02 March 2020

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 3)

Jadi, dalam bahasa sederhana: IP Camera adalah camera yang bisa di-browsing langsung, tak ubahnya seperti saat kita mengakses satu situs di internet. Oleh karena beberapa camera harus terhubung ke dalam satu jaringan LAN (Local Area Network), maka IP Cam bisa juga disebut juga sebagai Network Camera atau IP-Surveillance.

Baiklah untuk mempertegas kembali paparan di atas, maka setelah terhubung dengan jaringan LAN (Network Switch), kami coba membuka "situs" satu IP Camera, misalnya http://192.168.1.5 seperti yang terlihat pada clip di bawah ini. Ternyata cukup mudah, bukan? Jadi, saat ini IP Camera bukan sesuatu yang aneh lagi.


O,ya bagi mereka yang ingin mengetahui menu apa sajakah yang terdapat pada IP Cam ini, berikut kami petikkan sebagian dari menu tersebut.


Ternyata menunya boleh terbilang biasa-biasa saja, bukan? Ya, memang demikianlah adanya. Kita bisa mengakses camera tersebut melalui IP Address default dari pabrik ataupun melalui DHCP. Setelah itu camera siap di-access melalui browser favorit kita. Selain itu, satu hal lagi, bagi yang suka "mengutak-atik" access camera via Internet, maka adanya menu DynDNS Settings selalu saja menimbulkan rasa penasaran tersendiri untuk mencoba. Berbeda dengan mereka yang sudah terbiasa, tentunya hal ini sudah tidak aneh lagi. Bagaimana, mau mencoba?


Mengingat IP camera ini tidak terhubung dengan perangkat rekaman seperti pada sistem DVR, maka pertanyaan berikut yang muncul adalah bagaimanakah soal perekaman? Silakan ikuti bahasan kami pada kategori IP Camera. Semoga bermanfaat!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 1)


Pada posting kali ini, insya Allah kami akan membahas sedikit mengenai IP Camera. Apa sih perbedaannya dengan camera biasa? Lalu, keunggulan apa yang dimiliki oleh camera jenis ini? Bagaimanakah konfigurasinya? Kemudian, kapan saatnya kita benar-benar memerlukan IP Camera ini?


IP Cam sejatinya adalah camera biasa, namun sinyal video-nya disalurkan lewat satu protokol yang disebut TCP/IP. Sementara TCP/IP sendiri merupakan kependekan dari Transfer Control Protocol/Internet Protocol yang lazim dipakai dalam dunia LAN dan Internet. Saking populernya, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa saat membaca artikel inipun, sebenarnya kita sedang menggunakan teknologi TCP/IP  (O, iya ya?!

Nah, kembali pada IP camera. IP Camera adalah camera yang menggunakan protokol TCP/IP sebagai penyalurnya. Jadi bisa dikatakan, bahwa IP Cam menyalurkan sinyal data. Hal ini berbeda dengan camera biasa yang menyalurkan komponen video secara langsung, tanpa melalui "protokol-protokolan segala". Perbedaan teknik inilah yang mendasari mengapa dalam mempelajari IP Cam diperlukan pemahaman yang cukup baik terhadap teknologi jaringan (LAN).

Sebagai pembuka, semoga ilustrasi di bawah ini bisa memberikan pemahaman awal mengenai perbedaan prinsip dari kedua sistem camera yang dimaksud.


Terihat jelas, sekalipun secara fisik keduanya tampak mirip, namun cara pengamatannya berbeda. Camera CCTV biasa memakai monitor atau TV, sedangkan IP Cam harus menggunakan PC atau Laptop. Lantas, bagaimana dengan Power Supply?  Nah, kebetulan pada contoh di atas keduanya sama-sama memakai power supply DC12V biasa. Pabrikan IP Cam biasanya sudah menyertakan adaptor dari jenis switching di dalam satu paket. Tetapi ada pula IP Cam yang bisa memakai power supply yang disebut PoE (dibaca: pi-o-i). PoE sendiri adalah kependekan dari Power over Ethernet. Sekalipun namanya terdengar keren, tapi ini tidak lain hanyalah upaya menyuntikkan tegangan DC dari Network Switch ke dalam kabel UTP Cat 5, sehingga camera mendapatkan power dari kabel itu juga. Itu sebabnya disebut power over ethernet (power melalui kabel ethernet alias kabel UTP). Dengan begitu, instalasinya terlihat lebih rapi, karena cukup dengan satu kabel UTP saja yang dicolok ke camera, maka camera sudah ON. Kiranya inilah yang merupakan keunggulan pertama dari IP Camera ketimbang analog. Sebagai gambaran, maka di bawah ini terlihat satu produk Network Switch keluaran TP-Link yang sudah dilengkapi dengan PoE pada sebagian port-nya.





Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

01 March 2020

Beberapa Accessories CCTV yang Berguna (Bagian 4)

7. Aplikasi Video Balun untuk Speed Dome (PTZ Motor)
Kami pernah beberapa kali ditanya mengenai aplikasi video balun untuk camera Speed Dome, sehingga kali ini kami ingin membaginya kepada pembaca. Seperti diketahui, camera speed dome merupakan salah satu camera favorit (kecuali harganya!), karena bisa berputar ke segala arah hingga 360 derajat. Tetapi dalam aplikasinya, camera ini memerlukan tiga jenis kabel yang berbeda, yaitu kabel untuk power, kabel video dan kabel data. Menarik tiga utas kabel sekaligus bukanlah pekerjaan enteng, terlebih lagi jika jaraknya jauh. Oleh sebab itu guna mengatasi keruwetan tersebut, kita bisa memakai video balun seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini:


Tampak pada gambar di atas bagaimana seutas kabel UTP (3 pair) bisa dipakai untuk menyalurkan video, power dan data sekaligus, sehingga pekerjaan instalasi menjadi lebih mudah. Namun, aplikasi ini memiliki keterbatasan yang perlu dicatat, yaitu:

1. Power yang bisa disalurkan adalah 12VDC (bukan AC), sedangkan camera speed dome dan motor pan tilt pada umumnya memakai tegangan 24VAC, bahkan ada yang 220VAC! Menggabung power AC, video dan data dalam satu kabel UTP bukan merupakan ide yang baik, karena bisa mengundang interferensi dan bahaya apabila tegangannya 220V. Saran kami, jika speed dome memakai power 24VAC terlebih lagi jika 220VAC, ambillah sumber tegangan langsung di dekat camera, jangan menyalurkannya melalui kabel UTP!

2. Menyalurkan power 12VDC pada kabel UTP pun memiliki keterbatasan jarak, yaitu hanya 50m saja, sehingga hal ini perlu diwaspadai. Penjelasan seputar persoalan ini sudah pernah kami bahas di sini. Silakan rujuk kembali jika mau.

Alhasil, tanpa melibatkan power, alat ini bisa menyalurkan video dan data hingga 400m melalui kabel UTP. Sedangkan jika dengan power, maka jaraknya hanya 50m saja. Oleh sebab itu, untuk instalasi jarak jauh sebaiknya kabel power kita pisahkan. Walaupun power mesti terpisah, setidaknya accessories yang satu ini berguna dalam meringankan instalasi, bukan?

29 February 2020

Beberapa Accessories CCTV yang Berguna (Bagian 3)


4. Ground Loop Isolator
Bahasan seputar ground loop pernah kami muat di sini dan di artikel sebelumnya. Bagi yang ingin merujuk ke sana kami persilakan. Sepanjang pengalaman, unit ini sudah terbukti kehandalannya sebagai penghilang gangguan noise atau interferensi. Memang diperlukan analisa lebih cermat sebelum memutuskan untuk memasang unit ini. Namun, apabila deadline proyek sudah dekat, sementara tidak cukup waktu untuk menarik kabel baru guna menghindari gangguan, maka -boleh jadi- unit ini merupakan solusi cerdas. Dalam analisa awal, siapkanlah minimal 2 unit ground loop isolator. Pasanglah dekat dengan DVR atau monitor terlebih dulu dan perhatikanlah hasilnya. Jika gangguan hilang, biarkanlah unit ini terpasang di sana (jangan menganalisa lagi!). Lanjutkan di jalur camera lain (atau bisa "meminjam" dulu GL yang terpasang tadi). Adakalanya kita memerlukan dua unit, yaitu satu di dekat camera dan satu lagi dekat DVR. Oleh sebab itulah, sebaiknya kita menyiapkan 2 buah sebelum berangkat ke lapangan untuk melakukan troubleshooting. Dengan melakukan beberapa kombinasi, nantinya diketahui berapa buah ground loop isolator yang diperlukan untuk menghilangkan semua gangguan tersebut.

Beberapa tipe ground loop isolator bisa terlihat pada gambar di atas. Jika sudah memasang coaxial cable, maka gunakanlah tipe GL. Untuk sistem Video Balun, kita bisa memilih unit yang sudah dilengkapi ground loop isolator (TGP001).

5. Video Distributor
Pernahkah anda mencabangkan output camera atau DVR ke dua buah monitor dengan menggunakan T Connector? Apa yang terjadi? Gambar di salah satu atau kedua monitor tersebut cenderung memudar, bukan? Ini disebabkan impedansi pada output camera / DVR menjadi berkurang, karena dibebani oleh dua monitor sekaligus. Itu baru dua monitor. Lantas, bagaimana jika disebar ke tiga, bahkan empat monitor sekaligus? Untuk itu kita memerlukan unit video distributor agar gambar di setiap monitor tetap terjaga kualitasnya. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, video distributor terkecil memiliki 1 input dengan jumlah output mulai dari 2, 4, 8 bahkan sampai dengan 16 output. Seperti kebanyakan peralatan aktif lain, unit ini memerlukan tegangan 12VDC dari adaptor dan pemasangannyapun cukup mudah. Video distributor ini umumnya sudah dilengkapi dengan amplifier 10dB, sehingga diklaim bisa mendistribusikan video hingga jarak 1000m melalui kabel coaxial RG-59. Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan pengaturan sharpness dan brightness. 



6. RS-485 Data Distributor
Accessories ini penting untuk meningkatkan performa keyboard speed dome. Sedikit sekali installer yang mengetahui, bahwa jika kabel data ditarik secara home-run dan menumpuk pada keyboard, maka satu saat akan mengundang masalah. Persoalan tersebut sudah kami bahas di sini, silakan pembaca rujuk kembali jika mau. Dengan menambah unit ini, persoalan keyboard speed dome dapat teratasi. Diagram di bawah ini menjelaskan fungsi dari alat yang dimaksud. Walaupun tampak sederhana, namun kita tidak khawatir lagi keyboard menjadi macet, karena kabel data dari setiap speed dome kini berdiri sendiri-sendiri secara independen.


28 February 2020

Beberapa Accessories CCTV yang Berguna (Bagian 2)


1. Video Amplifier
Pernahkah anda mengalami masalah berupa gambar bintik-bintik seolah-olah dipenuhi "semut", baik di waktu terang apalagi saat gelap? Jika ya, maka inilah pertanda awal dari sinyal video yang lemah. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kabel yang terlalu panjang, kualitas kabel yang buruk ataupun kurang cahaya. Kabel terlalu panjang menyebabkan signal loss menjadi besar. Oleh karena itu, menyisipkan sebuah Video Amplifier antara camera dengan monitor (DVR) merupakan solusi cerdas. Sesuai dengan namanya, maka sinyal video yang lemah tadi akan dikuatkan oleh unit ini. Tapi tunggu dulu! Sebelum memutuskan untuk memasang video amplifier, kita perlu memperhatikan dulu gejalanya dengan seksama, yaitu:

1. Jika pada siang hari gambar terlihat bagus, sedangkan saat gelap gambar bersemut, maka itu bukan pertanda sinyal loss, melainkan kurang cahaya. Dalam kondisi seperti ini, memasang video amplifier tampaknya tidak menyelesaikan masalah secara signifikan.

2. Jika saat terang gambar cenderung tidak mantap (unsteady) dan berbintik-bintik pula, maka pada kondisi inilah unit video amplifier bisa membantu.

Pertanyaan selanjutnya adalah di manakah sebaiknya unit ini dipasang: apakah di dekat camera, di tengah-tengah atau di ujung (dekat monitor)? Sepanjang pengetahuan kami, tidak ada referensi yang mengharuskan di sini atau di sana. Artinya, secara teori kita bebas meletakkan unit ini di mana saja asalkan di sana terdapat sumber listrik 220VAC, karena unit ini memerlukan power. Cara termudah adalah dengan mencobanya dulu di dekat monitor. Jika sudah baik, maka biarkanlah unit diletakkan di sana. Jika penasaran, anda bisa mencoba posisi lainnya, entah dekat camera atau di tengah-tengah.

Video amplifier ada yang memiliki jumlah Channel 1 atau 4. Pada beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan pengaturan gain dan filter frekuensi tinggi. Hal ini disebabkan saat kita menguatkan sinyal video, sinyal lainpun akan ikut dikuatkan pula, sehingga hasil penguatanpun akan campur-aduk antara sinyal asli dengan noise. Nah, agar hasilnya benar-benar optimal diperlukan pengaturan gain dan filter frekuensi tinggi seperti itu. Hal ini bertujuan  untuk memperoleh nilai perbandingan sinyal terhadap noise (signal to noise ratio) yang besar. Artinya, sinyal asli dikuatkan sedangkan noise ditekan.

