Showing posts with label IP Camera. Show all posts
Showing posts with label IP Camera. Show all posts

14 April 2020

Bandwidth pada IP Cam dan Cara Mengamatinya - Bagian 1


Persoalan bandwidth -khususnya pada IP Cam- merupakan perkara yang penting sekali diketahui. Dengan memahaminya, kita akan tahu mengapa sebagian IP cam gambarnya lancar jaya, tapi yang lain tersendat-sendat, bahkan sampai membeku (freeze). Pernahkah anda mengalaminya? Walau telah banyak literatur yang mengupas tuntas persoalan ini, perkenakanlah kami membahasnya kembali sebagai penyegaran. 

Apa yang menjadi sebab munculnya issue ini?
Persoalan ini muncul oleh karena kita tidak bisa menata infrastruktur jaringan yang ada sekehendak kita. Jaringan yang dimaksud umpamanya kabel telepon, internet rumah, jaringan lokal di kantor dan lainnya, sudah terpatok pada angka yang tidak bisa kita permak lagi menjadi lebih besar. Ibarat jalan raya, kita tidak bisa menata sesuka hati kita. Artinya, saat terjebak macet di jalan, kita tidak bisa melebarkan jalan begitu saja, bukan? Tidak ada yang bisa kita lakukan selain "menikmati" kemacetan itu. Nah, demikian pula halnya dengan bandwidth, baik pada IP cam maupun lainnya, bisa diibaratkan dengan jalan yang memiliki lebar tertentu. Boleh juga kita mengambil analogi pipa pralon. Jadi, bandwidth ini ibarat pipa yang memiliki ukuran (diameter) tertentu, ada yang besar, sedang, kecil, bahkan sangat kecil seperti sedotan minuman.

Apa satuan yang dipakai untuk menyatakan bandwidth?
Jika besar atau ukuran pipa air dinyatakan dalam diameter sekian inch, maka bandwidth dinyatakan dalam bit per second (bps). Perhatikan penulisan yang benar untuk satuan ini adalah dengan huruf b (kecil), jadi dibaca bit, bukan byte. 

Infrastruktur apa yang bisa dimanfaatkan oleh IP cam?
IP cam pada umumnya dibagi ke dalam kelompok ini:
1. Aplikasi via jaringan lokal (LAN) di dalam satu gedung.
2. Aplikasi via internet.
3. Aplikasi via access point.

Silakan anda tambahkan aplikasi lainnya, misalkan via FO (fibre optic), microwave link atau lainnya, namun ketiga contoh di atas kami anggap sudah mewakili.

Berapakah ketersediaan bandwidth max. yang ada?
Sebagai patokan kita bisa menggunakan angka-angka ini:
1. LAN menyediakan hingga 100 Mbps atau 1000 MBps (Gigabit).
2.Internet, seperti telkom Speedy tersedia dalam paket 384 kbps, 512kbps, 1 Mbps, 2 Mbps dan 3 Mbps. 
3. Access Point, umumnya dipakai 802.11g @54Mbps dan 802.11n @150Mbps.

Kesemuanya itu dapat diilustrasikan secara sederhana seperti diagram di bawah ini. Kita bisa membandingkan manakah yang menyediakan bandwidth terbesar, bukan? Kliklah pada gambar unuk memperbesar.






Wow, perhatikanlah perbandingan antara aplikasi LAN (1) dan internet (2). Ternyata sangat drastis, bukan? Artinya, jika ingin melihat IP cam melalui internet, kita tidak boleh mengharapkan hasil yang sama dengan melalui LAN lokal. Jika LAN ibarat pipa pralon berukuran 2 inch, maka access via internet ibarat sedotan minuman saja. Wah, kalau begitu pantas saja jika access camera via internet umumnya sangat lambat. Lalu, bagaimanakah kita mengetahui keperluan bandwidth total dari semua camera kita? Faktor apa sajakah yang mempengaruhi besar kecilnya data satu IP Cam? Nantikan pada uraian kami berikutnya, insya Allah.

