23 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Konsep TCP/IP [Pengantar]

Sebelum saya bahas cara-cara Settingan DVR ke Internet, terlebih dahulu saya ingin menjelaskan konsep TCP/IP dalam DVR. Saya pertegas dengan kalimat “dalam DVR” karena banyak dari teknisi ataupun technical support di bidang cctv yang backgroundnya bukan dari dunia TI (Teknologi Informasi). Jadi saya tidak akan membahas konsep TCP/IP secara mendalam, cukup yang sering saya alami saat men-setting DVR.
ip address

Apa itu TCP/IP? TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Singkatnya TCP/IP ini digunakan sebagai sistem addressing pada jaringan komputer. Penerapan dilapangan disebut dengan IP Address dan bersifat unik atau tidak boleh ada 2 IP Address yang sama dalam satu jaringan. Ada 2 cara pengalamatan:


  1. DHCP/Dynamic. Dengan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), pengalamatan IP Address dilakukan secara otomatis, dan akan ada 1 server yang berlaku sebagai penyedia IP Address. DHCP sering digunakan pada hotspot/wifi area yang memungkinkan pengguna laptop bisa terkoneksi ke internet tanpa harus mengetahui kondisi jaringan. Biasanya, yang berlaku sebagai server adalah modem ADSL, tapi jangan menggunakan DHCP saat melakukan Settingan DVR ke Internet. Dynamic disini menunjukan bahwa IP Address dimungkinkan berubah jika device yang bersangkutan (laptop, DVR, dll) mengalami shutdown atau restart.
  2. Static. Pengalamatan mode ini dilakukan secara manual. IP Address device tidak akan berubah walaupun mengalami shutdown atau restart.
Lalu seperti apa sih IP Address itu? Selain terbagi menjadi 2 cara, IP Address juga terbagi menjadi 2 tipe dan 5 kelas. Untuk tipe yaitu:
  1. Tipe Private. IP Address tipe ini digunakan pada jaringan lokal atau LAN (Local Area Network).
  2. Tipe Publik. IP Address ini digunakan pada jaringan internet atau disebut juga WAN (Wide Area Network).
IP Address formatnya terdiri atas 4 segment, dan disetiap segment terdiri atas 3 digit yang range-nya berawal dari 0-255. Adapun kelas IP Address yang akan saya jelaskan disini hanya 3 kelas IP Address Private, karena pada Settingan DVR ke Internet kelas ini lah yang akan sering kita gunakan, bahkan dilapangan seseringnya saya hanya menemukan 2 kelas yaitu kelas C dan A. IP Address private yang dimaksud adalah :
  1. IP Address kelas A. Rangenya: 10.0.0.0 –10.255.255.255 dengan subnet: 255.0.0.0
  2. IP Address kelas B. Rangenya: 172.16.0.0 –172.31.255.255 dengan subnet 255.255.0.0
  3. IP Address kelas C. Rangenya: 192.168.0.0 – 192.168.255.255 dengan subnet 255.255.255.0
Oiya jangan gunakan IP Address paling awal dan paling akhir dari tiap kelas, misal pada kelas A jangan gunakan IP Address 10.0.0.0 tapi gunakan 10.0.0.1.
Terakhir, apa itu IP Address Publik? IP Address Publik adalah IP Address yang diberikan oleh penyedia layanan internet kepada kita sebagai customer atau pengguna. Kita tidak usah repot memikirkan kelas tipe ini. Umumnya IP Address Publik diberikan secara dinamis pada paket-paket standar. Ada juga yang memberikan IP Address Publik statis dan tentu juga dengan paket premium. Satu hal yang harus diantisipasi pada sistem DVR adalah IP Publik dinamis yang selalu berubah, kenapa? Baca uraiannya pada artikel saya yang berjudul “Apa itu DDNS (Dynamic Domain Name System)?”.
Sekian artikel kali ini. Tunggu artikel berikutnya masih pada topik yang sama.
Semoga bermanfaat…

22 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Topologi [Pengantar 3]

Wuih, baru bisa posting sekarang. Maklum laptop harus diinstal ulang, gara-gara battere nge-drop, alih-alih hibernasi malah keburu mati. Pas on,… blue screen. Korban… 1 partisi data hilang semua, termasuk data blog ini.
Baik saya lanjut lagi topik mengenai Settingan DVR ke Internet. Dan seperti biasa saya akan membahas topologi ini dari sudut pandang aplikasi cctv supaya lebih mudah dimengerti. Kali ini saya akan membahas topologi, karena pemahaman akan topologi mutlak diperlukan saat akan melakukan port forwarding (baca artikel saya tentang port di “Settingan DVR ke Internet–Penjelasan Port [Pengantar 2]”). 

