Showing posts with label Jaringan CCTV (Dasar). Show all posts
Showing posts with label Jaringan CCTV (Dasar). Show all posts

20 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 2)

One Coaxial Camera (Single Coaxial Cable)
Teknik single coaxial  cable tergolong teknologi lama. Melalui teknik ini sinyal video dan power dapat mengalir bersamaan di dalam satu kabel coaxial, tanpa mengakibatkan terjadinya "korsleting". Ini disebabkan karena sinyal video dan power memiliki karakteristik yang berbeda. Video memiliki bentuk sinyal komposit sedangkan power DC berbentuk linear (lurus). Walaupun demikian, untuk "mencampur" kedua sinyal ini diperlukan satu adaptor khusus yang berfungsi pula sebagai "modulator" seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini:


Keuntungan sistem Single Coaxial Cable, diantaranya:
1. Instalasi mudah, karena per camera benar-benar hanya memerlukan satu kabel coaxial saja, tanpa perlu kabel power lagi.
2. Dilihat dari sudut estetika ruangan, satu kabel coaxial lebih enak dipandang ketimbang beberapa kabel yang menjulur dari atas plafon.
3. Tidak perlu memikirkan lagi sumber tegangan untuk camera.
4. Total biaya kabel bisa lebih murah.
5. Instalasi bisa lebih cepat.

Kelemahan Single Coaxial Cable:
1.  Harga camera dan power supply adaptor lebih mahal ketimbang camera biasa (analog).
2. Adaptor/power supply harus khusus, sehingga vendor harus menyediakan cadangannya saat terjadi trouble (tidak bisa diganti dengan adaptor plug-in biasa).
3. Kabel coaxial membawa tegangan 28VDC, sehingga rentan terhadap konslet (harus extra hati-hati dalam instalasinya).
4. Untuk camera moving (bergerak), jika belum built-in, memerlukan alat tambahan yang harganya masih terbilang mahal.
5. Popularitasnya belakangan ini tergusur oleh kehadiran video balun.

Sedangkan untuk instalasi yang lebih profesional tersedia alat yang disebut sistem VDS. Ini bisa menjadi solusi alternatif sekalipun harganya tergolong mahal. Sistem VDS bisa digambarkan sebagai berikut:



Unit yang dekat dengan camera disebut sender (pengirim) sedangkan yang ujung sebelah kanan disebut viewer. Power supply ditempatkan pada unit viewer, sehingga tegangan (baca: arus) bisa mengalir melalui kabel coaxial menuju camera. Tergantung dari panjangnya kabel, maka power supply ini bisa diatur agar tegangan di ujung camera tidak mengalami drop. Pilihannya adalah 18V - 21V - 24V - 27V dan diatur sampai lampu power pada sender menyala merah (tegangan cukup).

Keuntungan sistem VDS ini yang kami bisa catat adalah:
1. Menghemat biaya kabel.
2. Mempermudah dan mempercepat instalasi.
3. Mengurangi gangguan noise dan interferensi.
4. Bisa mentransmisikan sinyal audio, tanpa perlu menarik lagi kabel audio.

Adapun kekurangannya adalah:
1. Peralatannya berharga mahal.
2. Sedikit masalah dalam menempatkan unit sender untuk camera outdoor, karena sender hanya untuk aplikasi indoor.
3. Memerlukan lebih banyak BNC connector yang pada gilirannya justru malah menambah cost!
4. Popularitasnya mulai kalah oleh Video Balun yang dinilai lebih ekonomis.
5. Jarak maksimum "hanya" mencapai 500m (untuk kabel 5C-2V). Bandingkan dengan spec. Video Balun yang bisa mencapai jarak hingga 2000m!

Kendati dinilai sangat reliable, namun sepanjang catatan kami, aplikasi VDS ini tergolong langka (setidaknya pada client kami!). Bagaimana dengan Anda?

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

19 February 2020

Mengenal Sistem Camera CCTV (Bagian 1)

Analog Camera dan IP Camera
Pada CCTV, istilah analog camera hanya dipakai saat kita membandingkannya dengan IP Camera dengan tujuan agar bisa dibedakan satu sama lain. Analog camera adalah camera CCTV biasa yang memakai kabel Coaxial, sedangkan IP Camera adalah camera yang memakai kabel UTP Cat 5. Kendati kedua-duanya memakai kabel yang sama,  yaitu UTP Cat 5, tetapi mohon dicatat bahwa IP Camera bukan termasuk ke dalam Video Balun. IP Cam adalah camera yang menggunakan teknologi Internet Protokol (disebut juga dengan protokol TCP/IP), sedangkan Video Balun adalah sistem atau alat pengubah kabel Coaxial ke kabel  UTP. Kedua-duanya memang memakai kabel yang jenisnya sama, yaitu UTP Category 5 (Unshielded Twisted Pair).

Gambar di bawah ini memperlihatkan anatomi dari CCTV sistem analog dengan sistem IP. Perhatikanlah, bahwasanya perbedaan mendasar adalah dari jenis kabel (media) yang digunakan untuk mengirimkan gambar.
 