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

02 March 2020

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 2)

Selain itu ada pula teknik untuk "meng-IP-kan" camera CCTV biasa, sehingga camera ini bisa "naik kelas" menjadi IP. Cameranya tetap camera biasa, tetapi dimasukkan dulu ke suatu alat yang disebut dengan Network Video Server (NVS), sehingga sinyal video-nya berubah menjadi IP Video. Dengan begitu, user bisa lebih bebas memilih model dan kualitas camera analog yang akan dimasukkan ke unit ini, karena bagi sebagian orang, kualitas camera analog dianggap lebih baik ketimbang IP Camera kebanyakan. Namun sayang, harga satu unit NVS ini masih terbilang mahal, sehingga perlu diperhitungkan segi biayanya, apabila akan dipakai untuk menggantikan sistem yang sudah terpasang. 


Pada posting berikutnya, insya Allah kami akan bahas bagaimana cara meng-install IP Camera ini untuk pertama kali dan menu apa sajakah yang ada di dalamnya. Jika masih ada kesempatan -walau sekarang sudah tidak aneh lagi- bagaimanakah meng-konfigurasi camera ini agar bisa di-access via Internet?Stay tune!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.
  

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 3)

Jadi, dalam bahasa sederhana: IP Camera adalah camera yang bisa di-browsing langsung, tak ubahnya seperti saat kita mengakses satu situs di internet. Oleh karena beberapa camera harus terhubung ke dalam satu jaringan LAN (Local Area Network), maka IP Cam bisa juga disebut juga sebagai Network Camera atau IP-Surveillance.

Baiklah untuk mempertegas kembali paparan di atas, maka setelah terhubung dengan jaringan LAN (Network Switch), kami coba membuka "situs" satu IP Camera, misalnya http://192.168.1.5 seperti yang terlihat pada clip di bawah ini. Ternyata cukup mudah, bukan? Jadi, saat ini IP Camera bukan sesuatu yang aneh lagi.


O,ya bagi mereka yang ingin mengetahui menu apa sajakah yang terdapat pada IP Cam ini, berikut kami petikkan sebagian dari menu tersebut.


Ternyata menunya boleh terbilang biasa-biasa saja, bukan? Ya, memang demikianlah adanya. Kita bisa mengakses camera tersebut melalui IP Address default dari pabrik ataupun melalui DHCP. Setelah itu camera siap di-access melalui browser favorit kita. Selain itu, satu hal lagi, bagi yang suka "mengutak-atik" access camera via Internet, maka adanya menu DynDNS Settings selalu saja menimbulkan rasa penasaran tersendiri untuk mencoba. Berbeda dengan mereka yang sudah terbiasa, tentunya hal ini sudah tidak aneh lagi. Bagaimana, mau mencoba?


Mengingat IP camera ini tidak terhubung dengan perangkat rekaman seperti pada sistem DVR, maka pertanyaan berikut yang muncul adalah bagaimanakah soal perekaman? Silakan ikuti bahasan kami pada kategori IP Camera. Semoga bermanfaat!

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

Yuk, Mengenal IP Camera! (Bagian 1)


Pada posting kali ini, insya Allah kami akan membahas sedikit mengenai IP Camera. Apa sih perbedaannya dengan camera biasa? Lalu, keunggulan apa yang dimiliki oleh camera jenis ini? Bagaimanakah konfigurasinya? Kemudian, kapan saatnya kita benar-benar memerlukan IP Camera ini?


IP Cam sejatinya adalah camera biasa, namun sinyal video-nya disalurkan lewat satu protokol yang disebut TCP/IP. Sementara TCP/IP sendiri merupakan kependekan dari Transfer Control Protocol/Internet Protocol yang lazim dipakai dalam dunia LAN dan Internet. Saking populernya, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa saat membaca artikel inipun, sebenarnya kita sedang menggunakan teknologi TCP/IP  (O, iya ya?!

Nah, kembali pada IP camera. IP Camera adalah camera yang menggunakan protokol TCP/IP sebagai penyalurnya. Jadi bisa dikatakan, bahwa IP Cam menyalurkan sinyal data. Hal ini berbeda dengan camera biasa yang menyalurkan komponen video secara langsung, tanpa melalui "protokol-protokolan segala". Perbedaan teknik inilah yang mendasari mengapa dalam mempelajari IP Cam diperlukan pemahaman yang cukup baik terhadap teknologi jaringan (LAN).

Sebagai pembuka, semoga ilustrasi di bawah ini bisa memberikan pemahaman awal mengenai perbedaan prinsip dari kedua sistem camera yang dimaksud.


