC Base. Dengan demikian kita bisa melakukan test (semacam benchmarking) untuk mengetahui DVR mana yang gesit dan mana yang lelet.  DVR yang smart adalah DVR yang sukses dalam memanfaatkan keterbatasan bandwidth, bukan DVR dengan feature melimpah, namun tidak berdaya saat menghadapi bandwidth kecil. 

Penutup
Sebetulnya yang lebih "aman" adalah memasukkan settingan hostname, user dan password ini ke dalam menu DDNS pada ADSL modem, sehingga kali ini modem ADSL-lah yang meng-update ke DynDNS atau No-IP, bukan DVR. Penjelasan mengenai hal ini ada di sini.

02 March 2020

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 2)

Selain itu ada pula teknik untuk "meng-IP-kan" camera CCTV biasa, sehingga camera ini bisa "naik kelas" menjadi IP. Cameranya tetap camera biasa, tetapi dimasukkan dulu ke suatu alat yang disebut dengan Network Video Server (NVS), sehingga sinyal video-nya berubah menjadi IP Video. Dengan begitu, user bisa lebih bebas memilih model dan kualitas camera analog yang akan dimasukkan ke unit ini, karena bagi sebagian orang, kualitas camera analog dianggap lebih baik ketimbang IP Camera kebanyakan. Namun sayang, harga satu unit NVS ini masih terbilang mahal, sehingga perlu diperhitungkan segi biayanya, apabila akan dipakai untuk menggantikan sistem yang sudah terpasang. 


Pada posting berikutnya, insya Allah kami akan bahas bagaimana cara meng-install IP Camera ini untuk pertama kali dan menu apa sajakah yang ada di dalamnya. Jika masih ada kesempatan -walau sekarang sudah tidak aneh lagi- bagaimanakah meng-konfigurasi camera ini agar bisa di-access via Internet?Stay tune!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.
  

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 3)

Jadi, dalam bahasa sederhana: IP Camera adalah camera yang bisa di-browsing langsung, tak ubahnya seperti saat kita mengakses satu situs di internet. Oleh karena beberapa camera harus terhubung ke dalam satu jaringan LAN (Local Area Network), maka IP Cam bisa juga disebut juga sebagai Network Camera atau IP-Surveillance.

Baiklah untuk mempertegas kembali paparan di atas, maka setelah terhubung dengan jaringan LAN (Network Switch), kami coba membuka "situs" satu IP Camera, misalnya http://192.168.1.5 seperti yang terlihat pada clip di bawah ini. Ternyata cukup mudah, bukan? Jadi, saat ini IP Camera bukan sesuatu yang aneh lagi.


O,ya bagi mereka yang ingin mengetahui menu apa sajakah yang terdapat pada IP Cam ini, berikut kami petikkan sebagian dari menu tersebut.


Ternyata menunya boleh terbilang biasa-biasa saja, bukan? Ya, memang demikianlah adanya. Kita bisa mengakses camera tersebut melalui IP Address default dari pabrik ataupun melalui DHCP. Setelah itu camera siap di-access melalui browser favorit kita. Selain itu, satu hal lagi, bagi yang suka "mengutak-atik" access camera via Internet, maka adanya menu DynDNS Settings selalu saja menimbulkan rasa penasaran tersendiri untuk mencoba. Berbeda dengan mereka yang sudah terbiasa, tentunya hal ini sudah tidak aneh lagi. Bagaimana, mau mencoba?


Mengingat IP camera ini tidak terhubung dengan perangkat rekaman seperti pada sistem DVR, maka pertanyaan berikut yang muncul adalah bagaimanakah soal perekaman? Silakan ikuti bahasan kami pada kategori IP Camera. Semoga bermanfaat!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 1)


Pada posting kali ini, insya Allah kami akan membahas sedikit mengenai IP Camera. Apa sih perbedaannya dengan camera biasa? Lalu, keunggulan apa yang dimiliki oleh camera jenis ini? Bagaimanakah konfigurasinya? Kemudian, kapan saatnya kita benar-benar memerlukan IP Camera ini?