Keuntungan sistem camera analog, diantaranya:
1. Tidak memerlukan pengetahuan rumit dalam mempelajarinya.
2. Variasi produk sangat banyak, mulai dari Camera, DVR dan peralatan pendukung lainnya.
3. Harga lebih murah dibandingkan IP Camera yang kelasnya sama.
4. Konfigurasi peralatan dan setting lebih mudah.
5. Kualitas gambar sangat baik dan gerakan objek tampak real.
6. Rambatan video bisa lebih jauh, karena kabelnya bisa lebih panjang.
7.Harga DVR (media perekaman) semakin murah.

Adapun kekurangan camera analog adalah:
1. Instalasi kabel sedikit lebih "berat" daripada IP Cam.
2. Harga kabel coaxial dan connector BNC lebih mahal ketimbang kabel UTP dan RJ-45.
3. Memerlukan kabel yang lebih banyak untuk power, data dan video.
4. Lebih mudah dipengaruhi noise dan interferensi.
5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem bisa lebih banyak.




Keuntungan IP Cam dibanding Analog:
1. Instalasi kabel lebih sedikit dan ringkas.
2. Biaya kabel, connector dan material bantu lainnya bisa lebih murah.
3. Lebih tahan terhadap noise dan interferensi.
4. Jika akan ditransmisikan lewat udara (wireless), maka wireless IP Camera lebih aman dari penyadapan ketimbang analog.
5. Peralatan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sistem lebih sedikit.
6. Teknologi TCP/IP terus berkembang pesat, sehingga feature-nya bisa lebih baik untuk masa datang.

Sedangkan kekurangan IP Cam diantaranya adalah:
1. Diperlukan pemahaman yang mantap terhadap dasar-dasar jaringan LAN dan Internet.
2. Setting lebih rumit.
3. Panjang kabel UTP dibatasi oleh angka yang "masyhur", yaitu hanya 100m saja. 
4. Harga cameranya lebih mahal, demikian pula dengan harga adaptor PoE (Power over Ethernet).
5. DVR standalone yang langsung support IP Camera (disebut dengan NVR atau Network Video Recorder) masih sedikit dan sangat mahal.
6. Software NVR masih berharga mahal.
7. Bandwidth menjadi isu penting.
8. Dibanding analog, gerakan objek pada IP Camera umumnya mengalami perlambatan/ seperti gerakan astronot di bulan (moonwalk), kecuali pada produk-produk yang termasuk high-end.

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis


18 February 2020

Fungsi DDNS Server

Kembali kami mencoba menyingkat uraian ini, yaitu DDNS diperlukan dalam koneksi DVR melalui Internet. Kesimpulannya:


DNS Server mutlak diperlukan, karena untuk mengakses satu situs di Internet, kita lebih mudah menuliskan nama situs ketimbang menuliskan  nomor IP address-nya. Demikian pula halnya dengan DVR yang bisa dianggap sebagai satu situs di internet.


Sedangkan DDNS Server diperlukan agar DVR kita mempunyai satu nama panggilan tetap (host name) di Internet, tanpa kita perdulikan lagi perubahan WAN IP yang terjadi.

Perhatikan diagram di bawah ini untuk satu DVR Standalone dengan nama host name dvrrumah.dvrdns.org:5445 sebagai contoh.  Adapun skenarionya  kira-kira begini (klik gambar untuk memperbesar):



Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis

Masih Seputar DDNS Updater (Sekadar Info)

Apakah anda punya account gratis di DynDNS yang saat ini masih aktif? Jika ya, tidak ada salahnya jika kita coba bermain-main lagi dengan DDNS Updater. Pada permainan kali ini ditampilkan 2 (dua) unit standalone DVR -boleh dari merk yang sama ataupun berbeda- dan 4 (empat) DDNS Server yang berbeda. Adapun skema permainannya adalah seperti diagram di bawah ini:


Terlihat pada diagram di atas, kami mencoba layanan dari No-IP, DNSExit, ChangeIP dan sang legendaris DynDNS. Tidak seperti lazimnya permainan yang menghasilkan winner dan looser, maka percobaan kali ini bukan untuk itu. Tujuan utamanya adalah melihat seberapa cepat masing-masing layanan tersebut bekerja. DVR 1 mendapat 3 layanan DDNS yang di-update melalui software yang dipasang di PC, sedangkan DVR 2 melalui isian pada DVR. Sekilas dalam "situasi buruk" seperti di atas, DynDNS tidak akan ter-update secara periodik saat terjadi perubahan WAN IP, kecuali pada DVR merk tertentu atau yang memiliki feature periodic update. Oleh sebab itu jangan heran apabila nantinya DVR 2 lebih sering mengalami gagal connect ketimbang DVR 1.

Sumber: tanyalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

17 February 2020

Video Balun : Mendefinisikan Kembali Jarak


Jika akan dipakai pada jarak maksimal, maka ada baiknya apabila kita meninjau kembali soal jarak. Hal ini berkaitan dengan tahap design system cctvsehingga tingkat keberhasilannya bisa terukur. Baiklah kita mulai dengan melihat beberapa contoh desain di bawah ini.





Desain A



Desain A memperlihatkan konsep dasar dari aplikasi video balun kombinasi "aktif-aktif". Dengan menggunakan tipe produk yang dimaksud, maka jarak yang diklaim bisa mencapai 2000m (2Km). Perhatikanlah, bahwa jarak ini adalah jarak elektrik antara output camera dengan input DVR. Jadi, panjang kabel coaxial dihitung juga. Jarak sejauh ini dimungkinkan, karena TTA-111VH sudah ditambahkan peredam interferensi (extra interference rejection). Sebagaimana diketahui, faktor interferensi inilah yang kerap dituding sebagai biang keladi ganngguan camera dan berkurangnya jarak. Namun, ada beberapa "kritik" terhadap Desain A ini, yaitu: 

1. Kabel UTP tidak "dieksploitasi" secara maksimal, karena kita hanya memakai 1 pair saja.
2. Satu camera memerlukan dua unit video balun aktif.
3. Penempatan balun agak sulit ditentukan.
4. Pemakaian adaptor satu balun satu adaptor.
(atau mungkin anda bisa menambahkannya)

Jika kendala teknis di atas bisa diatasi, maka dengan mengabaikan cost, kita akan memperoleh satu sistem yang bekerja baik pada jarak maksimalnya. Hanya dari segi budget, metoda di atas memerlukan biaya mahal.

Desain B



Berbeda dengan desain A, maka desain B memperlihatkan alternatif yang menurut kami lebih baik, setidaknya dari segi pemanfaatan kabel UTP. Di sini balun TTA-111VT di -"pool" dulu di satu tempat dan hanya di-supply oleh satu buah adaptor saja. Pada sisi kanan bisa dipasang TTA-414VR untuk menggantikan 4 buah receiver 1 channel. Dengan cara ini, kabel UTP dapat dipakai secara optimal. Namun, trade off-nya adalah jaraknya akan secara signifikan, yaitu 1500m saja. Sekali lagi untuk kehati-hatian, jarak ini adalah panjang total kabel yang digunakan (Coaxial plus UTP) atau dengan kata lain jarak dari output camera ke input DVR. 

Konfigurasi di bawah ini semoga bisa memberikan pemahaman yang baik soal jarak yang dimaksud.

Desain C


Setelah diketahui yang dimaksud dengan jarak, maka bagaimana sebaiknya? Jika kita bekerja dengan banyak camera, katakanlah sampai dengan 32 titik, maka yang pertama kali harus diketahui adalah letak (titik) cameranya seperti apa. Lalu tentukanlah, apakah kita akan "mengirim" camera satu demi satu ke control room atau akan "mengangkut" 4 camera sekaligus. Jika tidak ada jalan lain kecuali "mengirimkan" camera satu per satu, maka Desain A-lah yang terpaksa dipilih. Namun, jika cara "mengangkut" 4 camera sekaligus bisa diwujudkan, maka desain B atau C kami pandang lebih optimal. Nah, apakah anda bisa membedakannya?

Sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis


16 February 2020

Penyambungan Kabel UTP


Sekalipun Video Balun telah berlalu pembahasannya, namun tidak ada salahnya jika kami lengkapi dengan topik mengenai cara penyambungan kabel seperti yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Cara penyambungan kabel UTP ini penting untuk menjaga kualitas sinyal video, terutama pada instalasi jarak jauh. Berikut cara penyambungan yang salah dan benar.




Semoga bermanfaat.


sumber: tanyaalarm.blogspot.com atas seijin penulis.

15 February 2020

Sebaiknya Pilih Video Balun atau Coaxial? Ini Penjelasannya


Dalam satu kesempatan kami ditanya mengenai rencana instalasi camera sepanjang kabel 1 kilometer (1000m) dengan pertanyaan sederhana: perlukah video amplifier? Terus terang kami sulit untuk menjawabnya secara langsung. Sebagaimana mafhum diketahui, bahwa kabel panjang berpotensi mengundang masalah. Masalah paling ditakuti adalah gangguan gambar berupa noise dan interferensi. Penyebab utamanya sudah jelas dari panjangnya kabel, karena dengan semakin panjang, maka sinyal semakin lemah. Jika sepanjang lintasan banyak terdapat noise, maka perbandingan signal-to-noise (S per N) yang diterima oleh DVR akan kecil, sehingga mudah terganggu. Lantas, apa hubungannya dengan pertanyaan tadi? Perlukah video amplifier? Jawabannya dilematis. Di satu sisi, sinyal memang dikuatkan, namun di sisi lain -jangan lupa- noise pun akan dikuatkan pula. Jadi, alih-alih memperoleh gambar yang bagus, namun kenyataannya pada beberapa kasus, menambah video amplifier justru membuat gambar semakin "hancur". Apakah anda pernah mengalami hal ini?

Nah, pada posting kali ini, kami akan coba bahas plus minus dari video amplifier ini. Sebagai pembanding kami juga akan coba mencari alternatif solusi lainnya, yaitu dengan video balun. Manakah diantara keduanya yang lebih suitable?

Kilas Balik
Sekadar penyegaran, kami gambarkan kembali perbedaan antara sistem coaxial dengan video balun. Tujuannya agar kita dapat menganalisa dimana kira-kira pokok masalahnya apabila nanti gambar yang dihasilkan tidak sempurna. Perhatikanlah gambar di bawah ini:


Pada gambar di atas terlihat, bahwa untuk jarak 1000m sistem Coaxial memerlukan sebuah Video Amplifier untuk mem-boost signal. Pertanyaannya, dimanakah posisi video amplifier yang ideal? Apakah di dekat camera, di tengah-tengah atau di dekat DVR? Mari kita lihat analisanya nanti. Perhatikan pula bahwa L1 dan L2 perlu dimasukkan ke dalam pertimbangan cost, karena adanya penambahan jumlah connector BNC. L1 dan L2 kami masukkan pula ke dalam parameter analisa, mengingat di jalur inilah biasanya masalah timbul.

Pada sistem video balun terdapat 3 jalur yang harus diwaspadai, yaitu L1, L2 dan L3. Apa sebab? Karena balun bisa saja diletakkan berjauhan dengan camera ataupun DVR. Oleh sebab itu -selain L2- panjang coaxial L1 dan atau L3 perlu juga dimasukkan ke dalam analisa awal.

Nah, bagaimanakah implementasi di lapangan? Sebelum memutuskan memilih salah satu dari kedua sistem tersebut, ada beberapa faktor yang harus dimasukkan ke dalam pertimbangan, yaitu:

1. Jumlah camera.
2. Kondisi jalur lintasan kabel.
3. Kemudahan troubleshooting dan  maintenance.
4. Cost.

Perihal cost kami letakkan pada point terakhir agar nantinya bisa diketahui apakah secara overall sistem Balun lebih murah ketimbang Coax atau malah sebaliknya. Perlu diketahui pula, bahwa kita tidak bisa memukul rata dengan meng-klaim bahwa satu sistem lebih unggul daripada yang lain, sebab hal itu sangat tergantung dari kondisi di lapangan. Oleh sebab itulah diperlukan analisa awal terlebih dahulu dengan melibatkan 4 point di atas. Bagaimana? Berikut ini adalah sebagian dari argumentasi kami secara keseluruhan.

1. Jumlah Camera
Jumlah camera beserta letaknya merupakan faktor utama dalam menentukan apakah kita akan memakai sistem balun atau tetap mempertahankan coaxial. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan "pair" kabel UTP. Jika hanya satu pair saja yang bisa dimanfaatkan (artinya satu camera, satu kabel UTP), maka secara ekonomis efektivitas sistem balun ini masih tidak terasa, malah terkesan boros. Tetapi dari sisi teknis hal itu akan membantu, sebab setidaknya kita masih punya "pair" cadangan.  Melihat kondisi seperti itu, jika memungkinkan, kita sebaiknya memanfaatkan semua "pair" yang ada pada kabel UTP seperti ilustrasi di bawah ini.


Pada ilustrasi di atas terlihat, bahwa kita hanya perlu satu tarikan kabel UTP untuk mengangkut 4 Camera dari titik berbeda ke DVR di ruang control. Oleh karena jaraknya jauh, katakanlah 1000m, maka setidaknya kita memerlukan tiga titik sambungan (joint), karena 1 rol kabel UTP rata-rata memiliki panjang 1,000 feet (sekitar 305m). Camera di-"parkir" dulu di Video Balun 4 Channel dan dari sana "diberangkatkan" ke ruang control. Sayangnya, produk balun 4 Channel ini hanya tersedia tipe yang passive saja, sehingga apabila dikehendaki jarak yang lebih jauh lagi, maka kita harus memakai tipe active 1 Channel.

Sekarang bandingkan dengan sistem Coaxial pada gambar di bawahnya. Pada sistem ini kita harus menarik empat kabel Coaxial (semisal RG-6 atau tipe lainnya) ke ruang control. Secara ekonomi, empat kabel Coax tentu lebih mahal ketimbang satu kabel UTP, bukan? Secara teknis, menarik empat kabel Coax pun terasa "lebih berat" ketimbang UTP. Sementara itu, dari potensi gangguan, maka kabel Coax lebih rentan (mudah terganggu) ketimbang UTP, apalagi jika  kita sudah "bermain" dengan Video Amplifier.

Lalu, apa arti semua ini? Baiklah, kami telah membuat estimasi kasar mengenai cost dari kedua sistem ini, walau tadinya kami akan menempatkan soal ini di akhir pembahasan. Alasannya, bisa jadi diantara pembaca ada yang ingin mengetahui soal ini terlebih dulu, bukan? 

2. Kondisi Jalur Lintasan Kabel
Kiranya perlu diwaspadai, bahwa instalasi kabel CCTV outdoor sangat rentan terhadap gangguan, terlebih jika jalur kabel melintasi area tegangan tinggi untuk mesin-mesin pabrik. Jangan sekali-kali menumpangkan kabel CCTV -baik UTP maupun Coaxial- dala cable tray elektrik, karena selain menyebabkan interferensi, juga hal ini sangat sulit saat melakukan maintenance. Pilihlah jalur kabel yang lebih "selamat", kendati harus memutar agak jauh. Oleh sebab itulah gambar cable route menjadi penting, karena sangat membantu dalam meng-estimasi panjang kabel secara keseluruhan. Jika daerah berbahaya ini sulit dihindari, maka pertimbangkanlah untuk memakai sistem Balun ketimbang Coaxial dan video amplifier. 

3. Kemudahan dalam Troubleshooting dan Maintenance
Faktor ini jarang diantisipasi, sehingga saat sistem sudah running (dan walhasil ternyata banyak gangguan!), akhirnya cost untuk menambah alat ini dan itu malah menjadi tinggi. Alih-alih menekan cost, namun kenyataannya malah kebalikannya. Alat ini dan itu yang dimaksud, misalnya Ground Loop Isolator, AC Line Filter atau yang paling menjengkelkan adalah mengubah jalur kabel.

4. Cost
Setelah semua dianalisa, maka jatuhkanlah pilihan berdasarkan resiko yang paling kecil, baik dari sisi cost maupun dari segi teknis. 

Kesimpulan
Selama cost memungkinkan, maka untuk jarak di atas 300m dengan jumlah camera yang banyak, menurut hemat kami video balun lebih layak dipertimbangkan. Hal ini disebabkan video balun memiliki daya tolak terhadap noise dan interferensi  yang lebih baik ketimbang  video amplifier. Bagaimana dengan pengalaman anda?

23 January 2018

Masih Menggunakan DDNS? Begini Settingan CCTV dengan 2 Routernya

Disclaimer:
Postingan ini merupakan pindahan dari blog lama saya ---> Blog Lama. Silahkan copas, dengan menyertakan sumber aslinya. Copas boleh dengan sumbernya, MALING CONTENT jangan ya! 
Artikel ini dibuat saat internet dari telkom masih menggunakan Speedy alias ADSL. Saya kira masih relevan untuk topologi tertentu terutama settingan internet CCTV menggunakan DDNS.
Happy Reading!

Tidak seperti modem ADSL, ONT Fiber Optic Indiehome dipastikan sudah berfungsi sebagai wifi sehingga tidak diperlukan lagi alat tambahan untuk pembuatan hotspot. Tapi Seringkali di lapangan ditemukan topologi jaringan di customer dengan 2 router atau 2 wifi.

Kesulitan yang sering dihadapi saat harus menghubungkan DVR ke router wifi yang berfungsi sebagai hotspot, bukan langsung dicolokan ke modem ADSL/ONT Fiber Optic Indihome. Topologi seperti ini membuat proses open port DVR jadi lebih sulit.

Solusi paling mudah adalah dengan menambahkan hub/switch ke modem ADSL, setelah itu baru dibagi ke router wifi dan DVR.
dvr dengan 2 router

12 January 2018

Power, Video, Dan Audio Dalam Satu Kabel Menggunakan PoC

Apa Itu PoC (Power Over Coax)

Kita mengenal PoE dalam IP Camera. Tau kan PoE? Kalau belum coba baca disini --> PoE. Dengan PoE, teknisi cukup menarik 1 kabel UTP CAT5 untuk transmisi Video, Suara, Control, dan bahkan Power (tegangan). Selain jadi lebih irit biaya material instalasi, pun hasilnya lebih rapih. Pertanyaan nya, apakah mungkin cctv berbasis kabel coax tarikan kabelnya hanya menggunakan SATU  KABEL COAX saja? BISA! menggunakan teknologi PoC (Power over Coax).


08 January 2018

Daftar Download Resource & Software CCTV Berbagai Merk


Artikel CCTV (AC) mencoba merangkum dan mengumpulkan berbagai resource (berupa link) yang insya Allah rekan-rekan pegiat cctv dan para pembaca perlukan. Adapun resource nya bisa berupa software, firmware, ataupun knowledge based. Semoga bermanfaat:

Hikvision

Hikvision Client Software.
Hikvision Tools.
Hikvision User Manuals.
Hikvision Datasheet.
Hikvision Firmware.
Hikvision Singkatan & Istilah Dunia CCTV.
Hikvision Artikel Teknik (Bahasa Inggris).

Dahua

Dahua Software.
Dahua Firmware.
Dahua Petunjuk Teknik (Bahasa Inggris).
Dahua Knowledge Based (Bahas Inggris).
FTP Software Access Controller Dahua.
FTP Dokumen Alarm Sistem Dahua (Bahasa Inggris).
FTP Firmware & Dokumen Video Phone  Dahua.
FTP Sistem Kamera Dahua (Firmware, Software, & Manual).

CNB

CNB Download Center.

SPC

SPC Software SCMS.
SPC Device Manager (For IP Camera).
SPC Plugin IE Active.
SPC Manual UVR.
SPC vPlayer.

STEALTH

Stealth Download Centre (Software & APK).


SAMSUNG HANWHA TECHWIN

Samsung Technical Guide (Video).
Samsung Technical Guide (PDF).
Samsung Online Tool.
Samsung Knowledge Based (Bahas Inggris).

Silahkan contact Artikel CCTV (AC) jika ada link yang tidak aktif. List diatas akan semakin bertambah ke depannya. Oiya kalau ada rekan dan para pembaca yang mau menambahkan silahkan share di kolom komentar ya.

Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera?

Teknologi kamera cctv berbasis kabel coaxial semakin terus berkembang. Terakhir sudah keluar resolusi 4 MP. Dari sisi resolusi gambar yang dihasilkan sudah sama dengan IP Camera. Tapi tahukah anda banyak hal yang hanya bisa dilakukan jika menggunakan IP Camera. Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera? Mengingat dari sisi harga yang masih lebih mahal dan belum semua orang menguasai teknologinya.

Berikut paparan Artikel CCTV (AC) Kapan Memilih Dan Menggunakan IP Camera.

Gunakan IP Camera Jika Dipasang Di banyak Gedung Dalam Satu Area.

Banyak gedung dalam satu area itu seperti apa? Contohnya Rumah Sakit, kalo di Bandung ada RSHS. Areanya luas dan banyak gedung. Dari satu gedung ke gedung lain terpisah oleh jalan-jalan kecil berupa koridor-koridor. Dan semua kamera harus terpantau disatu tempat. Kebayang? Selain rumah sakit, pasang IP Camera di komplek pemerintahan seperti balai kota.


11 November 2017

Cara Setting Rekaman CCTV Di Google Drive Dengan NVR/DVR SPC

Assalamuallaikum, alhamdulillah akhirnya beres juga pembuatan video cara setting rekaman cctv di google driver dengan menggunakan NVR/DVR SPC. Tahukah anda, ini adalah postingan pertama saya dengan video. Harap dimaklum hasil videonya jauh dari kata sempurna.
.
Cara Setting Rekaman CCTV Di Google Drive Dengan NVR/DVR SPC ini terbagi dua langkah. Langkah pertama adalah settingan BINDING NVR/DVR dengan akun google yang saya lakukan via software SCMS. Entah kenapa proses BINDING langsung di menu NVR/DVR belum pernah berhasil. Settingan kedua adalah pembuatan folder, settingan ukuran file yang di upload, dan tipe file yang akan di upload.
.
Sebelum melakukan settingan di SCMS dan NVR/DVR, pastikan anda sudah memiliki akun email gmail.
.
.
Jika ada yang kurang jelas, silahkan email saya atau isi kolom komentar.
.
Silahkan share sekiranya bermanfaat!
.

09 November 2017

Mudahnya Memantau CCTV Dengan NVR SPC-NVR6D08PP-M1A

Dulu, setting internet cctv hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Tak hanya Technical Support cctv yang kesulitan, bahkan praktisi di bagian jaringan komputer tidak semuanya ngeh soal ini. Mulai dari open port sampai dengan setting DDNS.
.

.
Banyak masalah yang timbul seputar pemantauan online ini. Disisi customer yang tampil hanya "Failed to connect", "Disconnected". "Login timeout, dsb. Penyebabnya variatif, mulai dari koneksi internet yang tidak stabil, penyedia layanan DDNS yang kurang handal, updater-nya yang kurang bagus, sampai produknya itu sendiri yang masih ada bugs.
.
Nah, sekarang problematika tersebut sudah mulai banyak berkurang. Salah satu penyebabnya adalah adanya fitur P2P atau CLOUD. P2P menyederhanakan settingan dengan konsep tidak menyentuh router sama sekali. Cukup setting DHCP DAN SCAN BARCODE ID NVR/DVR dan VOILA!....
.
Brand terakhir yang saya test adalah NVR SPC-NVR6D08PP-M1A. Disini saya coba bandingkan antara kehandalan server P2P SPC dan DDNS NO-IP. Dan hasilnya sesuai dugaan saya. P2P SPC sampai detik ini masih stabil terhubung, sedangkan DDNS NO-IP hanya bertahan 1 hari saja. Hari ke-2 DDNS sudah disconnected. Saya tidak mencoba untuk menganalisa lebih lanjut, karena prinsipnya jika sudah ada yang lebih mudah kenapa pake yang ribet?
.
Topologi jaringan NVR ke GPON bisadilihat pada gambar diatas. Untuk settingan IP Address, awalnya saya set ke DHCP terlebih dulu kemudian saya STATIC kan. Hasilnya seperti di bawah ini.
.
Pastikan NVR/DVR sudah terkoneksi ke server CLOUD P2P. Statusnya bisa dilihta di menu NETWORK > CLOUD.

Ada 3 cara untuk memantau NVR SPC-NVR6D08PP-M1A.
  1. Menggunakan apps SPC PRO Cloud.
  2. Menggunakan Browser Internet Explorer.
  3. Menggunakan software desktop SCMS.
.

Menggunakan Apps SPC PRO Cloud

Diperlukan registrasi terlebih dulu untuk pemantauan cctv menggunakan Apps dan browser. Registrasi diperlukan untuk kemudahan pengelolaan lebih dari satu DVR/NVR. Registrasi bisa dilakukan langsung di Apps atau menggunakan browser, via apps lebih cepat dan simpel. Berikut caranya setelah membuka apps SPC PRO CLOUD.
.

Uncheck (jangan di checklist) pilihan Remember Password dan Auto Login untuk mencegah orang lain dari melihat list DVR/NVR. Tapi kalau mau tidak ribet, dan untuk kemudahan, checklist saja opsi tersebut.
.
Selanjutnya adalah penambahan NVR/DVR. Silahkan ikuti alurnya melalui gambar di bawah.
.
.

Sesaat setelah QR Code di scan, apps akan otomatis mengisi CLOUD ID. Password dan Channel number isi sesuai dengan jumlah channel NVR/DVR. Live View: Sub > maksudnya adalah resolusi yang digunakan saat streaming/memantau cctv secara live view/realtime.
Remote Playback: Main > maksudnya resolusi yang digunakan untuk perekaman, karenanya diisi dengan Main, jika diisi dengan Sub maka tidak akan ada hasil streamingnya alias kosong, kecuali di NVR kita merekam dengan 2 resolusi. Klik tombol SAVE untuk menyimpan penambahan device.
.
Proses penambahan ini saya masukan disini langkahnya karena step ini merupakan step krusial. Penambahan DEVICE di Apps akan secara otomatis menambahkan juga NVR/DVR ke server CLOUD SPC. Dimana list DVR/NVR ini kita bisa lihat? Nanti akan saya perlihatkan sebentar lagi di bawah.
.
Untuk Live View dan Playback secara remote bisa diakses via menu yang terlihat pada langkah ke-2 (lihat gambar di atas).

