25 April 2019

Settingan DVR ke Internet

Sengaja saya pecah ke beberapa artikel pengantar, topik mengenai Settingan DVR ke Internet, supaya pembaca lebih memahami apa yang sedang disetting dan tentunya tulisan inti dari Settingan DVR ke Internet lebih ringkas. Bagi pembaca yang belum menyimak artikel pengantar tersebut, silahkan baca di link berikut:

Baik, saya lanjut kembali. Settingan DVR ke Internet terbagi menjadi 2 langkah yaitu:
  1. Settingan parameter jaringan DVR.
  2. Settingan parameter di modem ADSL/router.

Ada baiknya saya mulai dengan gambar topologi sistem yang akan disetting. Saya asumsikan topologi yang disetting adalah topologi basic yang sering ditemui di lapangan. Pada contoh gambar di bawah, modem yang digunakan adalah modem 1 port. Dan saat melakukan penyetingan harus ditambahkan hub/switch untuk kemudahan konfigurasi port . Jika setting sudah selesai hub/switch bisa di lepas dari sistem.
topologi basic dvr

Settingan parameter jaringan di DVR

Ada 2 parameter jaringan yang harus diatur pada DVR. Yaitu IP Address dan Port DVR. IP Address DVR harus diset static bukan DHCP. Port simpelnya diset default (tidak diubah), atau diubahpun tidak mengapa. Sedangkan parameter selain IP Address dan Port, jika ditemukan dibiarkan default saja.

Tipikal menu settingan jaringan di DVR adalah seperti ini:

menu network dvr 1

Atau seperti ini:

menu network dvr 2

Masih banyak variasi menu network pada DVR. Menu setup jaringan pada DVR dapat ditemukan berdiri sendiri, ataupun merupakan submenu dari menu sytem, atau hardware, tergantung dari DVR yang digunakan.

Dari contoh topologi di atas maka pengaturan parameter jaringan DVR adalah sbb:

IP Address  :  192.168.1.2
Subnet mask  :  255.255.255.0
Gateway  : 192.168.1.1
DNS  : 8.8.8.8 atau bisa di isi 208.67.222.222
Port  :  simpelnya biarkan default atau diubahpun tidak mengapa.
Note:
Untuk settingan port bisa ditemukan di submenu PORT, atau, HTTP Setup, atau MONITORING SERVER, atau langsung berdampingan dengan IP Address, dan masih banyak lagi. Menu port ini akan selalu di bawah menu network.

Settingan parameter di modem ADSL.

3 parameter yang harus diatur pada modem ADSL adalah:
  1. Range DHCP.
  2. Membuka Port DVR.
  3. Dynamic DNS.

Range DHCP.
Default range DHCP biasanya dari 192.168.1.2 s/d 192.168.1.255. Untuk menghindari konflik IP Address DVR maka range DHCP harus diubah ke 192.168.1.3 s/d 192.168.1.255. Range dimajukan ke 192.168.1.3 karena IP Address 192.168.1.2 sudah digunakan oleh DVR.
dhcp range

Membuka Port DVR (Opening Port).
Port Forwarding atau Virtual Server diset untuk membuka port jika ada device yang akan diakses dari luar, contohnya DVR. Ada 2 cara untuk membuka port, yaitu:

Melalui menu DMZ.
Biasanya menu DMZ ada di submenu ADVANCED –> NAT –> DMZ. Cukup isikan saja IP Address DVR, maka semua port yang ada di DVR akan langsung terbuka.
dmz for dvr

Melalui Port Forwarding atau Virtual Server.
Dengan port forwarding atau virtual server, port yang akan dibuka harus didefinisikan terlabih dahulu satu persatu. Jika DVR ada 3 port yang harus dibuka maka ke-3-nya harus ditambahkan ke definisi virtual server satu per satu secara manual.
Isian pada virtual server biasanya adalah: Nama aplikasi/device/server dalam hal ini sebut saja Video Server/DVR. Kemudian Start Port Number, End Port Number, Protocol, dan terakhir IP Address DVR. Contoh pengisian virtual server:
Server Name : DVR
Start Port Number : 5445
End Port Number : 5445
Protocol : TCP, UDP, atau pilih BOTH
IP Address : 192.168.1.2
Minimal harus ada 1 port pada setiap DVR. Karena banyak DVR yang memisahkan port untuk keperluan aksesing dari device yang berbeda. Misal:
Port 80 : Untuk aksesing DVR via browser Internet Explorer.
Port 10101 : Untuk aksesing DVR via softwar client.
Port 10102 : Untuk aksesing DVR via gadget Android.
Kurang lebih seperti itu. Konsepnya sama saja yaitu pembukaan port, yang berbeda cara pengisian saja antara satu modem dengan lainnya.