Terihat jelas, sekalipun secara fisik keduanya tampak mirip, namun cara pengamatannya berbeda. Camera CCTV biasa memakai monitor atau TV, sedangkan IP Cam harus menggunakan PC atau Laptop. Lantas, bagaimana dengan Power Supply?  Nah, kebetulan pada contoh di atas keduanya sama-sama memakai power supply DC12V biasa. Pabrikan IP Cam biasanya sudah menyertakan adaptor dari jenis switching di dalam satu paket. Tetapi ada pula IP Cam yang bisa memakai power supply yang disebut PoE (dibaca: pi-o-i). PoE sendiri adalah kependekan dari Power over Ethernet. Sekalipun namanya terdengar keren, tapi ini tidak lain hanyalah upaya menyuntikkan tegangan DC dari Network Switch ke dalam kabel UTP Cat 5, sehingga camera mendapatkan power dari kabel itu juga. Itu sebabnya disebut power over ethernet (power melalui kabel ethernet alias kabel UTP). Dengan begitu, instalasinya terlihat lebih rapi, karena cukup dengan satu kabel UTP saja yang dicolok ke camera, maka camera sudah ON. Kiranya inilah yang merupakan keunggulan pertama dari IP Camera ketimbang analog. Sebagai gambaran, maka di bawah ini terlihat satu produk Network Switch keluaran TP-Link yang sudah dilengkapi dengan PoE pada sebagian port-nya.





Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

08 January 2018

Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera?

Teknologi kamera cctv berbasis kabel coaxial semakin terus berkembang. Terakhir sudah keluar resolusi 4 MP. Dari sisi resolusi gambar yang dihasilkan sudah sama dengan IP Camera. Tapi tahukah anda banyak hal yang hanya bisa dilakukan jika menggunakan IP Camera. Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera? Mengingat dari sisi harga yang masih lebih mahal dan belum semua orang menguasai teknologinya.

Berikut paparan Artikel CCTV (AC) Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera.

Gunakan IP Camera Jika Dipasang Di banyak Gedung Dalam Satu Area.

Banyak gedung dalam satu area itu seperti apa? Contohnya Rumah Sakit, kalo di Bandung ada RSHS. Areanya luas dan banyak gedung. Dari satu gedung ke gedung lain terpisah oleh jalan-jalan kecil berupa koridor-koridor. Dan semua kamera harus terpantau disatu tempat. Kebayang? Selain rumah sakit, pasang IP Camera di komplek pemerintahan seperti balai kota.


09 November 2017

Mudahnya Memantau CCTV Dengan NVR SPC-NVR6D08PP-M1A

Dulu, setting internet cctv hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Tak hanya Technical Support cctv yang kesulitan, bahkan praktisi di bagian jaringan komputer tidak semuanya ngeh soal ini. Mulai dari open port sampai dengan setting DDNS.
.

.
Banyak masalah yang timbul seputar pemantauan online ini. Disisi customer yang tampil hanya "Failed to connect", "Disconnected". "Login timeout, dsb. Penyebabnya variatif, mulai dari koneksi internet yang tidak stabil, penyedia layanan DDNS yang kurang handal, updater-nya yang kurang bagus, sampai produknya itu sendiri yang masih ada bugs.
.
Nah, sekarang problematika tersebut sudah mulai banyak berkurang. Salah satu penyebabnya adalah adanya fitur P2P atau CLOUD. P2P menyederhanakan settingan dengan konsep tidak menyentuh router sama sekali. Cukup setting DHCP DAN SCAN BARCODE ID NVR/DVR dan VOILA!....
.
Brand terakhir yang saya test adalah NVR SPC-NVR6D08PP-M1A. Disini saya coba bandingkan antara kehandalan server P2P SPC dan DDNS NO-IP. Dan hasilnya sesuai dugaan saya. P2P SPC sampai detik ini masih stabil terhubung, sedangkan DDNS NO-IP hanya bertahan 1 hari saja. Hari ke-2 DDNS sudah disconnected. Saya tidak mencoba untuk menganalisa lebih lanjut, karena prinsipnya jika sudah ada yang lebih mudah kenapa pake yang ribet?
.
Topologi jaringan NVR ke GPON bisadilihat pada gambar diatas. Untuk settingan IP Address, awalnya saya set ke DHCP terlebih dulu kemudian saya STATIC kan. Hasilnya seperti di bawah ini.
.
Pastikan NVR/DVR sudah terkoneksi ke server CLOUD P2P. Statusnya bisa dilihta di menu NETWORK > CLOUD.