IP Cam sejatinya adalah camera biasa, namun sinyal video-nya disalurkan lewat satu protokol yang disebut TCP/IP. Sementara TCP/IP sendiri merupakan kependekan dari Transfer Control Protocol/Internet Protocol yang lazim dipakai dalam dunia LAN dan Internet. Saking populernya, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa saat membaca artikel inipun, sebenarnya kita sedang menggunakan teknologi TCP/IP  (O, iya ya?!

Nah, kembali pada IP camera. IP Camera adalah camera yang menggunakan protokol TCP/IP sebagai penyalurnya. Jadi bisa dikatakan, bahwa IP Cam menyalurkan sinyal data. Hal ini berbeda dengan camera biasa yang menyalurkan komponen video secara langsung, tanpa melalui "protokol-protokolan segala". Perbedaan teknik inilah yang mendasari mengapa dalam mempelajari IP Cam diperlukan pemahaman yang cukup baik terhadap teknologi jaringan (LAN).

Sebagai pembuka, semoga ilustrasi di bawah ini bisa memberikan pemahaman awal mengenai perbedaan prinsip dari kedua sistem camera yang dimaksud.


Terihat jelas, sekalipun secara fisik keduanya tampak mirip, namun cara pengamatannya berbeda. Camera CCTV biasa memakai monitor atau TV, sedangkan IP Cam harus menggunakan PC atau Laptop. Lantas, bagaimana dengan Power Supply?  Nah, kebetulan pada contoh di atas keduanya sama-sama memakai power supply DC12V biasa. Pabrikan IP Cam biasanya sudah menyertakan adaptor dari jenis switching di dalam satu paket. Tetapi ada pula IP Cam yang bisa memakai power supply yang disebut PoE (dibaca: pi-o-i). PoE sendiri adalah kependekan dari Power over Ethernet. Sekalipun namanya terdengar keren, tapi ini tidak lain hanyalah upaya menyuntikkan tegangan DC dari Network Switch ke dalam kabel UTP Cat 5, sehingga camera mendapatkan power dari kabel itu juga. Itu sebabnya disebut power over ethernet (power melalui kabel ethernet alias kabel UTP). Dengan begitu, instalasinya terlihat lebih rapi, karena cukup dengan satu kabel UTP saja yang dicolok ke camera, maka camera sudah ON. Kiranya inilah yang merupakan keunggulan pertama dari IP Camera ketimbang analog. Sebagai gambaran, maka di bawah ini terlihat satu produk Network Switch keluaran TP-Link yang sudah dilengkapi dengan PoE pada sebagian port-nya.





Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

25 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 7)

WiFi Camera
Saat ini wifi camera memiliki dua pengertian, yaitu;
1. Camera yang menggunakan teknik wireless LAN.
2. Camera yang memakai gelombang wifi sebagai pengganti lensa (teknik baru).Lebih lengkapnya lihat di sini

Adapun dalam bahasan kita kali ini, wifi cam yang dimaksud adalah pengertian pertama, sebab pengertian kedua memiliki bahasan yang harus dicerna lebih mendalam. Secara sederhana satu sistem wifi cam bisa digambarkan seperti ini:


Seperti terlihat dalam ilustrasi, Laptop bisa mengakses camera secara lokal dalam lingkaran "hotspot", misalnya di rumah tinggal, kantor, sekolah, bahkan di mall-mall (jika dipasang camera) dan sebagainya. Teknik wifi ini memiliki beberapa keuntungan (advantages) sekaligus pula kekurangan.

Keuntungan wifi cam menurut sisi kami adalah:
1. Sinyal wifi memakai teknik digital, sehingga lebih stabil ketimbang wireless analog (yang memakai teknik modulasi) sekalipun kedua-duanya memakai frekuensi yang sama (2.4GHz).
2. Lebih aman dari "bocor" ke tetangga ataupun penyadapan, karena sinyal datanya diacak dengan teknik khusus (encrypted data).
3. Teknologi yang berbasiskan IP lebih handal dan trendy.