Gambar dibawah adalah salah satu contoh virtual server untuk membuka port 5445 yang digunakan oleh DVR CNB.
virtual server cnb

Jika port yang digunakan sudah di buka menggunakan DMZ ataupun virtual server, langkah berikutnya adalah melakukan pengetesan untuk mengetahui berhasil tidaknya port tersebut terbuka.

Tidak ada tools khusus, cukup buka website http://www.canyouseeme.org. Isikan port yang akan diperiksa, klik tombol Check, tunggu beberapa saat. Jika berhasil maka akan ada teks hijau Success!, jika belum berhasil akan keluar teks warna merah.
canyouseeme
Dynamic DNS.
Terakhir adalah setting parameter DDNS atau Dynamic DNS. Banyak tulisan saya yang membahas DDNS ini, silahkan dibaca kembali di blog saya.

Saya memilih mengisikan parameter DDNS di modem ADSL/router karena menurut saya updater yang paling ideal digunakan adalah modem ADSL/router. Updater DDNS di DVR hanya beberapa merk saja yang bisa diandalkan, hari ini konek besok entah. Updater di PC? memang lebih baik tetapi apa customer rela membeli seperangkat PC, atau katakanlah menggunakan yang sudah ada tetapi harus on 24 jam hanya untuk update? Tentu tidak.

Saya asumsikan pembaca sudah mempunyai hostname dari salah satu penyedia layanan free DDNS. Contoh kali ini saya menggunakan dlinkddns. Cari menu DDNS atau Dynamic DNS, biasanya ada di bawah menu Advanced Setup. Jika sudah ditemukan, kurang lebih parameter yang harus diisi seperti di bawah ini (gambar saya copas dari salah satu blog):
dlinkddns free

Untuk memeriksa apakah settingan DDNS sudah benar, atau hostname sudah menunjukan IP Address Publik yang benar lakukan step dibawah ini:
Klik Start -> Run, ketikan cmd. Akan tampil dialog box degnan background hitam (prompt dos). Pada prompt DOS tersebut ketikan sebagai berikut:
C:\Documents and Settings\user> ping bandung.dlinkddns.com
Pinging bandung.dlinkddns.com [125.166.187.130] with 32 bytes of data:
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Reply from 125.166.187.130: bytes=32 time<1ms TTL=255
Dan seterusnya…..
Indikator DDNS telah berfungsi dengan baik adalah:
a. Hasil ping akan reply seperti diatas.
b. IP Address dalam kurung setelah hostname (bandung.dlinkddns.com[125.166.187.130]) harus sama dengan IP Addres yang terbaca oleh web site http://canyouseeme.org.
DVR siap untuk diakses via internet ataupun gadget. Jika ada pertanyaan ataupun tambahan, silahkan saya tunggu dikolom komentar atau bisa email saya.

Sekian artikel kali ini.

Semoga bermanfaat…

24 April 2019

Membuat Hostname di dlinkddns.com

Setelah sebelumnya saya membuat postingan perihal pembuatan hostname di no-ip, postingan kali ini masih membahas hal serupa yaitu membuat hostname di dlinkddns.com.
Berbeda dengan no-ip, dlinkddns hanya menyediakan 1 hostname untuk 1 akun. Dan hostname tersebut hanya dapat digunakan pada produk-produk dlink. Dan perlu pembaca ketahui, dlinkddns.com sebenarnya masih layanan dari dyndns juga. Mungkin dlink membeli domain dlinkddns.com khusus untuk customernya. Karenanya jangan heran, jika email yang digunakan saat registrasi di linkddns.com ditolak coba cek lagi mungkin saja email tersebut sudah pernah digunakan untuk mendaftar di dyndns.

Berikut cara membuat hostname di dlinkddns.com.
  1. Buka website http://www.dlinkddns.com dan klik START untuk memulai registrasi.
  2. Isi data yang ditanyakan, beri tanda centang di Subscribe to our mailing list dan I agree to the Acceptable Use Policy Above. Klik Create Account.
    registrasi dlinkddns
  3. Akan ada konfirmasi pembuatan account ke email. Buka dulu email kita, dan klik link aktivasi supaya kita bisa login.
    email konfirmasi
  4. Setelah link tersebut di klik, akan ada notifikasi bahwa akun telah dikonfirmasi. Langsung login saja menggunakan user account yang telah dibuat pada poin sebelumnya. Untuk menambahkan host klik link Add host.
    add host
  5. Isi hostname dengan nama yang anda kehendaki, pada contoh kali ini saya beri nama bandung, sehingga hostname saya akan seperti ini –> bandung.dlinkddns.com. Jangan lupa isi New IP Address dengan Browser IP Address (lihat gambar). Klik Save.
    hostname list
Jangan lupa catat username, password, dan hostname untuk diisikan di modem ADSL/router atau di DVR.

