27 February 2020

Beberapa Accessories CCTV yang Berguna (Bagian 1)


Pengantar
Accessories CCTV kadangkala diperlukan, baik saat kita menghadapi problem di lapangan maupun untuk keperluan lainnya. Problematika CCTV yang paling sering terjadi adalah gangguan interferensi dan gambar gelap di malam hari. Ini adalah hal lumrah, terlebih lagi pada instalasi camera outdoor di pabrik dengan tarikan kabel yang jauh-jauh. Di sisi lain, ancaman dari petir malah kerapkali terabaikan. Jarang sekali kami dapati instalasi camera yang menyertakan anti-petir di dalamnya, kecuali setelah didapati peralatan yang rusak oleh sengatan petir. Di sinilah pentingnya accessories anti-petir dipasang. Ini hanyalah contoh saja.

Namun, di sisi user penambahan accessories CCTV ini tentu saja memakan budget yang lumayan besar. Katakan saja jika setiap titik camera dipasangi peralatan anti-petir, maka berapa banyak cost tambahan yang mesti dikeluarkan untuk 16 camera? Jadi, alih-alih membeli CCTV paket hemat, malah akhirnya biaya jadi membengkak lantaran penambahan accessories di sana-sini. Kalau begitu, seberapa pentingkah peranan dari accessories CCTV ini?

Ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang, maka pada posting mendatang insya Allah kami akan ajak anda untuk mengenal dulu beberapa accessories CCTV yang dimaksud. Soal nantinya akan dipakai atau tidak, hal itu terserah pada anda dan vendor, sebab accessories ini ada yang mutlak harus dipasang, tetapi ada juga yang tidak. Harapan kami semoga melalui tulisan kecil ini, anda bisa mengenalinya satu per satu. Bagaimana, setuju?

Baiklah, berdasarkan fungsinya accessories CCTV ini bisa kami bagi ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu:

1.Accessories untuk meningkatkan performance, diantaranya:
   Video AmplifierIP Extender hingga External Infra Red Lamp.

2.Accessories untuk menghilangkan gangguan (trouble), yaitu:
   Ground Loop Isolator beserta jajarannya.

3.Accessories untuk menambah fungsi (perluasan), seperti:
  Video Distributor, Data DistributorVGA Distributor termasuk pula RS-232 to RS-485 Converter.

4.Accessories untuk melindungi peralatan (protection), yaitu:
   Surge Protection untuk Video, Power dan Data.

Disebabkan adanya pembagian ini, maka acessories seperti: camera mounting bracket, camera housing serta pan-tilt motor tidak kami masukkan ke dalam pokok bahasan mengingat fungsi masing-masingnya sudah jelas.

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

25 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 7)

WiFi Camera
Saat ini wifi camera memiliki dua pengertian, yaitu;
1. Camera yang menggunakan teknik wireless LAN.
2. Camera yang memakai gelombang wifi sebagai pengganti lensa (teknik baru).Lebih lengkapnya lihat di sini

Adapun dalam bahasan kita kali ini, wifi cam yang dimaksud adalah pengertian pertama, sebab pengertian kedua memiliki bahasan yang harus dicerna lebih mendalam. Secara sederhana satu sistem wifi cam bisa digambarkan seperti ini:


Seperti terlihat dalam ilustrasi, Laptop bisa mengakses camera secara lokal dalam lingkaran "hotspot", misalnya di rumah tinggal, kantor, sekolah, bahkan di mall-mall (jika dipasang camera) dan sebagainya. Teknik wifi ini memiliki beberapa keuntungan (advantages) sekaligus pula kekurangan.

Keuntungan wifi cam menurut sisi kami adalah:
1. Sinyal wifi memakai teknik digital, sehingga lebih stabil ketimbang wireless analog (yang memakai teknik modulasi) sekalipun kedua-duanya memakai frekuensi yang sama (2.4GHz).
2. Lebih aman dari "bocor" ke tetangga ataupun penyadapan, karena sinyal datanya diacak dengan teknik khusus (encrypted data).
3. Teknologi yang berbasiskan IP lebih handal dan trendy.