Menggunakan Browser Internet Explorer

NVR SPC dan variannya (DVR, IP Camera) masih menggunakan ActiveX. ActiveX hanya berjalan di browser Internet Explorer, lain tidak. Walaupun di Chrome dan Firefox ada plugin-nya, tetap saja ke-2 browser tersebut masih “auto generated anaqi DCMA” menggunakan msein Internet Explorer tatkala menggunakan ActiveX, dan malah jadi double processingnya. Jadi saat Device CCTV hanya support ActiveX, jalankan saja menggunakan browser Internet Explorer.
.
Untuk mengakses NVR/DVR via browser, buka address berikut www.spc-cctv.com menggunakan Internet Explorer. Tampilan awalnya seperti berikut:
.
2017-11-03_19-04-34

UserName dan Password diisi dengan akun yang sudah dibikin sebelumnya menggunakan apps. Klik Login, tampilan berikutnya bisa dilihat di bawah. Yang saya beri kotak merah adalah DVR dan NVR yang sudah saya add via Apps SPC PRO Cloud.
.
Device yang online dan bisa diakses via internet ada tanda ceklis hijau. Sedangkan device ke-2 merupakan DVR yang sedang offline dan tidak dapat di akses.
  .
spc via web browser 3
.
Berikut adalah tampilan saat mengkases NVR yang sedang online. Tampilan via CLOUD dan LAN (Lokal) tampilannya persis sama kecuali untuk LAN tanpa menu samping. Ini yang saya suka dari CLOUD SPC, kita bisa mengakses full menu NVR/DVR. Biasanya DVR jadul hanya bisa dilihat gambar saja tanpa menu, jika diakses via CLOUD.
.
spc via web browser nc
.
spc via web browser
.
2017-11-04_01-15-20
Mantepkan? Jadi pastikan untuk para Technical Support supaya registrasi terlebih dahulu, dan usahakan membuat akun tambahan untuk maintenance dan memantau online tidaknya NVR/DVR customer.
.

Menggunakan software desktop SCMS

Software SCMS bisa didapatkan pada CD bawaan NVR/DVR/IP Camera. Apa saja fungsi dan kelebihan software SCMS ini? Saya coba runut satu persatu:
  1. Memantau (Live view) real time banyak NVR/DVR/IP Camera di banyak lokasi.
  2. Memutar ulang (Play back) hasil rekaman NVR/DVR/IP Camera di banyak lokasi.
  3. Setting konfigurasi NVR/DVR dari jarak jauh.
Sebenarnya masih banyak lagi fungsi lainnya seperti Alarm Manager, Record Manager, tapi ke-3 fungsi diatas yang sering digunakan di lapangan.
.
Bagaimanakah tampilannya?
Berikut tampilan awal SCMS. User default admin dan password-nya kosongkan saja.
2017-10-23_15-26-02

Menu utama konfigurasi. Di menu utama inilah operasional live view, playback, remote configuring bisa dieksekusi. Sedikit penjelasan menu yang sering digunakan.

Main View
Digunakan untuk memantau satu atau lebih NVR/DVR/kamera. Di menu Main View ini pula bisa dioperasikannya kamera PTZ.

Playback
Sudah jelas, menu ini digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman dari banyak NVR/DVR. Selain itu juga bisa untuk mem-backup hasil rekaman.

RemoteConfig
Digunakan untuk melakukan settingan NVR/DVR secara jarak jauh via jaringan LAN/internet. Semua menu NVR/DVR akan diangkut dan ditampilkan di menu ini.

Configuration
Digunakan untuk mengatur settingan software SCMS ini sendiri seperti pengaturan letak folder untuk perekaman menggunakan SCMS, pengaturan Auto Login, dan pengaturan lainnya.
2017-11-09_18-16-23


Tampilan Main View. Channel yang dilihat bisa dicampur, tidak hanya dari satu NVR/DVR, tapi bisa dari berbagai lokasi disatukan dalam satu view.
PSC SCMS

Tampilan Playback.
2017-11-09_18-21-58

Tampilan Remote Config
2017-10-22_06-04-46

Untuk memulai manajemen NVR/DVR/IP Camera, terlebih dahulu harus ditambahkan device yang dimaksud. Jika yang akan ditambahkan terkoneksi via LAN (Lokal) maka SCMS secara otomatis akan mendeteksi dan menampilkannya di menu DEVICE MANAGER. Jika sudah terdeteksi oleh SCMS, langsung saja ceklist dan klik tombol Add. Jika device yang akan ditambahkan terkoneksi via Internet maka gunakan CLOUD ID. Jangan lupa user name dan password NVR/DVR.

2017-11-09_19-11-19


Kesimpulan

  1. Artikel kali ini hanya menjelaskan secara garis besar kemudahan melihat cctv SPC menggunakan 3 media, yaitu menggunakan Apps SPC PRO Cloud, Browser Internet Explorer, dan software dekstop SCMS.
  2. Walaupun hanya menggunakan CLOUD ID, NVR/DVR tetap bisa diakses FULL FEATURE layaknya via LAN melalui BROWSER INTERNET EXPLORER dan SCMS, dan TIDAK MEMERLUKAN DDNS.
  3. NVR/DVR SPC masih menggunakan ActiveX karenanya tidak bisa diakses secara NATIVE dari browser non IE (CHROME, FIREFOX, dll).
  4. CLOUD ID (P2P) SPC sudah sangat stabil, dan ini yang bikin pede installer. Dengan low budget, cctv yang dipasang selain menghasilkan gambar yang bagus juga koneksi internet yang stabil.
Artikel diatas ditulis berdasarkan hasil pengetesan selama kurang lebih 1 bulan menggunakan NVR SPC. Mohon koreksi dan komentar jika ada kesalahan dan kekurangan.
.
Silahkan share jika dirasa bermanfaat.
.

05 November 2017

Tarikan Kabel IP Camera Semudah CCTV Coax Menggunakan NVR 8 MP SPC-NVR6D08PP-M1A

NVR SPC 8 MP
Sebelum anda lanjut membaca artikel ini saya asumsikan ANDA TELAH menge-TAHU-i cara meng-CRIMPING RJ45 seperti pada tulisan ini ---> cara crimping RJ45. DAN alangkah lebih baiknya membaca juga artikel-artikel berikut:
  1. Tentang POE.
  2. Lanjutan Tentang POE.
  3. POE Injector Dan Splitter.

26 October 2017

23 April 2017

Cara Setting CCTV Online Via Hotspot Android

Eksperimen berikut hanya iseng-iseng berhadiah saja. Saya mencoba meng-online-kan DVR CCTV menggunakan HOTSPOT ANDROID sebagai JALUR UTAMA INTERNET-nya, bukan indiehome, bukan firstmedia, dan bukan provider FO based lainnya. Para pembaca bisa menggunakan media internet wifi apapun sebagai media online cctv. 

12 October 2016

HDCVI, Teknologi HD Over Coax Paling Matang!

Jauh sebelum saya membuat tulisan ini saya telah memposting tulisan pendahuluan tenang HDCVI disini. Dulu HD Over Coax tidak seramai sekarang. Bahkan istilah HD sering kali digunakan dengan salah kaprah. Dan alhamdulillah seiring berjalannya waktu rekan-rekan yang bergelut di dunia cctv sudah mulai memahami apa HD CCTV itu sendiri.

pentabird

07 October 2016

HDTVI, CCTV HD Over Coax Seribu Umat?

Apa Itu HDTVI?

HDTVI atau High Definition Transport Video Interface dikembangkan oleh Techpoint, perusahaan yang membuat semikonduktor di Amerika. HDTVI muncul setelah AHD dan HDCVI terlebih dulu beredar di pasaran cctv.

apa itu HDTVI

Sama seperti kompetitornya, HDTVI dikembangkan untuk mengatasi kekurangan pada cctv sistem analog. Baik AHD, HDCVI, dan HDTVI, pada awal kemunculannya masih dibarengi dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Seiring berjalannya waktu baik AHD, HDCVI, dan HDTVI nyaris mempunyai fitur yang sama persis.

06 October 2016

AHD, CCTV HD over Coax Terbaik? Yakin? Baca Dulu Artikel Ini


AHD CCTV merupakan titik awal dimulainya teknologi baru CCTV HD over Coax yang sebelumnya resolusi HD hanya ada pada IP Camera. Ada 3 teknologi HD over Coax yang ada dipasaran termasuk AHD, dua lainnya yaitu HDCVI dan HDTVI. Baik AHD, HDTVI, dan HDCVI menawarkan fitur yang kurang lebih sama. Dan tahukah pembaca? Dengan adanya 3 pilihan tersebut tidak hanya masyarakat awam yang bingung untuk memilih tetapi terkadang para praktisi cctv pun mengalaminya. TukangCCTV.top akan mencoba berbagi literatur tentang AHD CCTV dari berbagai sumber,

AHD CCTV atau Analog HD atau Analog High Definition CCTV dikembangkan oleh produsen chipset Korea Nextchip sekitar tahun 2014 dan saat itu masih AHD versi 1.0 (AHD1.0) ada juga yang menyantumkan AHD 0.8. Maximum resolusi yang dihasilkan oleh AHD1.0 adalah 720p (1280x720). Baru pada tahun 2015 AHD2.0 di release dengan maximum resolusi 1080p (1920x1080).

Berbeda dengan teknologi HD lainnya, Nextchip menawarkan One-Chip Solution untuk ISP dan DSP-nya, ISP (Image Signal Processing) dan DSP (Digital Signal Processing).Chip ISP terdapat di kamera cctv sedangkan chip DSP dipasang di DVR,

idp dsp AHD

22 May 2016

Apa arti 75-3 Coaxial Cable Pada Spesifikasi Kamera CCTV?

Mungkin ada beberapa pembaca yang pernah membaca spek kamera terutama merk Dahua di bagian General, Transmission distance. Disitu tertera Over 500m via 75-3 coaxial cable. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah.

753

Tulisan kali ini akan menjelaskan apa itu Coaxial Cable 75-3. Sebelumnya ada baiknya para pembaca terlebih dulu merefresh apa itu coaxial cable disini.

Selain coaxial cable 75-3 ada beberapa tipe lainnya, yaitu 75-2, 75-3, 75-4, 75-5, dan 75-7. Tabel lengkapnya sbb.