Apa itu topologi? Topologi adalah bagaimana cara device jaringan komputer saling terhubung satu sama lainnya. Di dalamnya termasuk modem ADSL, router, hub/switch, dan DVR.
Ada beberapa macam topologi, yaitu:
  1. Topologi Star/Bintang.
  2. Topologi Bus.
  3. Topologi Ring.
  4. Topologi Mesh.
  5. Topologi Tree.


Saya hanya akan membahas topologi star, karena topologi yang digunakan pada sistem DVR relatif sangat sederhana dan biasanya termasuk pada topolgi star. Topologi star adalah topologi dimana setiap device jaringan terkoneksi melalui konsentrator. Konsentrator ini bisa berupa hub, switch, atau modem ADSL multiport. Kenapa disebut topolagi star, karena interkoneksi antara device jaringan terhadap konsentrator mirip dengan bintang.

Berikut topologi basic star pada DVR.
topologi basic star dvr

Adapun topologi yang pernah saya jumpai pada instalasi DVR selain topologi basic di atas adalah sbb:
topologi DVR with hotspot
Pada topologi di atas jaringan hotspot terisolasi dengan jaringan lokal DVR, sehingga lebih secure jika ada yang berusaha menyusup via hotspot. Baik modem ADSL dan router wifi bertindak sebagai server DHCP sehingga IP Address jaringan DVR dan IP Address device pada hotspot bisa berbeda segment.
topologi DVR with hotspot bridge
Pada topologi di atas, modem ADSL diset pada mode bridge. Pada mode bridge, modem ADSL hanya akan terkoneksi jika ada yang “men-dial”. Umumnya device yang men-dial adalah PC atau laptop, tetapi pada topologi diatas yang men-dial adalah router wifi, sehingga pengisian account speedy dilakukan di router wifi. Topologi di atas diterapkan jika user menginginkan koneksi ke DVR via wifi bukan kabel, lebih praktis bukan?

Sebenarnya masih ada beberapa variasi topologi pada aplikasi sistem cctv. Saya rasa dengan contoh di atas sudah cukup mewakili. Jika ada pertanyaan mengenai topologi ini silahkan bertanya di kolom komentar atau langsung via email.

Nantikan artikel kelanjutan dari topik ini.

Semoga bermanfaat…

21 April 2019

Beda Settingan DNS dan DDNS DVR Pada Menu Network

Tadi pagi ada ada salah satu customer yang menanyakan alternatif pengganti selain DynDNS. Saya jelaskan seperti yang telah saya tulis di artikel “Mengatasi DDNS DynDNS Yang Tidak Gratis Lagi”. Rupanya beliau masih bingung dengan istilah DDNS dan DNS, karena ada pertanyaan seperti ini “Kalo DynDNS saya ubah ke change-ip, apa DNS yang settingannya di bawah IP Address harus saya ubah?”. Saya jawab saja, “Bapak tidak usah mengubah apapun di settingan IP Address tersebut cukup mengganti DDNS-nya saja”. Dari kalimat itu akhirnya saya putuskan untuk menulis artikel ini, mungkin saja ada rekan pembaca yang mempunyai problem yang sama.
Secara fungsi antara DNS dan DDNS adalah sama! Bedanya DDNS melibatkan interaksi server user dalam hal ini DVR untuk memberitahukan IP Address Publik yang berubah. Interaksi user ini berupa pengisian parameter DDNS yang terdiri atas:
  1. Nama hostname.
  2. Nama user account pada penyedia DDNS misal DynDNS, No-IP, dll.
  3. Password account.

Baik DNS dan DDNS berfungsi untuk meresolve dari hostname ke IP address (uraian tentang resoving ini bisa dibaca di artikel “Apa itu DDNS (Dynamic Domain Name System)?”.
Setiap permintaan resolving address dari software (browser atau software client DVR) AKAN SELALU melalui server DNS. Begitu juga dengan hostname yang terdapat di DDNS. Karenanya syarat suatu device jaringan (dalam hal ini DVR ataupun PC) agar dapat terhubung ke internet adalah diisinya IP address gateway internet DAN IP address DNS. Jika salah satu saja dikosongkan maka device tersebut tidak akan dapat terhubung ke internet.
Berikut alur resolving address:
Browser Firefox ----> Facebook.com, Yahoo, dll -----> DNS------> Web Server Facebook dll.
Software Client DVR ------> xxx.dvrdns.org (contoh) -------> DNS ------> DDNS -----> DVR.
Ilustrasi diatas hanya opini saya saja.
Jadi simpelnya pada menu networking DDNS, isi sesuai dengan hostname yang telah dibuat di website penyedia layanan DDNS gratis, titik.
net ddns
Sedangkan pada menu network IP address DNS isi saja dengan IP address DNS telkom atau DNS lainnya. Saya selalu mengisi DNS ini dengan DNS google yaitu 8.8.8.8 atau OpenDNS 208.67.222.222.
net dns
Kesimpulan:
Jangan bingung dan tertukar antara parameter DNS dan DDNS. Isian DDNS pada DVR digunakan untuk keperluan proses update IP address publik yang selalu berubah-ubah. Sedangkan isian DNS digunakan supaya DVR dapat terhubung ke internet.
Pertanyaan terakhir adalah, IP address DNS mana sja yang dapat saya isikan selain IP address Google dan OpenDNS? Berikut daftar DNS yang bisa digunakan, dan saya infokan juga pemilihan DNS ini berpengaruh terhadap speed koneksi internet jadi gunakan yang sudah pasti saja.