Sekian artikel kali ini.

Semoga bermanfaat…

23 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Penjelasan Port [Pengantar 2]

Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang IP Address. Pada artikel kali ini masih berkutat pada pengantar Settingan DVR ke Internet, dan erat kaitannya dengan IP Address. Bagi pembaca yang belum membaca artikel sebelumnya bisa melihat di artikel terdahulu berjudul “Settingan DVR ke Internet – Konsep TCP/IP [Pengantar]”.
Bagi yang sering melakukan  Settingan DVR ke Internet, terutama pada menu networking mungkin tidak asing lagi dengan parameter IP Address dan Port.Port disini jika diartikan secara harfiah adalah gerbang atau pintu masuk atau jalan keluar masuk. Dan port yang dimaksud disini tentu saja port logical bukan port secara hardware/fisik seperti port USB, port BNC, dan port/colokan lainnya. Port logical ini digunakan dilingkungan jaringan komputer lokal (LAN) ataupun internet (WAN).
Software DVR (dan software jaringan lainnya) menggunakan port logical ini sebagai jalur transfer data untuk melakukan koneksi dengan komputer lain.


Ada 3 jenis port:
  1. Well-known port. Port yang sudah dan sering digunakan pada service yang sama. Range port ini berkisar antara 0 –1023. Contoh port ini adalah : port 80 pada layanan web, port 21 pada layanan FTP, port 23 pada layanan telnet, port 25 pada layanan SMTP (email), port 110 pada layanan POP3 (email), dll.
  2. Registered Port. Rangenya berkisar dari 1024 -  49151.
  3. Dynamically Assigned Port. Berkisar dari 1024 – 65536.
Lalu port mana yang bisa digunakan pada Settingan DVR ke Internet? Menurut pengalaman saya port yang paling aman digunakan adalah port yang rangenya di atas 1024 atau anda bisa saja menggunakan port default bawaan DVR, karena biasanya factory sudah mensetting di port yang tidak biasa, misal 5445, 8000, 10101, dsb.
Port berdasarkan arah data terbagi menjadi 2, yaitu port outgoing dan port incoming.
  1. Port disebut port outgoing jika arah permintaan data berasal dari jaringan internal (client) ke jaringan eksternal (server). Contohnya adalah saat kita surfing menggunakan browser firefox maka port yang digunakan adalah port outgoing di port 80. Browser firefox berlaku sebagai client, sedangkan server yang menyediakan website adalah web server. Port outgoing akan selalu dibuka, kalau ditutup ga akan ada yang jualan internet lagi dong.
  2. Port disebut port incoming jika arah permintaan data berasal dari jaringan eksternal (client) ke jaringan internal (server). Contoh yang paling konkrit adalah pada aplikasi DVR. Software client DVR berasal dari jaringan eksternal sedangkan DVR yang berlaku sebagai server video berada di jaringa internal. Nah terbuka atau tertutupnya port tergantung dari kebijakan penyedia internet. Untuk speedy semua port ditutup, tetapi kita dengan leluasa bisa membuka semua portnya. Fastnet yang menutup portnya  dari port 1 s/d port 1024. Satu lagi, kartu three yang menutup semua port incomingnya, cmiiw. Bisa dipahami kebijakan penutupan incoming port ini dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan internetnya, sebab jika line internet port incomingnya dibuka maka user bisa meletakan server dengan leluasa dan tentu saja ini mempengaruhi kinerja keseluruhan. Sekali lagi cmiiw.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa saat kita melakukan Settingan DVR ke Internet, maka kita telah membuat suatu server video dimana arah permintaan data berasal dari luar jaringan, yang artinya kita harus membuka port yang telah kita setting di DVR.
Bagaimana cara membuka port? Untuk membuka port bisa dilakukan di ADSL modem atau router, dengan satu catatan IP Address DVR harus satu segment dengan ADLS modem/router. Misal IP Address ADSL modem 192.168.1.1 maka IP Address DVR harus disegment 192.168.1.xxx, (xxx rangenya dari 2 – 254). Setelah itu cari saja sub menu Virtual Servers, atau Port Forwarding, atau bahkan pada tipe-tipe tertentu ada yang menamakannya Service di menu ADSL modem/router.
Disitu kita akan menemukan menu start port number dan end port number, jika yang dibuka adalah single port isi saja dengan nilai yang sama. Selain itu ada nama aplikasi dari port tsb, isi saja dengan nama DVR atau video server. Dan terakhir IP address DVR yang port-nya kita buka. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah. Pada menu router dengan merk lain kurang lebih sama.
port router tp-link
Submenu ini biasanya ada di bawah menu Advanced Setup –> NAT. Kita bisa menambahkan beberapa device yang portnya akan kita buka. Bisa saja dalam satu koneksi ada 3 DVR yang akan kita buka port-nya. Jika demikian halnya maka yang harus diperhatikan adalah IP Address dan port ke-3 DVR tersebut harus berbeda. Contoh:
  1. DVR 1, IP Address : 192.168.1.20 Port : 8000.
  2. DVR 2, IP Address : 192.168.1.21 Port : 8001.
  3. DVR 3, IP Address : 192.168.1.22 Port : 8002.
Sebenarnya ada langkah yang paling cepat untuk membuka port DVR. Cari menu DMZ dan isikan saja IP Address DVR, dan voila maka SEMUA port akan terbuka secara otomatis tanpa harus kita membuat definisnya satu per satu. Ada 2 kekurangan dari DMZ ini menurut saya:
  1. Dari sisi security sangat rentan, karena semua port dibuka. Ini berlaku terutama jika DVR yang digunakan adalah DVR PC Based.
  2. Kadang-kadang port tetap tertutup pada merk tertentu walaupun sudah kita masukan ke DMZ.
settingan dmz pada dlink
Pertanyaan terakhir adalah bagaimana kita mengetahui suatu port sudah terbuka atau tidak? Kita bisa menggunakan layanan gratis dari http://www.canyouseeme.org untuk memeriksanya. Cukup kunjungi situs tersebut dan isikan port yang kita maksud, klik Check. Insya Allah jika dinyatakan sukses maka 90% DVR sudah bisa diakses via internet. Jika disebutkan error seperti gambar di bawah, coba diperiksa lagi settingan open portnya.
canyouseeme
Sekian artikel kali ini. Tunggu kelanjutan artikel ini…
Semoga bermanfaat…

Settingan DVR ke Internet–Konsep TCP/IP [Pengantar]

Sebelum saya bahas cara-cara Settingan DVR ke Internet, terlebih dahulu saya ingin menjelaskan konsep TCP/IP dalam DVR. Saya pertegas dengan kalimat “dalam DVR” karena banyak dari teknisi ataupun technical support di bidang cctv yang backgroundnya bukan dari dunia TI (Teknologi Informasi). Jadi saya tidak akan membahas konsep TCP/IP secara mendalam, cukup yang sering saya alami saat men-setting DVR.
ip address

Apa itu TCP/IP? TCP/IP adalah singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol. Singkatnya TCP/IP ini digunakan sebagai sistem addressing pada jaringan komputer. Penerapan dilapangan disebut dengan IP Address dan bersifat unik atau tidak boleh ada 2 IP Address yang sama dalam satu jaringan. Ada 2 cara pengalamatan:


  1. DHCP/Dynamic. Dengan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), pengalamatan IP Address dilakukan secara otomatis, dan akan ada 1 server yang berlaku sebagai penyedia IP Address. DHCP sering digunakan pada hotspot/wifi area yang memungkinkan pengguna laptop bisa terkoneksi ke internet tanpa harus mengetahui kondisi jaringan. Biasanya, yang berlaku sebagai server adalah modem ADSL, tapi jangan menggunakan DHCP saat melakukan Settingan DVR ke Internet. Dynamic disini menunjukan bahwa IP Address dimungkinkan berubah jika device yang bersangkutan (laptop, DVR, dll) mengalami shutdown atau restart.
  2. Static. Pengalamatan mode ini dilakukan secara manual. IP Address device tidak akan berubah walaupun mengalami shutdown atau restart.
Lalu seperti apa sih IP Address itu? Selain terbagi menjadi 2 cara, IP Address juga terbagi menjadi 2 tipe dan 5 kelas. Untuk tipe yaitu:
  1. Tipe Private. IP Address tipe ini digunakan pada jaringan lokal atau LAN (Local Area Network).
  2. Tipe Publik. IP Address ini digunakan pada jaringan internet atau disebut juga WAN (Wide Area Network).
IP Address formatnya terdiri atas 4 segment, dan disetiap segment terdiri atas 3 digit yang range-nya berawal dari 0-255. Adapun kelas IP Address yang akan saya jelaskan disini hanya 3 kelas IP Address Private, karena pada Settingan DVR ke Internet kelas ini lah yang akan sering kita gunakan, bahkan dilapangan seseringnya saya hanya menemukan 2 kelas yaitu kelas C dan A. IP Address private yang dimaksud adalah :
  1. IP Address kelas A. Rangenya: 10.0.0.0 –10.255.255.255 dengan subnet: 255.0.0.0
  2. IP Address kelas B. Rangenya: 172.16.0.0 –172.31.255.255 dengan subnet 255.255.0.0
  3. IP Address kelas C. Rangenya: 192.168.0.0 – 192.168.255.255 dengan subnet 255.255.255.0
Oiya jangan gunakan IP Address paling awal dan paling akhir dari tiap kelas, misal pada kelas A jangan gunakan IP Address 10.0.0.0 tapi gunakan 10.0.0.1.
Terakhir, apa itu IP Address Publik? IP Address Publik adalah IP Address yang diberikan oleh penyedia layanan internet kepada kita sebagai customer atau pengguna. Kita tidak usah repot memikirkan kelas tipe ini. Umumnya IP Address Publik diberikan secara dinamis pada paket-paket standar. Ada juga yang memberikan IP Address Publik statis dan tentu juga dengan paket premium. Satu hal yang harus diantisipasi pada sistem DVR adalah IP Publik dinamis yang selalu berubah, kenapa? Baca uraiannya pada artikel saya yang berjudul “Apa itu DDNS (Dynamic Domain Name System)?”.
