Settingan DVR ke internet menggunakan koneksi internet 3G sebenarnya sama saja dengan settingan menggunakan koneksi internet speedy. Perbedaanya hanya pada konfigurasi koneksi provider 3G. Topologi yang pernah saya gunakan saat pengetesan adalah sbb (saya menggunakan sim card 3 dan flash telkomsel):
Hasil pengetesan:
- Pada DIR-412 terlihat DNS yang digunakan selalu berubah-ubah antara primary dan secondary. Otomatis isian DNS pada DVR harus mengikuti DNS. Kesulitan terjadi saat DNS primary berubah. Hal ini bisa diatasi dengan mengatur tipe IP Address pada DHCP, sedangkan di router diatur supaya IP Address DVR sudah di-reserved (istilahnya dibooking) walaupun router restart/mati, istilah ini disebut juga dengan DHCP reserved setiap router biasanya ada fitur ini.
- Provider sangat membatasi port yang akan kita gunakan. Kadangkala hari ini kita berhasil membukanya besok bisa ditutup, terutama provider 3. Hal ini mungkin untuk mencegah user membuat server (ya kaya video server ini). Berbeda dengan telkomsel flash rata-rata port yang kita buka selalu sukses, tapi juga kadang ada kalanya diblok (tidak stabil).
Sedangkan berdasarkan Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, karakteristik jaringan GPRS dan 3G adalah sebagai berikut (saya copas dari makalahnya):
- Koneksi GPRS sangat dipengaruhi oleh penggunaan komunikasi suara yang dilakukan pada suatu BTS. Komunikasi data (gprs) dilakukan dengan kanal yang sama dengan komunikasi suara (telfon) akibatnya akan terjadi tumpang tindih.
Komunikasi suara mendapatkan prioritas utama dalam sebuah koneksi data. Jadi jika komunikasi suara sudah mencapai ambang batas maksimum BTS maka akses internet yang sed ang berlangsung akan diputus atau tidak mendapat pasokan. - Mengembang dan menciutnya jangkauan BTS Node-B karena naik/turunnya jumlah pemakai dalam suatu BTS yang dikenal sebagai Cell Breathing.
- Apabila jumlah pemakai meningkat sampai melebihi kapasitas BTS, maka jangkauan sinyal 3G dari BTS secara otomatis akan menyusut. Akibatnya
akan terjadi blank spot di tempat yang sebelumnya terjangkau oleh sinyal 3G tetapi letaknya paling jauh dari BTS.
Apabila jumlah pemakai menurun lagi menjadi sesuai dengan kapasitas BTS, maka jangkauan sinyal 3G dari BTS secara otomatis akan kembali mengembang dan kembali menjangkau wilayah yang lebih luas.
Solusi:
Supaya mendapatkan sinyal 3G yang stabil maka ada beberapa upaya yang bisa dilakukan:
- Lakukan akses internet dengan berada selalu dekat BTS.
- Gunakan antena penguat atau booster sinyal supaya “terlihat” dekat oleh BTS.
Kesimpulan:
Koneksi internet menggunakan 3G sangat tergantung banyak faktor, terutama faktor pengguna pada satu BTS. Hal inilah yang tidak dapat dikontrol, karena seolah-olah kita sedang menggunakan jalur data secara bersama-sama. Berbeda dengan koneksi internet via kabel, jalur data benar-benar kita gunakan secara ekslusif. Berdasarkan paparan di atas tetap koneksi internet kabel lebih unggul dibanding dengan non kabel.
Mungkin ada pengalaman pembaca yang berbeda dengan paparan diatas. Silahkan dishare di kolom komentar.
6 komentar:
Ahirnya muncul juga tulisannya tentang DVR via 3G, ms rzl.....he..he...kupasan yg sangat menarik dan mencerahkan. Mungkin untuk daerah yang belum terjangkau internet via kabel, 3G bisa menjadi opsi yang mau-gak mau harus diambil. Tapi melihat paparan di atas sepertinya 3G not recommended for DVR. Solusinya ya nunggu sampe jaringan kabel ada. :-) Karena pengalaman saya juga begitu mas..., hari ini bisa konek besoknya ilang lagi....malah jadi stress sendiri...wkk..k...salam.
Hatur nuhun pisan Masbhay comment-nya... Iya baru sempet saya posting sekarang. Maklum di kepala terlalu banyak yang pengen saya share...
master, cara koneksikan DVR dengan menggunakan modem TP-LINK TL-MR3220 via indosat 3G, ddns service nya menggunaka no-ip.com
saya coba2 ga pernah bisa, mohon pengarahannya
thanks ...
Panggil rizal saja Mas..he..he... Sebenarnya ada 2 step inti dalam pengaturan akses internet untuk dvr cctv.
1. Open port, sudah sukses belum? Untuk memeriksanya Mas H.BTM cukup dengan membuka page http://canyouseeme.org. Nah nanti ada kotak isian port. Isi dengan port DVR > klik Check. Sukses tidak(teks berwarna hijau)? Jika masih error coba diperiksa lagi settingan DVR-nya atau ubah port yang digunakan misal 5132 karena koneksi 3G sangat ketat untuk urusan open port. Kalau masih error (teks merah) Mas H.BTM harus mencoba provider Telkomsel.
2. Katakan settingan open port berhasil, maka pastikan salah satu device updater berhasil mengupdate ip address publik. Caranya pastikan Mas H.BTM hanya mengisikan hostname,username, dan password akun no-ip di salah satu device, DVR atau Ruter. Buka lagi http://canyouseeme.org, terus catat ip publik yg terdeteksi. Setelah itu buka akun no-ip anda, pilih menu Manage Host. Disitu akan tampil daftar hostname yg sudah dibuat plus ip address publiknya. IP address publik tsb HARUS SAMA dengan yang terdeteksi oleh canyouseeme.
Saya tunggu hasilnya...
Blog yg sangat mendidik mas rizal.
saya sudah beli dan nyoba seluruh Kartu GSM dan CDMA yg ada di pasaran, dan ternyata yg bisa berhasil saya akses dari luar baru Flash mas, walau lebih sering gagalnya,
Kebanyakan kartu seluler ngasih kita IP Private dengan kepala 10, yg tidak mungkin kita akses dari luar. Langkah pertama memang harus menentukan apakah kartu seluler tsb dapat IP Publik apa tidak. baru setelah itu menentukan port yg bisa diakses.
Flash dan IM2 yg paling intensif saya coba, ngasih kita IP Publik, tapi dengan Port yg sangat sulit ditebak, Flash dengan Port 80, 135, 5000 kadang terbuka kadang tertutup bahkan dalam rentang waktu brapa menit saja perubahannya.
kira-kira port berapa ya yg relatif sering dibuka menurut pengalaman mas rizal, atau mungkin teman2 yg lain yg sudah pengalaman DVR pakai jaringan Seluler ada solusi mengenai port ini.
Tengkyu Mas Sibeng...
Jujur saja, saya sangat minim pengalaman disettingan dvr ke internet via 3G ini, karena melihat karakteristik dari koneksi ini yang tingkat realibilitasnya sangat rendah.
Ada beberapa client saya yang menanyakan bisa tidaknya line 3G ini digunakan untuk DVR, dan saya langsung merekomendasikan untuk tidak. Bukan tanpa alasan saya tidak merekomendasikan, karena prediksi saya akan tingginya call service ke technical support cctv, bisa stress yang bersangkutan.
Trik saya cuma satu untuk open port. Jangan menggunakan port yang biasa digunakan oleh aplikasi umum seperti port 80, 25, dll. Dicoba port yang aneh saja seperti 6787, 5445. Tapi itu juga tidak menjamin, karena admin di provider akan dengan mudahnya memblok port dengan range. Ikhtiar kan tetep harus dimaksimalkan.
Salam.
Post a Comment
Maaf jika ada pertanyaan yang tidak saya jawab, dikarenakan kesibukan penulis yang tidak memungkinkan untuk selalu online. Dan mohon maaf untuk iklan dengan terpaksa saya hapus.