Sedangkan kekurangannya adalah:
1. Memakai adaptor plug-in, sehingga masih tetap harus menarik kabel (setidaknya kabel listrik 220V).
2. Untuk setting dan konfigurasi diperlukan pengetahuan LAN yang mantap (mumpuni).
3. Jangkauan sinyalnya sangat pendek (terbatas).
4. Tidak bisa dipasang dalam lantai yang berbeda.
5. Kualitas gambar dan gerakan objek rata-rata masih di bawah camera analog, kecuali pada wifi cam merk terkenal.
6. Bandwidth limitation masih merupakan kendala pada instalasi multi camera. 
7. Gerakan camera PTZ dengan mouse klik tidak se-linier joystick keyboard, tetapi step-by-step.
8. Last but not least, harganya masih terbilang mahal untuk aplikasi rumah tinggal.


Penutup 
Demikianlah uraian sederhana mengenai sistem camera yang ada saat ini. Harapan kami semoga paparan ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


24 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 6)

Analog Wireless Camera
Seperti diketahui bersama, wireless camera adalah camera tanpa kabel. Sebagai media pengirim gambar dan suara digunakan frekuensi radio yang daya pancarnya kecil sampai beberapa ratus mili-watt saja (1 miliwatt = seperseribu watt). Oleh sebab itu pemakaiannya tidak memerlukan izin, karena selain dayanya kecil, alokasi frekuensi yang digunakanpun merupakan frekuensi yang dikategorikan "bebas pakai". Frekuensi yang paling populer adalah 900MHz dan 2400MHz (2.4GHz). Pada beberapa model, khususnya untuk WiFi Camera, ada yang menggunakan frekuensi 5.2/5.3GHz. Diagram untuk satu channel wireless camera analog adalah seperti ini:


Dalam aplikasinya, kebanyakan wireless camera menghasilkan gambar yang tidak stabil, kecuali dalam jarak yang amat dekat. Hal ini disebabkan oleh sifat frekuensi tinggi 2400MHz yang berdaya kecil mudah diserap oleh benda-benda sekitarnya, terutama dinding dan pintu garasi jenis henderson (besi). Akibatnya gambar dan suara jadi timbul tenggelam dan goyang (istilahnya fading). Inilah kendala yang paling sering terjadi seputar aplikasi wireless camera, khususnya saat dipasang di atas pintu garasi luar menghadap ke pintu pagar. Untuk itu seorang installer harus pandai-pandai dalam mengatur posisi Receiver dan Transmitter, sebab sinyal transmisi sudah sangat kritis. Kadangkala dengan sedikit improvisasi, sinyal bisa "selamat" sampai ke receiver, misalnya dengan sedikit menarik kabel video agar jarak TX dan RX semakin dekat. Namun hal ini tentu harus mendapat persetujuan customer, karena menarik kabel jelas bertentangan dengan "filosofi" wireless itu sendiri.  

Adapun keuntungan camera wireless analog diantaranya:
1. Tidak perlu menarik kabel (jelas).
2. Instalasi cepat.

Kerugiannya antara lain:
1. Sinyal video dan audio seringkali tidak stabil.
2. Satu camera/transmitter memerlukan satu receiver, sehingga kurang cocok untuk multi camera.
3. Masing-masing unit memerlukan adaptor (yang harus menarik kabel).
4. Sinyal sangat dipengaruhi objek/penghalang.
5. Mudah terkena interferensi atau menginterferensi peralatan lain.
6. Sinyal bisa "bocor" ke tetangga sebelah.
7. Sinyal bisa "disadap" oleh alat Wireless Camera Hunter seperti ini:


8. Harga lumayan mahal.
9. Untuk operasi 24 jam unit Transmitter cenderung panas.

Untuk aplikasi indoor yang Transmitter dan Receiver-nya berada dalam satu ruangan, hasilnya masih terbilang baik. Namun, diakui atau tidak, pilihan untuk menggunakan wireless analog lebih disebabkan oleh faktor estetika ruangan, sebab sampai saat ini sistem kabel masih jauh lebih handal. 

Pada uraian terakhir, kami akan menyinggung sedikit mengenai WiFi Camera, yaitu wireless IP Camera. Semoga anda bisa membedakannya dengan analog wireless camera yang baru kita bahas ini.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.