Sedangkan kekurangannya adalah:
1. Memakai adaptor plug-in, sehingga masih tetap harus menarik kabel (setidaknya kabel listrik 220V).
2. Untuk setting dan konfigurasi diperlukan pengetahuan LAN yang mantap (mumpuni).
3. Jangkauan sinyalnya sangat pendek (terbatas).
4. Tidak bisa dipasang dalam lantai yang berbeda.
5. Kualitas gambar dan gerakan objek rata-rata masih di bawah camera analog, kecuali pada wifi cam merk terkenal.
6. Bandwidth limitation masih merupakan kendala pada instalasi multi camera. 
7. Gerakan camera PTZ dengan mouse klik tidak se-linier joystick keyboard, tetapi step-by-step.
8. Last but not least, harganya masih terbilang mahal untuk aplikasi rumah tinggal.


Penutup 
Demikianlah uraian sederhana mengenai sistem camera yang ada saat ini. Harapan kami semoga paparan ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


24 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 6)

Analog Wireless Camera
Seperti diketahui bersama, wireless camera adalah camera tanpa kabel. Sebagai media pengirim gambar dan suara digunakan frekuensi radio yang daya pancarnya kecil sampai beberapa ratus mili-watt saja (1 miliwatt = seperseribu watt). Oleh sebab itu pemakaiannya tidak memerlukan izin, karena selain dayanya kecil, alokasi frekuensi yang digunakanpun merupakan frekuensi yang dikategorikan "bebas pakai". Frekuensi yang paling populer adalah 900MHz dan 2400MHz (2.4GHz). Pada beberapa model, khususnya untuk WiFi Camera, ada yang menggunakan frekuensi 5.2/5.3GHz. Diagram untuk satu channel wireless camera analog adalah seperti ini:


Dalam aplikasinya, kebanyakan wireless camera menghasilkan gambar yang tidak stabil, kecuali dalam jarak yang amat dekat. Hal ini disebabkan oleh sifat frekuensi tinggi 2400MHz yang berdaya kecil mudah diserap oleh benda-benda sekitarnya, terutama dinding dan pintu garasi jenis henderson (besi). Akibatnya gambar dan suara jadi timbul tenggelam dan goyang (istilahnya fading). Inilah kendala yang paling sering terjadi seputar aplikasi wireless camera, khususnya saat dipasang di atas pintu garasi luar menghadap ke pintu pagar. Untuk itu seorang installer harus pandai-pandai dalam mengatur posisi Receiver dan Transmitter, sebab sinyal transmisi sudah sangat kritis. Kadangkala dengan sedikit improvisasi, sinyal bisa "selamat" sampai ke receiver, misalnya dengan sedikit menarik kabel video agar jarak TX dan RX semakin dekat. Namun hal ini tentu harus mendapat persetujuan customer, karena menarik kabel jelas bertentangan dengan "filosofi" wireless itu sendiri.  

Adapun keuntungan camera wireless analog diantaranya:
1. Tidak perlu menarik kabel (jelas).
2. Instalasi cepat.

Kerugiannya antara lain:
1. Sinyal video dan audio seringkali tidak stabil.
2. Satu camera/transmitter memerlukan satu receiver, sehingga kurang cocok untuk multi camera.
3. Masing-masing unit memerlukan adaptor (yang harus menarik kabel).
4. Sinyal sangat dipengaruhi objek/penghalang.
5. Mudah terkena interferensi atau menginterferensi peralatan lain.
6. Sinyal bisa "bocor" ke tetangga sebelah.
7. Sinyal bisa "disadap" oleh alat Wireless Camera Hunter seperti ini:


8. Harga lumayan mahal.
9. Untuk operasi 24 jam unit Transmitter cenderung panas.

Untuk aplikasi indoor yang Transmitter dan Receiver-nya berada dalam satu ruangan, hasilnya masih terbilang baik. Namun, diakui atau tidak, pilihan untuk menggunakan wireless analog lebih disebabkan oleh faktor estetika ruangan, sebab sampai saat ini sistem kabel masih jauh lebih handal. 