Ada 3 cara untuk memantau NVR SPC-NVR6D08PP-M1A.
  1. Menggunakan apps SPC PRO Cloud.
  2. Menggunakan Browser Internet Explorer.
  3. Menggunakan software desktop SCMS.
.

Menggunakan Apps SPC PRO Cloud

Diperlukan registrasi terlebih dulu untuk pemantauan cctv menggunakan Apps dan browser. Registrasi diperlukan untuk kemudahan pengelolaan lebih dari satu DVR/NVR. Registrasi bisa dilakukan langsung di Apps atau menggunakan browser, via apps lebih cepat dan simpel. Berikut caranya setelah membuka apps SPC PRO CLOUD.
.

Uncheck (jangan di checklist) pilihan Remember Password dan Auto Login untuk mencegah orang lain dari melihat list DVR/NVR. Tapi kalau mau tidak ribet, dan untuk kemudahan, checklist saja opsi tersebut.
.
Selanjutnya adalah penambahan NVR/DVR. Silahkan ikuti alurnya melalui gambar di bawah.
.
.

Sesaat setelah QR Code di scan, apps akan otomatis mengisi CLOUD ID. Password dan Channel number isi sesuai dengan jumlah channel NVR/DVR. Live View: Sub > maksudnya adalah resolusi yang digunakan saat streaming/memantau cctv secara live view/realtime.
Remote Playback: Main > maksudnya resolusi yang digunakan untuk perekaman, karenanya diisi dengan Main, jika diisi dengan Sub maka tidak akan ada hasil streamingnya alias kosong, kecuali di NVR kita merekam dengan 2 resolusi. Klik tombol SAVE untuk menyimpan penambahan device.
.
Proses penambahan ini saya masukan disini langkahnya karena step ini merupakan step krusial. Penambahan DEVICE di Apps akan secara otomatis menambahkan juga NVR/DVR ke server CLOUD SPC. Dimana list DVR/NVR ini kita bisa lihat? Nanti akan saya perlihatkan sebentar lagi di bawah.
.
Untuk Live View dan Playback secara remote bisa diakses via menu yang terlihat pada langkah ke-2 (lihat gambar di atas).

Menggunakan Browser Internet Explorer

NVR SPC dan variannya (DVR, IP Camera) masih menggunakan ActiveX. ActiveX hanya berjalan di browser Internet Explorer, lain tidak. Walaupun di Chrome dan Firefox ada plugin-nya, tetap saja ke-2 browser tersebut masih “auto generated anaqi DCMA” menggunakan msein Internet Explorer tatkala menggunakan ActiveX, dan malah jadi double processingnya. Jadi saat Device CCTV hanya support ActiveX, jalankan saja menggunakan browser Internet Explorer.
.
Untuk mengakses NVR/DVR via browser, buka address berikut www.spc-cctv.com menggunakan Internet Explorer. Tampilan awalnya seperti berikut:
.
2017-11-03_19-04-34

UserName dan Password diisi dengan akun yang sudah dibikin sebelumnya menggunakan apps. Klik Login, tampilan berikutnya bisa dilihat di bawah. Yang saya beri kotak merah adalah DVR dan NVR yang sudah saya add via Apps SPC PRO Cloud.
.
Device yang online dan bisa diakses via internet ada tanda ceklis hijau. Sedangkan device ke-2 merupakan DVR yang sedang offline dan tidak dapat di akses.
  .
spc via web browser 3
.
Berikut adalah tampilan saat mengkases NVR yang sedang online. Tampilan via CLOUD dan LAN (Lokal) tampilannya persis sama kecuali untuk LAN tanpa menu samping. Ini yang saya suka dari CLOUD SPC, kita bisa mengakses full menu NVR/DVR. Biasanya DVR jadul hanya bisa dilihat gambar saja tanpa menu, jika diakses via CLOUD.
.
spc via web browser nc
.
spc via web browser
.
2017-11-04_01-15-20
Mantepkan? Jadi pastikan untuk para Technical Support supaya registrasi terlebih dahulu, dan usahakan membuat akun tambahan untuk maintenance dan memantau online tidaknya NVR/DVR customer.
.