23 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 5)

Mini PTZ Dome
Ada lagi satu jenis PTZ Dome yang bentuknya mini dengan kemampuan zoom yang terbatas. Jika kita memerlukan camera jenis pan tilt di dalam ruangan, namun estetika menjadi isu penting, maka camera jenis ini layak untuk dicoba. Contoh aplikasi misalnya di area reception hotel (untuk mengamati kegiatan check-in / check-out), di ruangan meeting (untuk mengamati peserta rapat yang hadir, bahkan yang tidur!), di public area (untuk mengamati pengunjung di berbagai sudut) dan tempat lainnya. Satu kelebihan camera ini adalah mudah dioperasikan, karena hanya memakai remote control yang sudah familiar dalam kehidupan sehari-hari. Dibandingkan dengan fix camera yang tidak bisa bergerak, maka camera ini bisa sedikit mengusir "kejenuhan" operator, karena tidak melulu mengamati objek yang sama. Adapun kekurangannya adalah kemampuan zoom yang terbatas, yaitu 3x digital zoom (bukan optical). Ini sama halnya dengan memperbesar perangko di atas mesin fotokopi. Namun untuk aplikasi umum seperti yang disebutkan di atas, camera jenis ini tergolong "sangat direkomendasikan" (highly recommended). Beberapa dome dapat dipasang dan dioperasikan melalui satu buah remote control. Untuk itu jelas diperlukan alat tambahan berupa DVR yang saat ini semakin pupuler penggunaannya.


Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

22 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 4)

Speed Dome Camera
Speed Dome Camera merupakan camera serba lengkap, karena memiliki lensa zoom hingga puluhan kali dan memiliki mekanisme pan tilt berupa motor servo yang gerakannya halus. Receiver telemetry-nya sudah ditempatkan di dalam (built-in), sehingga untuk fungsi PTZ kita hanya memerlukan kabel isi 2 saja. Bisa dikatakan saat ini camera jenis inilah yang paling disukai oleh user (kecuali harganya), karena desainnya kompak dan kualitas gambar sangat baik. Diagram untuk satu unit camera Speed Dome diperlihatkan pada gambar di bawah ini.


Gambar di atas memperlihatkan penarikan kabel untuk camera jenis ini. Kabel data ditarik dari Keyboard menuju camera pada jarak yang relatif jauh, yaitu hingga 1200m. Seperti bahasan terdahulu, bahwa komunikasi melalui RS-485 memerlukan apa yang disebut dengan Protokol, yaitu "bahasa" antara Keyboard dengan Receiver pada Speed Dome. Protokol yang populer diantaranya adalah Pelco D dan Pelco P. Sebagaimana bahasa manusia di dunia, maka ada juga nama protokol yang lainnya, seperti: Dynacolor, Kalatel, Lilin, Samsung, Dongyang, Panasonic, Philips, Sensormatic, DRX dan banyak lagi. Untuk memperoleh kompatibilitas penuh, maka sangat disarankan agar Keyboard dan Speed Dome berasal dari satu merk yang sama. Jika berbeda, maka ada beberapa fungsi yang tidak support, sebut saja fungsi Auto Pan, Preset dan Menu. Ketiganya merupakan feature standar yang dimiliki oleh kebanyakan Speed Dome. Namun, fungsi tersebut umumnya gagal bila dioperasikan melalui Keyboard yang berbeda merk.

Dalam bekerja dengan Speed Dome, pemahaman istilah menjadi penting. Beberapa istilah itu antara lain:

RS485
Nama komunikasi data yang mengalir dari keyboard ke bagian receiver di dalam camera. Analogi dalam kehidupan sehari-hari: merk kendaraan yang dipakai.

Protocol
Protocol adalah bahasa standar yang digunakan oleh keyboard dan camera untuk saling "bicara". Jika RS485 diibaratkan sebagai kendaraan, maka Protocol adalah penumpangnya. Protocol yang banyak digunakan adalah Pelco D.

Dome Address atau Camera ID
Ini adalah alamat pada masing-masing camera agar tidak bentrok satu sama lain saat dikontrol. Misalnya: address 001 untuk Dome 1, address 002 untuk Dome 2 dan seterusnya sampai 255. Jadi, untuk mengontrol Dome 2, maka operator harus menekan 002 atau 2 terlebih dahulu pada Keyboard, lalu joystick dimainkan.

Pan
Gerakan ke kiri atau kanan (horizontal) dengan cara menggerakkan joystick keyboard.

Tilt
Gerakan naik turun (vertical) sebesar 90 derajat.

Auto Pan
Gerakan camera ke kanan dan kiri secara terus menerus. Khusus untuk Speed Dome, gerakan ini bisa pula disebut Swing.

Endless
Dome yang bisa berputar terus tanpa batas.