DNS Server di Indonesia

Server DNS indosat.net.id termasuk DNS Indosat IM2
  • 202.155.0.10
  • 202.155.0.15
  • 202.155.0.20
  • 202.155.0.25
  • 202.155.46.66
  • 202.155.46.77
  • 202.155.30.227
DNS Telkom.net.id Telkom Speedy
  • 202.134.2.5
  • 203.130.196.5
  • 202.134.0.155
  • 202.134.1.10
  • 202.134.0.62
  • 202.159.32.2
  • 202.159.33.2
  • 202.155.30.227
DNS AWARI (Asosiasi Warnet Indonesia)
  • 203.34.118.10
  • 203.34.118.12
DNS sat.net.id
  • 202.149.82.25
  • 202.149.82.29
DNS cbn.net.id
  • 202.158.40.1
  • 202.158.20.1
  • 202.158.3.7
  • 202.158.3.6
Singnet Singapore
  • 165.21.100.88
  • 165.21.83.88
DNS indo.net.id
  • 202.159.32.2
  • 202.159.33.2
DNS itb.ac.id
  • 202.249.24.65
  • 167.205.23.1
  • 167.205.22.123
  • 167.205.30.114
DNS ukdw.ac.id
  • 222.124.22.18

Daftar DNS Luar indonesia

DNS Open DNS
  • 208.67.222.222
  • 208.67.220.220
DNS ScrubIt
  • 67.138.54.100
  • 207.225.209.66
DNS DNSadvantage
  • 156.154.70.1
  • 156.154.71.1
DNS vnsc-pri.sys.gtei.net
  • 4.2.2.1
  • 4.2.2.2
  • 4.2.2.3
  • 4.2.2.4
  • 4.2.2.5
  • 4.2.2.6
Verizon (Reston, VA, US)
  • 151.197.0.38
  • 151.197.0.39
  • 151.202.0.84
  • 151.202.0.85
  • 151.202.0.85
  • 151.203.0.84
  • 151.203.0.85
  • 199.45.32.37
  • 199.45.32.38
  • 199.45.32.40
  • 199.45.32.43
GTE (Irving, TX, US)
  • 192.76.85.133
  • 206.124.64.1
One Connect IP (Albuquerque, NM, US)
  • 67.138.54.100
OpenDNS (San Francisco, CA, US)
  • 208.67.222.222
  • 208.67.220.220
Exetel (Sydney, AU)
  • 220.233.167.31
VRx Network Services (New York, NY, US)
  • 199.166.31.3
SpeakEasy (Seattle, WA, US)
  • 66.93.87.2
  • 216.231.41.2
  • 216.254.95.2
  • 64.81.45.2
  • 64.81.111.2
  • 64.81.127.2
  • 64.81.79.2
  • 64.81.159.2
  • 66.92.64.2
  • 66.92.224.2
  • 66.92.159.2
  • 64.81.79.2
  • 64.81.159.2
  • 64.81.127.2
  • 64.81.45.2
  • 216.27.175.2
Sprintlink (Overland Park, KS, US)
  • 199.2.252.10
  • 204.97.212.10
  • 204.117.214.10
Cisco (San Jose, CA, US)
  • 64.102.255.44
  • 128.107.241.185
Sekian artikel kali ini.
Semoga bermanfaat…





















