Showing posts with label DVR. Show all posts
Showing posts with label DVR. Show all posts

09 June 2013

Menyiasati Backup Record Pada DVR (Manajemen Backup Record)

artikel cctv new

Soal ini sebenarnya sudah saya bahas di blog saya yang lain. Tulisan kali ini saya buat untuk memenuhi syarat dari salah satu institusi pemerintah. Salah satunya disebutkan bahwa cctv harus dapat merekam selama 3 bulan, dan harus bisa dibackup data rekaman tersebut hingga 1-2 tahun.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut.

  1. Jangan menggunakan fitur backup via USB.
  2. Gunakan fitur mirroring DVR jika ada.
  3. Sediakan hard disk tambahan sebagai media archive/arsip/backup.

Berikut penjelasan dari point diatas.

15 December 2012

HD-SDI, Evolusi CCTV Analog

HD-SDI

HD-SDI atau High Definition � Serial Digital Interface, merupakan standar interface video yang memungkinkan transmisi data hingga 1,485 GBit/s. HD-SDI digunakan untuk transmisi video broadcast-grade.Implementasi interface HD-SDI di bidang cctv surveillance dikenal dengan HDcctv.

Transmisi data video pada HD-SDI sangat masif yaitu 1,485 GBit/s, tidak terkompresi, tidak terenkripsi, kabel yang digunakan tetap kabel coaxial sehingga proses upgrade dari cctv analog ke HDcctv mudah. Hal ini dikarenakan topologi HDcctv sama dengan cctv analog. Ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu maksimal panjang kabel RG-59 adalah 100 meter.

13 December 2012

30 October 2012

Setting DVR ke Internet (Bag.3)

Melanjutkan artikel sebelumnya, postingan kali ini lebih mentiitk beratkan pada pengembangan topologi jaringan DVR dengan router tambahan (baca: WIFI). Pada tulisan bag.1 dan bag.2, topologi jaringan DVR masih menggunakan topologi dasar. Yaitu
  1. Modem ADSL 1 port atau 4 port.
  2. Hub/switch.
  3. DVR.
Topologi umum speedy dengan wifi untuk penggunaan TANPA DVR seperti gambar di bawah ini:
topologi standar speedy dengan wifi

28 October 2012

Setting DVR ke Internet (Bag.2)

Artikel settingan DVR ke Internet (Bag.1) baca disini.
Langkah ke-6: Jalankan browser (apapun), saya menggunakan mozila firefox. Pada address bar ketikan IP Address modem ADSL. Pada artikel setting DVR ke Internet bag.1, langkah ke-3 point 5, IP address modem ADSL ini sudah diketahui yaitu 192.168.1.1. Tekan tombol enter, akan muncul dialog box user dan password. Diasumsikan user account masih dalam kedaan default. Jika sudah berubah tanyakan ke teknisi speedy yang melakukan penyetingan. User account default modem ADLS TD-8817 biasanya adalah user: admin dan password: admin. Klik OK.
Note:
Jika anda seorang teknisi/technical support cctv, maka anda harus memastikan password modem ADSL ini jauh hari sebelum penyetingan internet ke dvr. Kalaupun password tidak diketahui, maka no pelanggan speedy dan password (biasanya 10 digit dengan huruf kapital) harus diminta ke customer untuk keperluan setting ulang modem ADSL. Cara untuk menyeting modem ADSL bisa dibaca di sini
Langkah ke-7: Cari dan klik menu Status. Perhatikan kotak merah pada gambar di bawah.
menu status

18 October 2012

Setting DVR ke Internet (Bag. 1)

Postingan settingan DVR ke Internet kali ini saya usahakan agar dapat dengan mudah diikuti dari awal.
Langkah ke-1: adalah me-review/memastikan topologi jaringan DVR yang akan kita setting. Saya asumsikan topologi yang digunakan adalah topologi standar speedy. Tentang topologi bisa dibaca disini. Biasanya topologi standar speedy dengan router standar Telkom TP-Link TD-8817 adalah seperti gambar di bawah.
topologi dasar speedy
Jika jaringan eksisting anda sudah mengalami perubahan (ada penambahan device), saya harapkan dikondisikan seperti gambar diatas.

17 October 2012

Apa Itu Pixel Per Foot (PPF)?

Video hasil rekaman DVR merupakan susunan frame/gambar yang diputar secara berurutan. Dan frame tersusun oleh titik atau pixel. PPF (Pixel Per Foot) menyatakan banyaknya titik/pixel dalam satu feet (1 feet = 0,3 meter). Idealnya semakin padat pixel yang menyusun suatu frame/gambar maka gambar tersebut mempunyai detail gambar yang tinggi dan semakin baik pula gambar yang dihasilkan, terutama saat diperbesar (zoom in). 