2. IP Extender
Masih termasuk dalam jajaran ini adalah IP Extender. Jika anda sudah memasang IP Camera, namun masih "terbelenggu" dengan batasan jarak 100m, maka alat ini diklaim bisa menambah jarak kabel hingga 1200m. Alat ini termasuk tidak banyak diketahui orang, sehingga kami mengenalkannya untuk anda, tanpa bermaksud promosi tentunya. Seperti terlihat pada diagram dari pabriknya di bawah ini, ternyata aplikasinya boleh juga, bukan?


Hal yang menarik dari unit ini adalah kita bisa menyalurkan sejumlah IP Cam dari satu gedung ke gedung lain dalam satu kawasan. Selain itu aplikasinya tidak terbatas hanya IP Cam saja, melainkan untuk seluruh peralatan yang memakai TCP/IP. Sungguh satu accessories CCTV yang bermanfaat!

Sekarang keadaannya dibalik. Bagaimana jika kita sudah memiliki instalasi kabel coaxial, namun kantor berencana mengganti semua camera analog dengan IP Cam tanpa mau ribet menarik kabel UTP lagi? Nah, bisa jadi unit di bawah ini membantu dalam merealisasikannya.


Untuk jarak yang tergolong dekat hingga 200m kita bisa menggunakan sepasang IP01 untuk setiap IP Cam. Untuk jarak lebih jauh, maka IP02 bisa dipertimbangkan. Berbeda dengan IP01 yang bekerja tanpa power, maka IP02 harus memakai power supply (adaptor) 12VDC.

Update 14 Nopember 2014
Sayangnya, sebagaimana diinformasikan oleh produsennya, IP01 ini hanya bekerja di link speed 10Mbps. Jika device atau jaringan tidak bisa diturunkan ke 10Mbps, kita memerlukan network switch 10Mbps atau unit tambahan IP01H. Untuk link 100Mbps, kita mesti menggunakan device yang aktif (memakai power supply).

3. External IR Illuminator
Mungkin kurang pas jika kami memasukkan accessories ini bersamaan dengan peralatan di atas mengingat tidak ada korelasinya. Hal yang menarik adalah bahwa unit ini bisa meningkatkan performance camera kita. External IR illuminator bisa ditambahkan apabila lampu infra red pada IR Camera kita kurang bisa menjangkau area-area tertentu. Namun, biasanya ini bukan pilihan yang disukai mengingat harga unit ini terbilang mahal ketimbang menambah pencahayaan dengan lampu biasa. Untuk aplikasi tertentu, misalkan instalasi camera di sarang burung walet atau di objek vital lainnya, memasang lampu infra red tambahan ini merupakan satu keharusan, karena di lokasi tidak dibolehkan adanya cahaya terang. Unit ini berguna pula pada instalasi camera di tempat terpencil, misalnya di menara BTS, yang dikombinasikan dengan feature video capture dari camera. Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua camera berwarna bisa ditambahkan IR Illuminator. Jadi, sebelum memutuskan untuk memakai unit ini, periksalah dulu spesifikasi camera kita. Camera yang cocok adalah dari jenis Day&Night Camera yang memiliki parameter ICR (infra red cut-off removable). Tanpa parameter ini, camera tidak akan memberi reaksi apa-apa saat infra red dinyalakan. Jika anda ragu, sebaiknya mintalah pada penjual agar mendemokannya dulu sebelum membeli. Tentunya hal ini harus dilakukan pada malam hari dan langsung di tempat dimana camera terpasang. Unit ini sangat mudah dipasang, kita tinggal menancapkannya ke sumber listrik 220VAC. Dilengkapi dengan fotosensor, sehingga illuminator ini hanya bekerja saat gelap saja. Jadi, di siang hari secara otomatis tidak bekerja. Satu hal yang harus diwaspadai adalah spesifikasi jarak dan umur lampu LED-nya. Walau dalam spec. disebutkan jarak jangkau (range) 15m, 30m, 60m bahkan lebih, namun kebanyakan dalam prakteknya tidaklah demikian. Banyak faktor yang mempengaruhi berkurangnya jarak, sebut saja tanaman dan tanah. Kedua unsur ini bisa menyerap energi infra red secara signifikan, sehingga jarak jangkaunya berkurang. Oleh sebab itulah diperlukan demo terlebih dahulu sebelum memilih unit dengan jarak jangkau yang lebih jauh.

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.