20 April 2019

Streaming CCTV via JPEG viewer

DVR JPEG Viewer
Apa itu streaming (melihat video) CCTV via JPEG viewer?
Baik saya coba jelaskan dari awal.  JPEG viewer adalah salah satu fungsi pada DVR untuk “menangkap” gambar “diam” supaya dapat diproses lebih lanjut. Karena sudah berupa gambar maka format file yang digunakan biasanya bertipe JPEG.
Kalimat streaming biasanya merupakan kegiatan melihat video melalui jaringan. Jadi melihat DVR secara langsung di monitornya saya kira bukan proses “streaming”. Nanti kalimatnya jadi aneh: “Pa Satpam sedang streaming channel 1 di monitor utama”.
Pertanyaan yang timbul adalah, apa bagusnya hanya melihat gambar diam (JPEG viewer)?
Pada beberapa DVR fungsi JPEG viewer ini betul-betul hanya menangkap gambar diam. Tetapi pada beberapa DVR lainnya fungsi ini sudah dilengkapi dengan fitur tambahan, yaitu “auto refresh”.
Dengan auto refresh maka browser secara otomatis merefresh gambar yang ditangkap melalui software (biasanya browser). Durasi refreshnya sendiri bisa diatur mulai dari 1 detik s/d 10 detik. Jadi seolah-olah gambar diam itu bergerak yang disebabkan efek auto refresh.

Keuntungannya?
  1. “Streaming video” akan menjadi lebih ringan karena murni hanya informasi gambar JPEG saja yang diangkut.
  2. Lebih hemat pulsa bagi yang menggunakan Blackberry. Dengan fungsi ini maka pada handheld blackberry cukup menggunakan browser bawaan BB yang berjalan diatas koneksi internet BIS. Berbeda dengan software yang harus diinstall terlebih dahulu dimana harus berjalan di atas koneksi low level network yang biasanya memakan biaya lagi (harus mendaftar paket internet yang berbeda).
  3. Tidak perlu install software client di gadget, cukup menggunakan browser bawaan.
  4. Tidak perlu install ActiveX, sehingga streaming lebih aman.
  5. Tidak pula harus install Java Runtime seperti DVR Avtech, sehingga DVR dengan fitur ini menjadi DVR yang cross platform bisa dilihat di semua OS termasuk Apple Macintosh ataupun Linux.


Kekurangan?

  1. Terlalu simpel sehingga menu-menu lain tidak ada hanya ada tombol pilihan channel, resolusi, dan RUN untuk menjalankan. (Maaf gambar kamera saya masking/tutup).
    menu jpeg viewer
  2. Hanya 1 kamera yang dapat dilihat tidak bisa multiview.
    single view
  3. Murni hanya gambar yang dilihat, sehingga tidak bisa remote configuring (mengubah settingan DVR via jaringan).

Cara untuk mengetahui DVR support JPEG viewer?
  1. Tentu dari brosur ataupun manual.
  2. Bisa dilihat dari menu saat kita mengakses menggunakan browser (lihat gambar di atas).
  3. Coba akses DVR anda menggunakan browser dengan format seperti ini http://hanyacontoh.dyndns.org:nomorport/m/.
Saran saya? Gunakan fitur ini jika DVR anda memilikinya karena lebih hemat bandwidth, hemat biaya, dan lebih ringan.
Sekian semoga bermanfaat …

19 April 2019

Apakah Anda Tahu Maksimum TVL DVR?

Sebenarnya tidak ada korelasi langsung antara TVL dengan resolusi DVR. Sesuai dengan singkatan TVL yaitu Television Lines, parameter ini lebih ditujukan untuk tampilan live view pada display monitor bukan hasil rekaman.

Kualitas rekaman kamera ber-TVL tinggi sangat bergantung pada settingan resolusi DVR. Kamera ber-TVL tinggi dengan resolusi DVR yang di set pada resolusi CIF akan menghasilkan gambar rekaman yang buruk, karena maksimal TVL pada resolusi CIF adalah 270 TVL. Setinggi apapun TVL kamera, jika DVR diset pada resolusi CIF makan akan menjadi mubazir alias sia-sia. Lalu dari mana nilai 270 TVL didapat? Berikut formulanya:

rumus TVL to resolusi DVR

Dari formula tersebut didapat TVL maksimum pada resolusi CIF = 270 TVL, dan pada resolusi D1 = 540 TVL. Baca disini untuk penjelasan resolusi dvr. Berdasarkan formula tersebut jangan heran hasil rekaman pada settingan CIF akan sangat berbeda (baca: jelek) dengan tampilan live view. Solusinya adalah dengan mengubah resolusi record dari CIF ke Half D1 atau D1.

Lalu bagaimana dengan kamera ber-TVL tinggi seperti 650 TVL dan 700 TVL? Karena maksimum TVL pada DVR standar adalah 540 TVL maka kamera tersebut hasil rekamannya akan sama dengan kamera ber-TVL 540.

Baik kamera dengan TVL 650 ataupun 700, keduanya menggunakana CCD 960H. Kamera dengan CCD 960H ini memerlukan DVR 960H juga. DVR 960H mempunyai kemampuan untuk merekam dengan resolusi 928 x 480 dan display live view Full HD (1920 x 1080p). Tunggu ulasan berikutnya tentang DVR 960H ini.