Pada uraian terakhir, kami akan menyinggung sedikit mengenai WiFi Camera, yaitu wireless IP Camera. Semoga anda bisa membedakannya dengan analog wireless camera yang baru kita bahas ini.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


23 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 5)

Mini PTZ Dome
Ada lagi satu jenis PTZ Dome yang bentuknya mini dengan kemampuan zoom yang terbatas. Jika kita memerlukan camera jenis pan tilt di dalam ruangan, namun estetika menjadi isu penting, maka camera jenis ini layak untuk dicoba. Contoh aplikasi misalnya di area reception hotel (untuk mengamati kegiatan check-in / check-out), di ruangan meeting (untuk mengamati peserta rapat yang hadir, bahkan yang tidur!), di public area (untuk mengamati pengunjung di berbagai sudut) dan tempat lainnya. Satu kelebihan camera ini adalah mudah dioperasikan, karena hanya memakai remote control yang sudah familiar dalam kehidupan sehari-hari. Dibandingkan dengan fix camera yang tidak bisa bergerak, maka camera ini bisa sedikit mengusir "kejenuhan" operator, karena tidak melulu mengamati objek yang sama. Adapun kekurangannya adalah kemampuan zoom yang terbatas, yaitu 3x digital zoom (bukan optical). Ini sama halnya dengan memperbesar perangko di atas mesin fotokopi. Namun untuk aplikasi umum seperti yang disebutkan di atas, camera jenis ini tergolong "sangat direkomendasikan" (highly recommended). Beberapa dome dapat dipasang dan dioperasikan melalui satu buah remote control. Untuk itu jelas diperlukan alat tambahan berupa DVR yang saat ini semakin pupuler penggunaannya.


Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

22 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 4)

Speed Dome Camera
Speed Dome Camera merupakan camera serba lengkap, karena memiliki lensa zoom hingga puluhan kali dan memiliki mekanisme pan tilt berupa motor servo yang gerakannya halus. Receiver telemetry-nya sudah ditempatkan di dalam (built-in), sehingga untuk fungsi PTZ kita hanya memerlukan kabel isi 2 saja. Bisa dikatakan saat ini camera jenis inilah yang paling disukai oleh user (kecuali harganya), karena desainnya kompak dan kualitas gambar sangat baik. Diagram untuk satu unit camera Speed Dome diperlihatkan pada gambar di bawah ini.


Gambar di atas memperlihatkan penarikan kabel untuk camera jenis ini. Kabel data ditarik dari Keyboard menuju camera pada jarak yang relatif jauh, yaitu hingga 1200m. Seperti bahasan terdahulu, bahwa komunikasi melalui RS-485 memerlukan apa yang disebut dengan Protokol, yaitu "bahasa" antara Keyboard dengan Receiver pada Speed Dome. Protokol yang populer diantaranya adalah Pelco D dan Pelco P. Sebagaimana bahasa manusia di dunia, maka ada juga nama protokol yang lainnya, seperti: Dynacolor, Kalatel, Lilin, Samsung, Dongyang, Panasonic, Philips, Sensormatic, DRX dan banyak lagi. Untuk memperoleh kompatibilitas penuh, maka sangat disarankan agar Keyboard dan Speed Dome berasal dari satu merk yang sama. Jika berbeda, maka ada beberapa fungsi yang tidak support, sebut saja fungsi Auto Pan, Preset dan Menu. Ketiganya merupakan feature standar yang dimiliki oleh kebanyakan Speed Dome. Namun, fungsi tersebut umumnya gagal bila dioperasikan melalui Keyboard yang berbeda merk.

Dalam bekerja dengan Speed Dome, pemahaman istilah menjadi penting. Beberapa istilah itu antara lain:

RS485
Nama komunikasi data yang mengalir dari keyboard ke bagian receiver di dalam camera. Analogi dalam kehidupan sehari-hari: merk kendaraan yang dipakai.