Menggunakan software desktop SCMS

Software SCMS bisa didapatkan pada CD bawaan NVR/DVR/IP Camera. Apa saja fungsi dan kelebihan software SCMS ini? Saya coba runut satu persatu:
  1. Memantau (Live view) real time banyak NVR/DVR/IP Camera di banyak lokasi.
  2. Memutar ulang (Play back) hasil rekaman NVR/DVR/IP Camera di banyak lokasi.
  3. Setting konfigurasi NVR/DVR dari jarak jauh.
Sebenarnya masih banyak lagi fungsi lainnya seperti Alarm Manager, Record Manager, tapi ke-3 fungsi diatas yang sering digunakan di lapangan.
.
Bagaimanakah tampilannya?
Berikut tampilan awal SCMS. User default admin dan password-nya kosongkan saja.
2017-10-23_15-26-02

Menu utama konfigurasi. Di menu utama inilah operasional live view, playback, remote configuring bisa dieksekusi. Sedikit penjelasan menu yang sering digunakan.

Main View
Digunakan untuk memantau satu atau lebih NVR/DVR/kamera. Di menu Main View ini pula bisa dioperasikannya kamera PTZ.

Playback
Sudah jelas, menu ini digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman dari banyak NVR/DVR. Selain itu juga bisa untuk mem-backup hasil rekaman.

RemoteConfig
Digunakan untuk melakukan settingan NVR/DVR secara jarak jauh via jaringan LAN/internet. Semua menu NVR/DVR akan diangkut dan ditampilkan di menu ini.

Configuration
Digunakan untuk mengatur settingan software SCMS ini sendiri seperti pengaturan letak folder untuk perekaman menggunakan SCMS, pengaturan Auto Login, dan pengaturan lainnya.
2017-11-09_18-16-23


Tampilan Main View. Channel yang dilihat bisa dicampur, tidak hanya dari satu NVR/DVR, tapi bisa dari berbagai lokasi disatukan dalam satu view.
PSC SCMS

Tampilan Playback.
2017-11-09_18-21-58

Tampilan Remote Config
2017-10-22_06-04-46

Untuk memulai manajemen NVR/DVR/IP Camera, terlebih dahulu harus ditambahkan device yang dimaksud. Jika yang akan ditambahkan terkoneksi via LAN (Lokal) maka SCMS secara otomatis akan mendeteksi dan menampilkannya di menu DEVICE MANAGER. Jika sudah terdeteksi oleh SCMS, langsung saja ceklist dan klik tombol Add. Jika device yang akan ditambahkan terkoneksi via Internet maka gunakan CLOUD ID. Jangan lupa user name dan password NVR/DVR.

2017-11-09_19-11-19


Kesimpulan

  1. Artikel kali ini hanya menjelaskan secara garis besar kemudahan melihat cctv SPC menggunakan 3 media, yaitu menggunakan Apps SPC PRO Cloud, Browser Internet Explorer, dan software dekstop SCMS.
  2. Walaupun hanya menggunakan CLOUD ID, NVR/DVR tetap bisa diakses FULL FEATURE layaknya via LAN melalui BROWSER INTERNET EXPLORER dan SCMS, dan TIDAK MEMERLUKAN DDNS.
  3. NVR/DVR SPC masih menggunakan ActiveX karenanya tidak bisa diakses secara NATIVE dari browser non IE (CHROME, FIREFOX, dll).
  4. CLOUD ID (P2P) SPC sudah sangat stabil, dan ini yang bikin pede installer. Dengan low budget, cctv yang dipasang selain menghasilkan gambar yang bagus juga koneksi internet yang stabil.
Artikel diatas ditulis berdasarkan hasil pengetesan selama kurang lebih 1 bulan menggunakan NVR SPC. Mohon koreksi dan komentar jika ada kesalahan dan kekurangan.
.
Silahkan share jika dirasa bermanfaat.
.

05 November 2017

Tarikan Kabel IP Camera Semudah CCTV Coax Menggunakan NVR 8 MP SPC-NVR6D08PP-M1A

NVR SPC 8 MP
Sebelum anda lanjut membaca artikel ini saya asumsikan ANDA TELAH menge-TAHU-i cara meng-CRIMPING RJ45 seperti pada tulisan ini ---> cara crimping RJ45. DAN alangkah lebih baiknya membaca juga artikel-artikel berikut:
  1. Tentang POE.
  2. Lanjutan Tentang POE.
  3. POE Injector Dan Splitter.

26 October 2017