Sekian artikel kali ini. Tunggu artikel berikutnya masih pada topik yang sama.
Semoga bermanfaat…

22 April 2019

Settingan DVR ke Internet–Topologi [Pengantar 3]

Wuih, baru bisa posting sekarang. Maklum laptop harus diinstal ulang, gara-gara battere nge-drop, alih-alih hibernasi malah keburu mati. Pas on,… blue screen. Korban… 1 partisi data hilang semua, termasuk data blog ini.
Baik saya lanjut lagi topik mengenai Settingan DVR ke Internet. Dan seperti biasa saya akan membahas topologi ini dari sudut pandang aplikasi cctv supaya lebih mudah dimengerti. Kali ini saya akan membahas topologi, karena pemahaman akan topologi mutlak diperlukan saat akan melakukan port forwarding (baca artikel saya tentang port di “Settingan DVR ke Internet–Penjelasan Port [Pengantar 2]”). 

Apa itu topologi? Topologi adalah bagaimana cara device jaringan komputer saling terhubung satu sama lainnya. Di dalamnya termasuk modem ADSL, router, hub/switch, dan DVR.
Ada beberapa macam topologi, yaitu:
  1. Topologi Star/Bintang.
  2. Topologi Bus.
  3. Topologi Ring.
  4. Topologi Mesh.
  5. Topologi Tree.


Saya hanya akan membahas topologi star, karena topologi yang digunakan pada sistem DVR relatif sangat sederhana dan biasanya termasuk pada topolgi star. Topologi star adalah topologi dimana setiap device jaringan terkoneksi melalui konsentrator. Konsentrator ini bisa berupa hub, switch, atau modem ADSL multiport. Kenapa disebut topolagi star, karena interkoneksi antara device jaringan terhadap konsentrator mirip dengan bintang.

Berikut topologi basic star pada DVR.
topologi basic star dvr

Adapun topologi yang pernah saya jumpai pada instalasi DVR selain topologi basic di atas adalah sbb:
topologi DVR with hotspot
Pada topologi di atas jaringan hotspot terisolasi dengan jaringan lokal DVR, sehingga lebih secure jika ada yang berusaha menyusup via hotspot. Baik modem ADSL dan router wifi bertindak sebagai server DHCP sehingga IP Address jaringan DVR dan IP Address device pada hotspot bisa berbeda segment.
topologi DVR with hotspot bridge
Pada topologi di atas, modem ADSL diset pada mode bridge. Pada mode bridge, modem ADSL hanya akan terkoneksi jika ada yang “men-dial”. Umumnya device yang men-dial adalah PC atau laptop, tetapi pada topologi diatas yang men-dial adalah router wifi, sehingga pengisian account speedy dilakukan di router wifi. Topologi di atas diterapkan jika user menginginkan koneksi ke DVR via wifi bukan kabel, lebih praktis bukan?

Sebenarnya masih ada beberapa variasi topologi pada aplikasi sistem cctv. Saya rasa dengan contoh di atas sudah cukup mewakili. Jika ada pertanyaan mengenai topologi ini silahkan bertanya di kolom komentar atau langsung via email.

Nantikan artikel kelanjutan dari topik ini.

Semoga bermanfaat…