Protocol
Protocol adalah bahasa standar yang digunakan oleh keyboard dan camera untuk saling "bicara". Jika RS485 diibaratkan sebagai kendaraan, maka Protocol adalah penumpangnya. Protocol yang banyak digunakan adalah Pelco D.

Dome Address atau Camera ID
Ini adalah alamat pada masing-masing camera agar tidak bentrok satu sama lain saat dikontrol. Misalnya: address 001 untuk Dome 1, address 002 untuk Dome 2 dan seterusnya sampai 255. Jadi, untuk mengontrol Dome 2, maka operator harus menekan 002 atau 2 terlebih dahulu pada Keyboard, lalu joystick dimainkan.

Pan
Gerakan ke kiri atau kanan (horizontal) dengan cara menggerakkan joystick keyboard.

Tilt
Gerakan naik turun (vertical) sebesar 90 derajat.

Auto Pan
Gerakan camera ke kanan dan kiri secara terus menerus. Khusus untuk Speed Dome, gerakan ini bisa pula disebut Swing.

Endless
Dome yang bisa berputar terus tanpa batas.

Preset
Titik-titik objek yang sudah diprogram sesuai keinginan user dan akan di-"memori" oleh camera. Misalnya Preset 1 mengarah ke Pintu Gerbang (Main Entrance), Preset 2 ke Areal Parkir, Preset 3 ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Jadi, operator cukup menekan tombol Call 1 pada Keyboard dan secara otomatis camera akan mengarah ke gerbang. Menekan Call 3, maka camera akan mengarah ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Preset berfungsi untuk menyingkat waktu dibandingkan dengan menggerakkan joystick. Oleh sebab itulah, maka muncul istilah High Speed Dome, yaitu dome dengan motor berkecepatan tinggi. 

Menetapkan titik Preset disebut Set Preset, sedangkan memanggil titik preset disebut Call Preset. Dalam spesifikasi biasanya disebutkan berapa jumlah titik Preset yang bisa disimpan, umumnya 64 atau 128. Oleh karena disimpan di dalam memori camera, maka titik Preset pada setiap camera bisa dibuat sesuka hati.

Swing
Swing adalah gerakan pan di antara 2 (dua) titik Preset. Misalkan kita sudah menetapkan Preset 1 di Pintu Gerbang, sedangkan Preset 2 kita tetapkan  ke Areal Parkir. Apabila pada menu Swing kita pilih 1st Position=Preset 1 dan 2nd Position=Preset 2, maka saat Swing dijalankan dome akan bergerak bolak-balik dari dari Gerbang ke Areal Parkir. Jadi bisa dikatakan bahwa Swing identik dengan Auto Pan.

Pattern (Tour)
Pattern adalah pengulangan gerakan dome yang sudah di-pola sebelumnya oleh kita. Misalnya kita ingin menyimpan pola gerakan dome mulai dari gerbang masuk, lalu "menyapu" pelataran parkir, hingga ke pintu keluar. Maka, kita bisa membuat dulu Pattern-nya melalui menu Edit Pattern. Lalu kita  menggerakkan joystick dari pintu masuk, pelataran parkir hingga ke pintu keluar. Gerakan joystick ini di-save ke dalam memori speed dome, misalnya sebagai Pattern 1. Nah, jika satu saat operator ingin melakukan gerakan serupa, maka dia tinggal memanggil Pattern 1  saja. Adapun cara memanggil Pattern berbeda-beda tergantung pada merk produk, misalnya saja: 1 - Pattern.

Menetapkan Pattern disebut Edit Pattern, sedangkan memanggil Pattern disebut Run Pattern. Istilah lain untuk Pattern adalah Tour (tampaknya istilah ini lebih mudah dipahami!).

Group
Group merupakan kombinasi fungsi Preset, Swing dan Pattern. Misalkan kita menghendaki camera agar menjalankan urutan perintah ini:  
- Pertama ke titik Preset 1 dan diam 10 detik di titik ini.
- Lalu ke Preset 2, diam 20 detik di titik ini.
- Lalu Preset 5, diam 10 detik.
- Lalu menjalankan Swing 1 selama 30 detik 
  (misalkan Swing 1 sudah diprogram Preset 6 dan Preset 7)
- Terakhir, menjalankan Pattern 1 yang sudah dipola sebelumnya.

Maka kita bisa memasukkan program tersebut ke dalam Menu Group, katakanlah Group 1. Jadi pada kesempatan lain, kita tinggal memanggil Group 1 untuk melakukan fungsi di atas. Fungsi ini cocok diterapkan di areal pabrik, sehingga petugas security tidak perlu terlalu sering memainkan joystick keyboard.

Auto Flip
Auto flip adalah feature yang memungkinkan camera membalikkan lensanya secara otomatis agar gambar tidak terbalik saat melakukan tilt lebih dari 90 derajat. Feature ini sangat berguna saat mengikuti gerakan orang yang berjalan terus ke arah camera sampai membelakanginya. Dengan auto flip, maka punggung orang tadi tidak akan "terbalik", karena lensa sudah membalik secara otomatis. Auto flip cocok diaplikasikan pada instalasi speed dome di tengah-tengah koridor hotel, hallway ataupun selasar.

Park
Park adalah satu titik yang diprioritaskan sebagai default, misalnya pintu gerbang masuk satu pabrik yang sudah ditetapkan sebagai Preset 1. Apabila operator tidak mengoperasikan Keyboard selama waktu tertentu yang diprogram, camera secara otomatis akan parkir di Preset no.1 ini. Waktunya bisa diprogram mulai dari 1 menit sampai dengan 4 jam.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

21 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 3)

PTZ Camera (Pan, Tilt, Zoom)
Pan tilt zoom camera (biasa disingkat PTZ) adalah camera yang bisa bergerak ke kanan kiri (pan), naik turun (tilt) dan melakukan fungsi zoom. PTZ camera  terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: konvensional dan telemetry receiver. Perbedaannya terletak pada kabel yang digunakan. Sistem konvensional memerlukan sedikitnya 10 penghantar  (kabel isi 10), sedangkan telemetry receiver hanya membutuhkan kabel isi 2 saja. Lebih jelasnya mari kita lihat ilustrasi berikut ini:


Camera PTZ sistem konvensional terdiri atas:
1. Camera dari jenis box camera.
2. Lensa dari jenis zoom.
3. Motor pan tilt untuk menggerakan camera.
4. PTZ controller.

Untuk mengontrol pergerakan camera diperlukan PTZ controller. Controller ini memiliki  dua jenis tegangan output, yaitu DC12V untuk lensa dan AC24V atau 220V untuk motor. Pada bagian tengahnya terdapat knop potensiometer yang bertuliskan Lens Speed. Fungsinya untuk mengatur kecepatan zoom, focus dan iris (kecuali jenis auto iris).  Pada kecepatan max. gerakan zooming akan cepat, karena tegangan yang keluar adalah 12VDC. Pada kondisi speed min. gerakan zoom akan lambat dan halus, karena tegangan output dari controller berkurang. Adapun kecepatan gerakan motor tidak dapat diatur, karena sudah disesuaikan dengan standar umum.

Hingga saat ini sistem PTZ konvensional masih dipakai (tepatnya: dipertahankan!) di berbagai tempat, seperti di kawasan industri, bank, public area dan kantor pemerintahan. Sekalipun masih berfungsi, namun peralatannya kebanyakan sudah tergolong kuno. Keuntungan dari sistem PTZ konvensional  adalah:
1. Pan tilt head (motor) memakai tegangan biasa, sehingga instalasinya mudah dipahami.
2. Harga peralatannya relatif murah.
3. Analisa masalah di lapangan mudah dilakukan.
4.Operator tidak memerlukan pengetahuan khusus dalam mengoperasikannya.

Sedangkan kekurangan sistem PTZ konvensional ini, diantaranya adalah:
1. Memerlukan banyak penghantar -minimal kabel isi 10-, sehingga instalasinya lumayan berat.
2. Tegangan 12VDC untuk lensa tidak bisa mencapai jarak jauh, umumnya di bawah 200m saja.
3. Harga multicore cable (kabel isi banyak) untuk jarak jauh terbilang mahal.
4. Bentuk motor dan housing-nya besar, sehingga tidak kompak dan terkesan ketinggalan jaman.
5. Popularitasnya mulai tergeser oleh sistem Receiver dan Speed Dome Camera.

Berbeda dengan sistem konvensional, kesulitan dalam instalasi kabel bisa teratasi dengan memakai sistem Receiver. Perbedaan sistem ini dengan sistem konvensional diperlihatkan pada gambar di bawah ini:


Dengan adanya receiver, maka kabel yang menuju camera cukup memakai kabel isi 2 saja. Konsekuensinya, untuk mengontrol camera kita memerlukan satu unit keyboard sebagai pengganti controller. Receiver diletakkan sedekat mungkin dengan motor dan camera, misalnya pada satu tiang yang sama. Oleh karena receiver, motor dan camera jaraknya saling berdekatan, maka kabel isi 10 yang dipakaipun tidak perlu panjang, cukup 1 meter saja bahkan adakalanya kurang. Hal ini -sekali lagi- disebabkan karena receiver hanya memerlukan kabel isi 2 dari keyboard. Jadi, yang mengalir di kabel ini bukan tegangan listrik, melainkan data yang populer dengan sebutan RS-485. Agar dapat saling "berbicara", maka keyboard dan receiver perlu memakai bahasa yang sama. Bahasa ini disebut dengan istilah protokol. Salah satu protokol populer saat ini adalah Pelco-D. Untuk itu,  setting protokol pada keyboard dan receiver harus sesuai (match). Pemilihan protokol pada receiver dilakukan melalui DIP switch, sedangkan pada keyboard selain DIP switch ada juga yang dipilih melalui menu.

Ketentuan umum lainnya adalah: satu camera, satu receiver. Jadi, apabila ada 5 titik camera, maka kita memerlukan 5 unit receiver. Untuk membedakannya, maka setiap receiver harus memiliki address sendiri. Pengaturan yang paling bagus adalah camera no. 1 memiliki receiver dengan address 001, camera 2 address receiver 002, camera 3 address receiver 003 dan seterusnya hingga mencapai jumlah maksimum tertentu (bisa 32, 64, 128 atau 255 address tergantung spesifikasi dari factory). Sangat disarankan agar receiver dan keyboard berasal dari merk yang sama agar diperoleh kompatibilitas penuh. Tetapi jika hanya untuk aplikasi pan, tilt dan zoom saja, perbedaan merk ini bisa diabaikan selama keduanya bekerja pada protokol yang sama. Namun fungsi lain di luar itu tidak akan bekerja, misalnya fungsi Auto Pan dan Camera Menu.

Indoor PTZ Receiver 

Keuntungan sistem Receiver:
1. Instalasi kabel lebih ringan.
2. Jarak keyboard dan receiver bisa mencapai hingga 1200m.
3. Biaya kabel bisa ditekan secara signifikan.
4. Memiliki kehandalan yang tinggi.
5. Tersedia receiver untuk aplikasi indoor maupun outdoor.

Kekurangannya antara lain:
1. Harga receiver dan keyboard masih terbilang mahal.
2. Tidak bisa melakukan fungsi preset, pattern, tour dan lainnya.
    (nantikan penjelasannya pada pembahasan Speed Dome Camera)
3. Fungsi tombol-tombol pada keyboard sering membingungkan operator.
4. Joystick keyboard adakalanya patah dan sulit diperbaiki.
5. Pada keadaan tertentu keyboard suka macet.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.