Preset
Titik-titik objek yang sudah diprogram sesuai keinginan user dan akan di-"memori" oleh camera. Misalnya Preset 1 mengarah ke Pintu Gerbang (Main Entrance), Preset 2 ke Areal Parkir, Preset 3 ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Jadi, operator cukup menekan tombol Call 1 pada Keyboard dan secara otomatis camera akan mengarah ke gerbang. Menekan Call 3, maka camera akan mengarah ke pintu masuk areal pabrik dan seterusnya. Preset berfungsi untuk menyingkat waktu dibandingkan dengan menggerakkan joystick. Oleh sebab itulah, maka muncul istilah High Speed Dome, yaitu dome dengan motor berkecepatan tinggi. 

Menetapkan titik Preset disebut Set Preset, sedangkan memanggil titik preset disebut Call Preset. Dalam spesifikasi biasanya disebutkan berapa jumlah titik Preset yang bisa disimpan, umumnya 64 atau 128. Oleh karena disimpan di dalam memori camera, maka titik Preset pada setiap camera bisa dibuat sesuka hati.

Swing
Swing adalah gerakan pan di antara 2 (dua) titik Preset. Misalkan kita sudah menetapkan Preset 1 di Pintu Gerbang, sedangkan Preset 2 kita tetapkan  ke Areal Parkir. Apabila pada menu Swing kita pilih 1st Position=Preset 1 dan 2nd Position=Preset 2, maka saat Swing dijalankan dome akan bergerak bolak-balik dari dari Gerbang ke Areal Parkir. Jadi bisa dikatakan bahwa Swing identik dengan Auto Pan.

Pattern (Tour)
Pattern adalah pengulangan gerakan dome yang sudah di-pola sebelumnya oleh kita. Misalnya kita ingin menyimpan pola gerakan dome mulai dari gerbang masuk, lalu "menyapu" pelataran parkir, hingga ke pintu keluar. Maka, kita bisa membuat dulu Pattern-nya melalui menu Edit Pattern. Lalu kita  menggerakkan joystick dari pintu masuk, pelataran parkir hingga ke pintu keluar. Gerakan joystick ini di-save ke dalam memori speed dome, misalnya sebagai Pattern 1. Nah, jika satu saat operator ingin melakukan gerakan serupa, maka dia tinggal memanggil Pattern 1  saja. Adapun cara memanggil Pattern berbeda-beda tergantung pada merk produk, misalnya saja: 1 - Pattern.

Menetapkan Pattern disebut Edit Pattern, sedangkan memanggil Pattern disebut Run Pattern. Istilah lain untuk Pattern adalah Tour (tampaknya istilah ini lebih mudah dipahami!).

Group
Group merupakan kombinasi fungsi Preset, Swing dan Pattern. Misalkan kita menghendaki camera agar menjalankan urutan perintah ini:  
- Pertama ke titik Preset 1 dan diam 10 detik di titik ini.
- Lalu ke Preset 2, diam 20 detik di titik ini.
- Lalu Preset 5, diam 10 detik.
- Lalu menjalankan Swing 1 selama 30 detik 
  (misalkan Swing 1 sudah diprogram Preset 6 dan Preset 7)
- Terakhir, menjalankan Pattern 1 yang sudah dipola sebelumnya.

Maka kita bisa memasukkan program tersebut ke dalam Menu Group, katakanlah Group 1. Jadi pada kesempatan lain, kita tinggal memanggil Group 1 untuk melakukan fungsi di atas. Fungsi ini cocok diterapkan di areal pabrik, sehingga petugas security tidak perlu terlalu sering memainkan joystick keyboard.

Auto Flip
Auto flip adalah feature yang memungkinkan camera membalikkan lensanya secara otomatis agar gambar tidak terbalik saat melakukan tilt lebih dari 90 derajat. Feature ini sangat berguna saat mengikuti gerakan orang yang berjalan terus ke arah camera sampai membelakanginya. Dengan auto flip, maka punggung orang tadi tidak akan "terbalik", karena lensa sudah membalik secara otomatis. Auto flip cocok diaplikasikan pada instalasi speed dome di tengah-tengah koridor hotel, hallway ataupun selasar.

Park
Park adalah satu titik yang diprioritaskan sebagai default, misalnya pintu gerbang masuk satu pabrik yang sudah ditetapkan sebagai Preset 1. Apabila operator tidak mengoperasikan Keyboard selama waktu tertentu yang diprogram, camera secara otomatis akan parkir di Preset no.1 ini. Waktunya bisa diprogram mulai dari 1 menit sampai dengan 4 jam.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.