Berdasarkan kepadatan pixel tersebut (PPF) ada 3 kategori aplikasi cctv. Setiap kategori memerlukan pengaturan kepadatan pixel yang berbeda. Ketiga aplikasi tersebut adalah:

30 August 2012

Penjelasan Resolusi DVR

Definisi resolusi pada DVR adalah dimensi gambar yang ditangkap oleh kamera cctv dan diproses oleh DVR, baik itu proses displaying maupun record. Proses displaying adalah menampilkan gambar yang ditangkap oleh kamera cctv ke output berupa monitor. Sedangkan recording adalah menyimpan hasil tangkapan kamera cctv ke tempat penyimpanan berupa hard disk.
Dimensi gambar hasil tangkapan cctv tersebut berupa lebar x panjang. Ada 3 macam tipe resolusi yang digunakan pada DVR yaitu:
  1. CIF (360 x 288).
  2. Half D1 (720 x 288).
  3. D1 (720 x 576).
Resolusi paling tinggi adalah D1. Kebanyakan installer menggunakan resolusi CIF. Alasannya selain lebih sedikit memakan ruang hard disk, juga frame rate yang digunakan lebih cepat, baik itu saat playback ataupun streaming via jaringan.

14 January 2012

Settingan frame rate ideal pada DVR

Ada yang menyebut frame rate per second (fps) dan ada juga ips (image per secod). Ke-duanya sama saja, satu hal yang pasti keduanya mendefinisikan banyaknya gambar perdetik yang tampil pada monitor.

Loh ko gambar? Begini penjelasannya, pada dasarnya suatu film (baik film hollywood ataupun film cctv) merupakan rangkaian dari beberapa gambar yang ditampilkan pada satu waktu, lebih spesifiknya pada satu detik. Susunan gambar tersebut seolah-olah merupakan gambar bergerak. Semakin banyak gambar dalam satu detik maka pergerakan objek akan semakin halus atau sama dengan aslinya (realtime).

frame rates


Minimum 25 gambar/frame per detik yang harus dipenuhi supaya pergerakan objek terlihat real time (halus). Semakin sedikit frame per detik nya maka pergerakan objek akan semakin patah-patah.

Ada 2 parameter frame rate pada DVR, yaitu RTD dan RTR. RTD (Real Time Display) adalah frame rate DVR saat DVR dilihat secara langsung (Live VIew). Hampir semua DVR stand alone sudah RTD, hanya beberapa gelintir saja yang masih di bawah RTD (live view patah-patah). Berbeda dengan DVR PC Based, frame rate rendah saat display (live view) menjadi hal yang biasa. RTR (Real Time Recording), yaitu frame rate saat merekam. Parameter ini yang selalu ditanyakan oleh user.

Berdasarkan pengalaman, dengan frame rate 25 fps mata sudah menganggap pergerakan objek real time. Menjadi suatu hal percuma dengan menambah frame rate menjadi lebih dari itu misal 30 fps. Selain itu, konsekuensi record dengan frame rate real time akan mengakibatkan konsumsi kapasitas hard disk yang lebih besar.

Menurut perhitungan kasar proses record DVR dengan settingan berikut:

  1. Frame rate : 25 fps.
  2. Resolusi : CIF.
  3. Quality : standard.
  4. Jumlah kamera : 16 channel.
  5. Waktu record : 24 jam, 7 hari terus menerus.


Maka hard disk yang dibutuhkan untuk merekam selama 30 hari adalah kurang lebih 3,5 TB.

Sebenarnya settingan frame rate 25 fps cocok untuk pemasangan kamera di kasino ataupun untuk kebutuhan militer. Sedangkan untuk residential/rumahan maksimal 12 fps pun sudah sangat memadai. Coba anda setting DVR anda pada 12 fps, saya yakin anda akan setuju dengan saya karena pada frame rate 12 fps pergerakan sudah saya anggap realtime. Atau mungkin anda ingin lebih hemat lagi, coba turunkan samapai 3 fps pun masih cukup. Atau katakanlah 5 fps. Maka hasil record dengan harddisk 1 TB dan jumlah kamera 8 channel, durasinya bisa sampai 3 bulan. wow… Pernah saya jumpai disalah satu hotel frame rate diset pada 1 fps, dan saat saya coba putar ulang memang saya tidak banyak kehilangan momen pergerakan.

Jadi apa gunanya frame rate disetting pada 25 fps? Saya sarankan: turunkan!!!

Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat…

 

13 January 2012

Menyoal Backup Full 1 Hard disk pada DVR

Salah satu fungsi DVR yang sering digunakan pada DVR selain merekam dan memutar ulang adalah mem-backup. Backup itu sendiri bisa diartikan sebagai proses untuk menyimpan sebagian durasi record dari HD internal ke media eksternal, bisa usb stick (flashdisk), ataupun hard disk external.

dvr backup


Saya sebutkan “sebagian durasi record”.Hanya “sebagian”, bukan seluruh/semua isi hard disk atau semua data rekaman kita backup ke media eksternal. Itupun (backup) dilakukan kalau ada kejadian luar biasa, misal ada pencurian, perampokan, dll.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, tatkala backup seluruh hard disk menjadi hal yang harus dilakukan:

 

  1. Apa yang akan anda lakukan dengan data hasil backup yang begitu besarnya? Sangat disayangkan, hard disk yang digunakan sebagai media backup hanya jadi pajangan. Karena sudah menjadi hal biasa sekarang ini, hard disk dengan kapasitas 500 GB dipasang di DVR. Hard disk 500 GB digunakan untuk menyimpan data backup selama 1 bulan, nah kalo 2 bulan? 3 bulan gimana? Saya katakan sesuatu pada anda, ini hard disk bung bukan kaset pita VHS.
  2. Rata-rata kecepatan backup via port USB adalah 2 MB per detik. Secara teori maka waktu yang diperlukan untuk proses backup pada hard disk internal DVR 500 GB adalah sbb: 500 GB = 500 000 MB. 500 000 / 2 = 250 000 detik. 250 000 / 3600 = 69,4444 = kurang lebih 3 hari. Nah seperti kita ketahui pada proses backup ini selalu ada WAKTU AWAL BACKUP dan WAKTU AKHIR BACKUP. Dengan adanya penentuan awal dan akhir otomatis proses record HARUS berhenti, karena mustahil tidak ada WAKTU AKHIR BACKUP (proses backup akan infinite tanpa berkesudahan). Dengan perhitungan tadi, maka dapat dipastikan proses record akan terhenti selama kurang lebih 3 hari. Bagaimana jika saat proses backup ada kejadian luar biasa? misalkan pencurian.

Dari dua hal diatas dapat dipastikan begitu ribetnya backup full 1 hard disk. Jadi saya sarankan gunakan fitur backup sesuai peruntukannya ----> “menyimpan sebagian durasi record pada waktu krusial“ , dan save your hard disk.

Jika anda keukeuh, bersikeras untuk membuat “perpustakaan” hard disk hasil backup, berikut saran dari saya:

  1. Biarkan DVR merekam full 1 hard disk, jangan aktifkan fitur over write. Setelah hard disk full, anda bawa hard disk baru yang kosong. Buka dan ganti hard disk yang ada di dalam DVR dengan hard disk kosong tersebut. Lebih simpel dan anda tidak sampai kehilangan proses record selama 3 hari.
  2. Gunakan fitur mirroring hard disk DVR, jika DVR anda memiliknya. Fitur ini mempunyai kelebihan dibanding saran nomor 1. Dengan fitur ini DVR akan menggunakan 2 hard disk sekaligus saat proses record. 1 hard disk sebagai storage record dan satu lagi sebagai mirrornya. Nah saat hard disk full, anda cukup mengganti hard disk mirror. Sedangkan hard disk utama tetap terpasang DAN hasil record sebelumnya masih bisa di playback.


UPDATE!!!

Beberapa hari terakhir saya berkutat lagi dengan masalah backup DVR ini. Percobaan terakhir mengenai backup over LAN memberikan informasi baru. Kesimpulan baru yang didapat adalah sbb:

  1. Kecepatan backup over LAN ternyata tidak secepat yang saya perkirakan. Bandwitdh 100 Mbps LAN tidak serta merta membuat backup via LAN ini lebih cepat dari backup via port USB. Tetap ada bottle neck di chip DVR. Speed backup over LAN salah satu DVR yang saya test ternyata mentok di 1,6 Mbps.
  2. Konsep backup adalah “tetap” menyimpan sebagian durasi record dari HD internal ke media eksternal, bisa usb stick (flashdisk), ataupun hard disk external. Saya mencoba untuk membackup “hanya” 5 hari durasi record yang memakan space lebih dari 4 GB dan hasilnya selalu gagal. Selalu berhenti ditengah proses. Ini menandakan bahwa backup hanya ditujukan untuk menyimpan hasil record pada durasi yang tidak terlalu lama.

    Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat…